Menulis adalah satu dari sekian cara menuangkan isi hati atau
pikiran, menulis pun bisa jadi sebagai ajang promosi diri atau kelompok, atau
menulis adalah instrument untuk menebar informasi, atau mendeskripsikan suatu
perkara maupun kejadian. Banyak motivasi lain yang melatarbelakangi tulisan
seseorang.
Kita tidak tahu apa yang sebenarnya diperankan di balik layar, karena ini masuk ranah amalan hati. Yang tahu hanya Alloh yang menciptakan hati dan pelaku si empunya hati.
Tapi, kita bisa menilai motif apa di balik tulisan yang di postingkan atau
diterbitkan seseorang. Mungkin ada yang gak terima, " ngapain lu ngurusin
motif tulisan orang, emang lu sendiri dah jago nulis dan hati lu bersih saat nulis,
jangan sok blagu lu !. " Ya, saya memang bukan bermaksud untuk memusingkan
diri ngungkit-ngungkit motif orang menulis, capek sendiri malah, karena itu
urusannya dengan hati, tapi sekedar mengingatkan bahwa hati itu disebut
al-qolbu karena mudah berbolak-balik.
Di awal tulisan niatan kita baik, belum tentu di tengah atau di akhir tulisan niatan itu masih baik. Tulisan itu ditulisnya dengan niatan baik, belum tentu saat mau dipostingkan atau diterbitkan niatan kita masih baik. Inilah pentingnya mengingatkan hati, termasuk apa yang memotivasi tulisan kita.
Mungkin ada yang berkata," janganlah berperasangka buruk pada orang ". Saya tak bermaksud dan mengajak demikian, saya hanya mau mengingatkan bahwa buatlah tulisan yang bermanfaat. Bukan hanya asal menulis, tapi rencanakan dan konseplah maksud dari apa yang kau tuliskan, motivasi kah, inspirasi kah, hiburan kah, atau yang lainnya.
Kawanku, kang Hasan Al-Jaizy pernah berkata, " menulis apa saja selama masa pembelajaran sangatlah bermanfaat ". Pernyataan beliau sangatlah tepat, tapi menurut saya perlu ada penegasan bahwa menulis apa saja selama masa pembelajaran sangatlah bermanfaat, tapi jangan asal menulis, tulislah yang sekiranya esensi tulisan itu bisa terfaidahkan oleh yang lain. Ini penting sekali, sesuatu itu harus terkonsep dan terprogram dengan baik.
Tapi, bagi yang lagi asyik di dunia FB dan lagi mulai semangat nulis, jangan terlalu sering men-tag tulisannya di diding FB teman-temannya, lebih baik tinggalkan kebiasan itu meski kau adalah penulis karbitan atau amatiran, termasuk saya juga penulis amatiran.
" Emang itu salah bro ". Menurut saya gak salah sih, tapi kurang etis saja. Karena itu adalah bentuk pemerkosan teman akan tulisanmu, atau pemaksaan teman untuk membaca tulisanmu. Ini tidak etis, belum tentu temanmu suka membaca, atau mudah bosan membaca tulisan yang panjang, atau tulisannya tak menarik baca menurutnya, atau tak suka membaca postingan yang lebay, atau alasan-alasan lainnya. Dan yang paling mengusik, tak sedikit mereka yang merasa terganggu dengan tag yang terkesan memaksakan orang, terlebih tulisan.
Tulislah apa saja yang sekiranya bermanfaat bagi yang lain, belajarlah kepada mereka yang sudah mahir dalam dunia tulis menulis, terbitkanlah tulisanmu apa adanya, biarkanlah pembaca menilai tulisanmu dengan leluasa, jangan paksakan pembaca untuk membaca tulisanmu, tapi paksakan dirimu untuk menyajikan tulisan yang berbobot, bermanfaat lagi menarik dibaca. Nanti pembaca sendiri yang merasa butuh dan tertarik dengan tulisanmu.
Memarkir sepeda di halaman tetangga taklah mengapa, selama itu hanya sekali dua kali dan tak lebih. Tapi seandinya kau memarkirnya berkali-kali, bahkan sering. Terlebih tak pernah izin sama sekali kepada pemilik lahan. Tentu itu tindakan yang kurang adab dan tidak etis. Karena akan membuat si empunya lahan akan merasa terganggu dan tidak nyaman.
Wallohu a’lam bishowab
Tidak ada komentar:
Posting Komentar