Betapa banyaknya
dosa-dosa tertumpukan dalam diri kita dalam setiap harinya, begitu seringnya
kesalahan dan ketergelinciran
berselancar dalam hati dan raga ini, entah itu yang tersengaja, terasa
dan terzahirkan dalam pandangan kita, atau ia yang tiada tersengaja sama sekali
adanya, tak terasa dan pula tersembunyi dari pandangan dan pengawasan kita.
Seandainya
dosa-dosa itu Allah zahirkan dalam sebuah warna hitam pekat, maka betapa hitam
kelamnya raga kita tertutupi olehnya hingga tiada terkenali lagi sebagai
seorang manusia.
Atau dosa-dosa
itu terzahirkan sebagai sebuah batu kerikil, maka betapa beratnya beban yang
harus terpikul dalam pundak kita, bahkan kita pasti akan terkubur oleh
tumpukan-tumpukan kerikil itu karena saking banyaknya dan tak berbilang lagi
akan dosa-dosa yang pernah kita lakukan.
Atau dosa-dosa
itu terzahirkan sebagai sebuah bau busuk, maka betapa busuknya aroma raga ini
saat tercium oleh manusia bahkan oleh hewan yang ada di sekeliling kita, mereka
pun akan menjauhi kita dan akan mencibir akan keburukan yang menempel dalam diri
kita.
Tapi karena
kemurahan Allah, di mana Dia adalah Ar-Rahman [ Yang Maha pengasih ], Ar-Rahim
[ Yang Maha penyayang ] dan Al-Ghofur [ Yang Maha Pengampun ], Allah jadikan
dosa-dosa itu sesuatu yang tak terzahirkan dan tak terlihat dari pandangan
kita.
Pula karena kemurahan-Nya, Allah perintahkan kepada umat
ini untuk beristighfar agar dosa-dosa kecil yang pernah diperbuatnya bisa
terhapuskan. Dan dengan taubat nasuha untuk menghapuskan dosa-dosa besar yang
pernah dilakukannya.
Rasulullah telah
bersabda ;
من قال
أستغفر الله الذي لا إله إلا هو الحي القيوم وأتوب إليه غفرت ذنوبه وإن كان قد فر
من الزحف
[ Barang siapa mengucapkan “ Astaghfirullah aladzi laa ilaa ha
illa huwal hayul qayyum wa atuubu ilaih “, maka akan terhapus dosa-dosanya
[ maksudanya dosa kecil ] meskipun ia pernah melarikan diri dari medan
peperangan ] [ HR. Abu Dawud ; 1517 dan At-Tirmidzi ; 3577 ]
Allah berfirman tentang perintah taubat nasuha kepada para
hamba-Nya ;
يا أيها الذين
آمنوا توبوا إلى الله توبة نصوحا عسى ربكم أن يكفر عنكم سيئاتكم ويدخلكم جنات تجري
من تحتها الأنهار
[ Wahai orang-orang yang beriman ! bertaubatlah kepada Allah
dengan taubat yang semurni-murninya, mudah-mudahan Tuhan kamu akan menghapus
kesalahan-kesalahanmu, dan memasukkan kamu ke dalam surga-surga yang mengalir
di bawahnya sungai-sungai ] [ QS.
At-Tahrim ; 8 ]
Dan kemurahan-Nya pula, Allah masih memberikan kesempatan kepada
kita - setelah seringnya kita berbuat dosa dan kesalahan – untuk memperbaiki diri
dan menumpuk kebaikan dan amal shalih lainnya selama maut belum menghampiri
raga kita. Dan kebaikan-kebaikan yang kita perbuatnya akan menghapuskan
kesalahan-kesalahan yang pernah kita lakukan.
Allah berfirman ;
إن الحسنات يذهبن
السيئات
[ Perbuatan-perbuatan baik itu menghapus kesalahan-kesalahan ] [
QS. Hud ; 114 ]
Lihatlah dan renungkanlah, bagaimana Allah memerintahkan kepada
kaum Nabi Musa yang berbuat dosa untuk bertaubat dengan cara membunuh dirinya
sendiri, inilah tebusan atas perbuatan dosa yang pernah dilakukannya.
Allah berfirman ;
وإذ قال موسى لقومه
يا قوم إنكم ظلمتم أنفسكم باتخاذكم العجل فتوبوا إلى بارئكم فاقتلوا أنفسكم ذلكم
خير لكم عند بارئكم فتاب عليكم إنه هو التواب الرحيم
[ Dan [ ingatlah ] ketika Musa berkata kepada kaumnya, “ wahai kaumku
! kamu benar-benar telah menzalimi
dirimu sendiri dengan menjadikan [ patung ] anak sapi [ sebagai
sesembahan ], karena itu bertaubatlah kepada penciptamu dan bunuhlah dirimu.
Itu lebih baik bagi dirimu di sisi penciptamu. Sungguh, Dialah Yang Maha
Penerima taubat, Maha Penyayang ] [ QS. Al-Baqarah ; 54 ]
Pula lihat dan perhatikanlah, betapa banyaknya manusia yang
mengingkari risalah Nabi Muhammad – shallallahu alaihi wa sallam -, mencerca,
menghujat dan menuduhnya dengan tuduhan yang keji dan tiada berdasar sama
sekali.
