Bersama Bahagia Dalam Naungan Islam

  • RAHASIA DI AKHIR TASYAHUD

    Sukses, ternyata tidak lepas dari kecerdikan dalam memilah dan memanfaatkan kesempatan, apapun bentuk kesuksesan itu. Sehingga memerankan strategi yang baik sangatlah penting dalam kehidupan seorang muslim.

  • SAATNYA AKU TIADA LAGI BERMIMPI

    Hunian super mewah di dunia belum ada apa-apanya jika dibandingkan dengan hunian yang Allah sediakan di surga. Untuk memilikinya pun bukanlah mimpi, bahkan seorang mukmin yang paling miskin pun bisa meraihnya, dan hal itu bukanlah perkara yang mustahil.

  • HAK-HAK ANAK TERHADAP ORANG TUA

    Hak-hak anak bagi orang tua ibarat biji-bijian yang hendak ditanamnya. Apabila biji-bijian ini ketika sebelum maupun setelah ditanamnya diperhatikan dan dirawat dengan baik, niscaya ia akan menjadi tanaman yang subur dan menghasilkan buah yang baik lagi banyak.

  • DOSA-DOSA PACARAN

    Cukuplah bagi kita, khususnya orang tua atau mereka yang di bawah tangannya tergenggam amanah akan pendidikan maupun perkembangan anak-anaknya, bahwa fakta maupun realita yang kerap terdengar dan menjadi santapan sehari-hari kita menunjukkan akan buruknya akibat dari sebuah pacaran.

Rahasia Di Akhir Tasyahud

Sukses, ternyata tidak lepas dari kecerdikan dalam memilah dan memanfaatkan kesempatan, apapun bentuk kesuksesan itu. Sehingga memerankan strategi yang baik sangatlah penting dalam kehidupan seorang muslim. Termasuk dalam memfokuskan bidikan doa agar tepat sasaran.

Anggapan “yang penting berdoa” tidaklah cukup, sebagaimana membidik binatang buruan juga tidak cukup hanya bermodalkan panah ala kadarnya. Butuh strategi yang jitu, salah satunya melesatkan bidikan di waktu yang tepat dengan memakai panah yang bagus. Karenanya manfaatkanlah waktu-waktu yang mustajab karena ia ibarat busur panah yang berkualitas, dan pakailah doa-doa yang bersumber dari al-Qur’an dan as-sunnah karena ia adalah anak panah yang kokoh. Inilah salah satu strategi berdoa yang selayaknya diamalkan oleh setiap muslim.

Busur panah yang berkualitas

Waktu antara tasyahud akhir dan salam ibarat busur panah yang sangat berkualitas, karena ia merupakan salah satu waktu yang mustajab untuk berdoa. Di dalam Sunan at-Tirmidzi, diriwayatkan dari Abu Umamah bahwa ia berkata, “Salah seorang sahabat bertanya, ‘Wahai Rasulullah! Manakah doa yang akan lebih didengar (oleh Allah)?’ Beliau bersabda:

جَوْفَ اللَّيْلِ الآخِرِ وَدُبُرَ الصَّلَوَاتِ الْمَكْتُوبَاتِ

‘Doa di tengah malam yang terakhir dan doa di akhir shalat wajib.’” (HR. at-Tirmidzi no. 3499)

Maksud “Dubur ash-shalawat” dalam hadits ini ialah akhir shalat; jeda waktu setelah tasyahud akhir sampai sebelum salam, bukan setelah salam. Inilah pendapat yang terpilih dan lebih kuat.

Syaikh Ibnu Utsaimin berargumentasi bahwa yang disyariatkan setelah salam hanyalah dzikir, karena Allah berfirman:

فَإِذَا قَضَيْتُمُ الصَّلَاةَ فَاذْكُرُوا اللهَ

“Selanjutnya, apabila kamu telah menyelesaikan (shalat)mu, ingatlah Allah.” (QS. an-Nisa’: 103)

Adapun sesuatu yang dibatasi dengan kalimat dubur ash-shalat, maksudnya ialah doa yang ada di akhir shalat (sebelum salam).[1]

Argumentasi Ibnu Taimiyah lain lagi, menurutnya dubur apa saja seperti halnya dubur hewan, dan setiap dubur hewan itu masih menyatu dengan tubuhnya. Demikian juga dengan dubur shalat (akhir shalat) yang masih menjadi bagian dari shalat. [2]

Anak panah yang kokoh

Di akhir tasyahud sebelum salam, kita boleh berdoa dengan doa apa saja. Karena Rasulullah bersabda:

