Bersama Bahagia Dalam Naungan Islam

Rindumu Yang Tak Seperti Rindunya


Bisa jadi kini kau dalam kejauhan berjarak dari bapak dan ibumu, kejauhan bermasa lama tak bersua dengan keduanya, tapi dalam kejauhanmu itu kau baru merasakan kedekatan dengannya, tanpa jauh adanya kau takkan pernah merasa dekat itu ada, tanpa berpisah, keindahan bersua takkan pernah pula terasa adanya.

Ada saatnya bersua dan bersama, entah lama atau sebentar, datang pula setelahnya berpisah dan jauh, entah bermasa lama atau tidak. Keberpisahan melahirkan kerinduan bersua, tapi kerinduan dua orang yang terpisah tak pernah sama.

Kerinduanmu akan kedua orang tuamu tak merayap sepanjang waktu, ada kalanya rindumu menyelimuti seharimu, tapi pula ada harimu yang tak merindu sama sekali akan orang tuamu. Itulah kamu sebagai seorang anak dari Bapak dan Ibumu, Cinta dan rindurmu sepanjang galak, cinta dan rindu orang tuamu sepanjang masa.

Kau kini belum merasakan adanya cinta dan rindu orang tua yang merajut sepanjang masa akan anak-anaknya, karena kau belum menjadi orang tua bagi anak-anakmu, mungkin karena kau belum beristeri sepertiku, bagaimana punya anak, isteri saja belum bersanding di sampingmu, pula aku.

Atau kau telah beristeri, tapi kau belum terkaruniai seorang anak. Bisa jadi kau telah beranak pinak, tapi anak-anakmu belum pernah berpisah jauh dan bermasa lama dari pandanganmu.

Rindu orang tua akan anak-anaknya akan terus terasa kala sehat, terlebih sakitnya. Saat masak, Ibumu merindukanmu dan memandang bangku di depannya seolah kau sedang duduk di atasnya. Kala mandi, Ibumu merasakan kehadiranmu yang dulu ria dan kadang menangis dalam guyuran air sumur yang dingin. Di saat makan, ia teringat suapan-suapan makan yang lezatnya tersantap olehmu.

Saat hendak tidurnya, ia meneteskan air mata rindu dan khawatir akan kesehatan dan kondisi ragamu. Kala berdiri shalat, ia pun merasakan kerinduan yang sangat akan kehadiran dan suanya denganmu, dan semakin tenggelamya ia dalam munajat doa agar kau tetap berada dalam sehat dan riangmu. Dan seterusnya, tiada masa dan geraknya berlalu melainkan ibumu merindukan keberadaanmu dan betapa inginnya memeluk tubuhmu.

Pula Bapakmu, jangan kau kira hanya ibumu yang selalu terlelap dalam rindumu. Bapakmu juga sangat merindukan kau duduk dan bercengkrama di sampingnya. Bermasa lamanya kerinduannya terpendam dihatinya, betapa ingin sekali ia bersua dan bersamamu seperti sebelum berpisahmu dengannya. 

Kau kira suaramu yang terlantun dalam cakapan di telephon telah menghapus rindunya, Kau anggap senyum dan riangmu yang terdengar olehnya di telephone telah meredam rindu-rindunya ? SAMA SEKALI TIDAK.

Ia hanya menghapus sesaat dan sedikit apa yang terasa dan terpendam selama ini olehnya. Ia hanya sedikit hiburan yang mengenyahkan tangis rindu yang tertumpah darinya, tapi sesaat kau tutup telephone itu dan menghilanglah suaramu, ia kembali merindu dalam kerinduan yang tak terobati oleh suaramu, melainkan ia benar-benar melihat dan bisa merengkuh ragamu di hadapannya.

Itulah rindu orang tua akan semua anak-anaknya, meski dulu anaknya adalah seorang anak yang nakal, ia pasti akan tetap merasakan kerinduan untuk bersua dengannya kala ia berjauh dan bermasa lama tak bersama dengan dirinya.

Kau takkan pernah merasakan kerinduan seberat itu selagi kau masih sendiri meski jauh darinya. Kau baru merasakan rindu itu kala kau benar-benar telah menjadi orang tua yang sesungguhnya untuk anak-anakmu. Kalau kau benar-benar berpisah jauh dan bermasa dari anak-anakmu.

Hidupkanlah rindumu untuknya, sebelum keberpisahan dirimu dengannya untuk selama-lamanya, sebelum mereka benar-benar jauh untuk selamanya. Berusahalah untuk berkunjung dan bersua dengannya, meski jarak menjauhkan mereka dari sisimu.

Bercengkrama dan berrialah dengan mereka, meski hanya lewat telephone yang kau deringkan tiap sehari atau seminggunya. Janganlah kau menunggu ia menderingkan telephonenya untukmu, tapi deringkanlah telephonemu sebelum telephonenya mendering di telingamu.

Sungguh mereka sangat merindukannmu, sungguh mereka sangat berharap bisa bersua dan bersamamu dalam setiap harinya, sungguh mereka sangatlah berharap kau tetap dekat dan takkan pernah berjauh darinya, sungguh ia sangat berharap kau merawat dan menjaganya di sisa umurnya sebagaimana kau dulu dalam timangannya.

Wallohu a’lam bishowab
Share:

Tidak ada komentar:

PALING BANYAK DIBACA

ARSIP

Followers

Arsip Blog