Namun, Allah tiadalah menimpakan bencana dan hukuman secara
langsung kepada umat ini yang telah mengingkari risalah beliau sebagaimana
halnya yang telah Allah timpakan adzab dan hukuman secara langsung terhadap
umat-umat sebelumnya yang telah ingkar kepada Nabi-Nabinya.
Di mana di antara mereka ada yang diadzab denga hujan batu panas,
angin kencang, sambaran petir, ditenggelamkan dalam lautan, dan adzab-adzab
lainnya yang ditimpakan secara langsung kepada mereka.
Perhatikanlah beberapa ayat berikut ini dalam surat Adz-Dzariyat yang telah menceritakan keadaan mereka ;
قال فما
خطبكم أيها المرسلون (31) قالوا إنا أرسلنا إلى قوم مجرمين (32) لنرسل عليهم حجارة
من طين (33) مسومة عند ربك للمسرفين (34) فأخرجنا من كان فيها من المؤمنين (35) فما
وجدنا فيها غير بيت من المسلمين (36) وتركنا فيها آية للذين يخافون العذاب الأليم
( 37 ) وفي موسى إذ أرسلناه إلى فرعون بسلطان مبين (38) فتولى بركنه وقال ساحر أو
مجنون (39) فأخذناه وجنوده فنبذناهم في اليم وهو مليم ( 40 ) وفي عاد إذ أرسلنا
عليهم الريح العقيم (41) ما تذر من شيء أتت عليه إلا جعلته كالرميم ( 42 ) وفي ثمود إذ قيل لهم تمتعوا حتى حين (43)
فعتوا عن أمر ربهم فأخذتهم الصاعقة وهم ينظرون (44) فما استطاعوا من قيام وما
كانوا منتصرين (45) وقوم نوح من قبل إنهم كانوا قوما فاسقين (46)
31.
Ibrahim bertanya: "Apakah urusanmu Hai Para utusan?"
32.
Mereka menjawab: "Sesungguhnya Kami diutus kepada kaum yang berdosa (kaum
Luth),
33.
Agar Kami timpakan kepada mereka batu-batu dari tanah,
34.
Yang ditandai di sisi Tuhanmu untuk membinasakan orang-orang yang melampaui batas".
35.Lalu
Kami keluarkan orang-orang yang beriman yang berada di negeri kaum Luth itu.
36.
Dan Kami tidak mendapati negeri itu, kecuali sebuah rumah dari orang yang
berserah diri.
37.
Dan Kami tinggalkan pada negeri itu suatu tanda bagi orang-orang yang takut
kepada siksa yang pedih.
38.
Dan juga pada Musa (terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah) ketika Kami
mengutusnya kepada Fir'aun dengan membawa mukjizat yang nyata.
39.
Maka Dia (Fir'aun) berpaling (dari iman) bersama tentaranya dan berkata:
"Dia adalah seorang tukang sihir atau seorang gila."
40.
Maka Kami siksa Dia dan tentaranya lalu Kami lemparkan mereka ke dalam laut,
sedang Dia melakukan pekerjaan yang tercela.
41.
Dan juga pada (kisah) Aad ketika Kami kirimkan kepada mereka angin yang
membinasakan,
42.
Angin itu tidak membiarkan satupun yang dilaluinya, melainkan dijadikannya
seperti serbuk.
43.
Dan pada (kisah) kaum Tsamud ketika dikatakan kepada mereka:
"Bersenang-senanglah kalian sampai suatu waktu."
44.
Maka mereka Berlaku angkuh terhadap perintah Tuhannya, lalu mereka disambar
petir dan mereka melihatnya.
45.
Maka mereka sekali-kali tidak dapat bangun dan tidak pula mendapat pertolongan,
46.
Dan (kami membinasakan) kaum Nuh sebelum itu. Sesungguhnya mereka adalah kaum
yang fasik.
Karena
kemurahan-Nya, terkadang kita terlena dan terlupa. Karena kemurahan-Nya, sering
kita bermalas dan enggan giat dalam beramal. Sebagaimana halnya kemakmuran yang terbentang di alam negeri kita yang berlimpah ruah, sering membuat kita terlalu lemah dan
malas berkarya, terkadang menjadikan kita terlalu terlelap dalam keterpurukan
dan lemah untuk maju.
Pula
karena kemurahan-Nya di abad ini yang berupa kemajuan teknologi dan informasi,
terlalu sering membuat kita malas dalam menuntut ilmu dan mengamalkan ilmu yang
telah tertimba, kita terlalu sibuk dengan urusan dunia dan terselimuti nafsu
untuk menggapai dan menumpuknya.
Janganlah
kita hanya terlalu bersandar pada kemurahan-Nya, lantas menjadikan kita
bermalas-malas dalam menuntut ilmu dan beribadah kepada-Nya, berkarya dan bergiat
dalam beramal shalih dan menebar kebaikan terhadap sesama.
Wallohu
a’lam bishowab
Tidak ada komentar:
Posting Komentar