ثُمَّ لْيَتَخَيَّرْ بَعْدُ مِنَ الْمَسْأَلَةِ مَا شَاءَ أَوْ مَا أَحَبَّ

“Kemudian setelah (membaca tasyahud akhir), hendaklah ia memilih doa yang diinginkan atau yang paling ia sukai.” (HR. Muslim no. 926)

Tapi doa-doa yang bersumber dari Rasulullah jauh lebih utama daripada doa yang kita karang sendiri. Sehingga sebelum kita berdoa sesuai dengan apa yang kita inginkan, seyogyanya kita berdoa dengan doa-doa yang bersumber dari beliau, karena ia akan menjadi anak panah yang sangat kokoh. Terlebih ada doa-doa yang secara khusus diajarkan oleh beliau untuk dibaca setelah tasyahud akhir.

Diriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah bersabda:


إِذَا تَشَهَّدَ أَحَدُكُمْ فَلْيَسْتَعِذْ بِاللهِ مِنْ أَرْبَعٍ يَقُوْلُ :اللَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ وَمِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ وَمِنْ شَرِّ فِتْنَةِ الْمَسِيْحِ الدَّجَّالِ

“Apabila salah seorang dari kalian telah selesai tasyahud, maka berlindunglah dari empat perkara dengan membaca, ‘Ya Allah! sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari siksa neraka Jahanam, siksa kubur, fitnah kehidupan dan kematian, dan dari buruknya fitnah Dajjal.” (HR. Muslim no. 1352)

Dari Ali bin Abi Thalib, dari Rasulullah bahwa hal terakhir yang dibaca oleh beliau antara tasyahud dan salam ialah:

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِيْ مَا قَدَّمْتُ وَمَا أَخَّرْتُ وَمَا أَسْرَرْتُ وَمَا أَعْلَنْتُ وَمَا أَسْرَفْتُ وَمَا أَنْتَ أَعْلَمُ بِهِ مِنِّيْ أَنْتَ الْمُقَدِّمُ وَأَنْتَ الْمُؤَخِّرُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ

“Ya Allah! ampunilah dosa-dosaku yang telah lalu maupun yang akan datang, yang tersembunyi maupun yang nampak, dan dosa yang karena kelalaianku maupun dosa yang Engkau lebih tahu daripada diriku. Engkaulah yang mendahulukan dan yang mengakhirkan, tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Engkau.” (HR. Muslim no. 1848)

Dari Mu’adz bin Jabal bahwa Rasulullah ketika itu menggandeng tangannya, lalu bersabda, “Wahai Mu’adz! Demi Allah, aku sungguh mencintaimu, demi Allah, aku sungguh mencintaimu.” Lalu beliau bersabda, “Aku wasiatkan kepadamu wahai Mu’adz! Janganlah kau lewatkan di akhir setiap shalat untuk membaca:

اللَّهُمَّ أَعِنِّيْ عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ

“Ya Allah! tolonglah aku untuk senantiasa mengingat-Mu, bersyukur kepada-Mu dan beribadah yang baik kepada-Mu.” (HR. Abu Dawud no. 1522)

Inilah beberapa doa yang bersumber dari Rasulullah a yang dianjurkan untuk dibaca di akhir shalat sebelum salam, dan masih ada yang lainnya.

Wallahu a'lam


Referensi
1. Fiqhul Ad’iyah wal Adzkar, Abdurrazzaq bin Abdul Muhsin al-Badr.
2. Asy-Syarh al-Mumti’, Ibnu Utsaimin, dll.


Oleh: Saed as-Saedy, Lc.

____________________
[1] Lihat Asy-Syarh al-Mumti’, 3/201.
[2] Ibid.

Share:

Teruntuk Yang Berkendara

Pembaca yang budiman, seiring kemajuan zaman dan teknologi, alat-alat transportasi semakin moderen dan tersebar ke setiap pelosok negeri. Bisa dikatakan bahwa hampir sebagian besar aktivitas sehari-hari kita tidak terlepas dari kendaraan, baik kendaraan pribadi maupun umum.
Share:

Dosa-Dosa VALENTINE'S DAY



Valentine's Day, momen yang selalu dirayakan pada tanggal 14 Februari yang diklaim sebagai "Hari Kasih Sayang" memang begitu menyedot perhatian banyak orang, khususnya kalangan remaja dan anak muda. Kita bisa saksikan sendiri bagaimana media masa, baik cetak maupun visual, mall-mall, pusat perbelanjaan, pusat hiburan, dan yang lainnya berlomba-lomba menggelar pesta perayaan yang tak jarang berlangsung hingga larut malam bahkan hingga dini hari. Namun yang sangat disayangkan, banyak dari kaum muslimin yang turut serta dalam memeriahkan perayaan itu. Mengapa mereka begitu antusias dengan hadirnya Valentine's Day? Ada apa sebenarnya dengan Valentine's Day?
Share:

Bersama Mertua, Orang Tua atau Ngontrak?


Memiliki rumah sendiri, tinggal bersama isteri sembari menanti hadirnya si buah hati dalam kebersamaan, berpadu dalam suka maupun duka di bawah satu atap, bercanda ria dalam kepulan asap dapur kemandirian adalah harapan bagi setiap pasutri (pasangan suami isteri) yang baru saja mengikrarkan janji sucinya. Idealnya memang seperti itu. Namun faktanya tidak semudah apa yang kita bayangkan.

BERSAMA DALAM SAMPAN BARU PENUH KEMULIAAN

Setiap pasutri yang baru menikah pasti berharap langsung menempati istana yang baru, hidup mandiri, tidak membebani orang tua maupun mertua, meskipun mereka harus mengontrak sebuah rumah atau beberapa petak kamar. Perjuangan semacam ini sungguh mulia sekali di sisi Allah karena semata-mata didasari niatan agar kesucian dan kehormatan mereka selalu terjaga.

Diriwayatkan oleh Abu Hurairah bahwa Rasulullah bersabda:

ثَلاَثَةٌ حَقٌّ عَلَى اللهِ عَوْنُهُمْ : الْمُجَاهِدُ فِي سَبِيلِ اللهِ، وَالمُكَاتَبُ الَّذِي يُرِيدُ الأَدَاءَ، وَالنَّاكِحُ الَّذِي يُرِيدُ العَفَافَ

"Ada tiga golongan yang berhak mendapatkan pertolongan Allah; (yaitu) orang yang berjihad di jalan Allah, budak yang hendak menunaikan (pembayaran untuk memerdekakan dirinya) dan orang yang menikah karena ingin menjaga kehormatannya." (HR. At-Tirmidzi, no. 1655)

Namun jika kondisinya berkata lain, yaitu ketika orang tua atau mertua anda meminta untuk tinggal bersamanya. Bisa karena berbagai alasan, seperti anda adalah anak si mata wayang yang diharapkan mengurusi masa tuanya, anda sebagai anak bungsu sementara semua saudara-saudara anda tinggal jauh dari orang tua padahal orang tua berharap ada anak atau cucu yang selalu menghiburnya, mertua anda sudah sangat tua sementara tidak ada yang mengurusinya selain anda bersama isteri anda sebagai anaknya, atau alasan-alasan lain yang mengharuskan anda tinggal satu atap bersama mereka. Jika demikian, apa yang harus anda lakukan!

SAAT BERSAMA MERTUA ATAU ORANG TUA

Jika kondisi tertentu mengharuskan anda tinggal bersama orang tua anda atau mertua, maka seyogyanya anda harus memperhatikan hal-hal berikut ini:

1. Ikhlas dan janganlah merasa terbebani dengan keberadaan mereka. Niatkan semata-mata sebagai bentuk ibadah kepada Allah dan bakti kepada kedua orang tua. Ingat bahwa mereka dulu begitu ikhlas dan sabar dalam mengurus dan membesarkan anda. Niat ini akan menjadikan anda ringan dalam menjalaninya.

2. Menjaga rasa hormat dan sopan santun di hadapan mereka. Wajib bagi anda untuk selalu bersikap sopan dan menaruh rasa hormat kepada orang tua anda sendiri. Demikian juga kepada mertua anda. Karena menghormati mereka sama saja menghormati dan memuliakan isteri anda. Perintahkan pula isteri dan anak-anak anda untuk melakukan hal yang sama.

3. Bantulah pekerjaan mereka di rumahnya. Sejatinya karakter setiap orang tua tidak pernah mau membebani anak-anaknya, termasuk kepada menantunya. Namun jika kondisi tertentu mengharuskan anda masih tinggal satu atap bersama mereka, anda dan isteri anda harus membantu pekerjaan mereka semampunya selama hak dan kewajibn rumah tangga anda tidak terabaikan.

4. Bersabar saat mendapati tingkah laku mereka yang tidak baik. Terkadang orang tua anda menampakkan tingkah laku yang tidak baik kepada anda atau isteri anda, memicu kekesalan anda dan semacamnya, terlebih ketika usia mereka sudah lanjut. Demikian juga dengan mertua anda. Maka bersabarlah saat menyikapinya, sampaikanlah nasihat dengan cara yang baik dan bijak jika mendapati kesalahan mereka.

5. Hindari konflik. Jauhilah konflik atau hal-hal yang bisa menyulut terjadinya konflik antara anda dengan orang tua anda sendiri atau mertua anda. Berjiwa besar dan tidak egois sangat penting untuk meminimalisir terjadinya konflik dengan mereka. Perintahkan pula isteri anda untuk menjaga hal ini.

6. Perhatikanlah pendidikan dan akhlak anak-anak anda. Ini adalah tanggung jawab anda dan isteri anda. Adapun orang tua maupun mertua anda hanyalah sarana sekunder dalam pendidikan dan perkembangan akhlak bagi anak-anak anda. Namun demikian kebersamaan mereka yang intensif dan akrab sangat mempengaruhi terhadap perkembangan anak-anak. Maka wajib bagi anda untuk mengawasi dan menjauhkan mereka dari hal-hal yang tidak baik yang bisa saja bersumber dari orang tua atau mertua anda.

7. Jaga keakraban dan kasih sayang. Perkara ini sangat penting agar suasana keluarga anda yang masih satu atap dengan mereka tetap sejuk dan bahagia. Keakraban itu bisa tumbuh dengan seringnya bercengkrama bersama, menata komunikasi yang baik, makan bersama, saling membantu pekerjaan yang ada di rumah, mengadakan rekreasi atau liburan bersama-sama.

SAAT NGONTRAK JAUH DARI MEREKA

Dan apabila memungkinkan bagi anda untuk tidak tinggal seatap dengan orang tua atau mertua, maka hal itu lebih baik bagi rumah tangga anda. Walaupun anda harus tinggal di rumah kontrakan bersama isteri dan anak-anda anda. Namun demikian anda tidak boleh melupakan hal-hal berikut ini:

1. Jagalah komunikasi dengan orang tua dan mertua anda. Baik via telepon, sms ataupun sarana lainnya untuk menanyakan kabar kesehatan dan keadaan tempat tinggalnya, minimal sekali dalam seminggu. Jangan lupa libatkan isteri dan anak-anak anda dalam komunikasi tersebut.

2. Perbanyak do'a untuk kedua orang tua. Ajak isteri dan anak-anak anda untuk melakukan hal yang sama. Karena hal ini adalah cermin bagi anak yang shalih dan bentuk bakti kepada kedua orang tua.

3. Sempatkan berkunjung ke rumah orang tua dan mertua anda. Jagalah silaturahmi dengan menyempatkan kunjungan ke rumahnya. Lakukanlah setiap momen liburan kerja jika hal itu memungkinkan. Jika tidak bisa, minimal berkunjunglah sekali dalam setahun saat momen lebaran tiba.

4. Orang tua tidak pernah melupakan anda dan keluarga anda. Sehingga anda tidak boleh melupakan mereka. Selalu do'akan kebaikan untuk mereka. Dan jagalah komunikasi yang baik secara intensif.

5. Kirimkan hadiah untuknya. Meskipun hanya sekadar makanan ringan atau pakaian. Hal ini akan membuat mereka bahagia meskipun anda dan keluarga anda tinggal jauh dari mereka.

6. Jaga senyum mereka dengan kabar baikmu. Orang tua maupun mertua tidaklah pernah menginginkan sesuatu dari anda dan keluarga anda melainkan agar anda dan keluarga anda sukses dan selalu sehat. Mereka sudah sangat senang dan tenang mendengar kabar baik anda dan keluarga anda. Sehingga sudah selayaknya bagi anda dan keluarga anda untuk menjaga pola hidup sehat, baik secara spiritual, moral maupun jasmani.

7. Dekatkan anak-anak anda dengan mereka. Meskipun jarak memisahkan keduanya dan jarang bersua. Anda bisa melakuka hal itu dengan mengakrabkan mereka lewat komunikasi yang baik.

8. Minta do'a kebaikan kepadanya. Jangan lupa mintalah kepada mereka agar selalu mendo'akan kebaikan untuk anda dan keluarga anda. Karena do'a orang tua adalah do'a yang mustajab.

Demikianlah ulasan singkat seputar bagaimana sikap kita dalam menjalin dan menjaga hubungan yang baik antara kita dengan orang tua maupun mertua kita, baik di saat kita tinggal dekat dengan mereka maupun ketika tinggal jauh dari mereka.

Wallahu A'lam


Oleh: Saed as-Saedy


Share:

Bimbang Dalam Pusaran Bintang



Memilih sepertinya mudah, saat objek pilihan sudah di depan mata. Tapi, faktanya memilih itu tak selamanya mudah, terkadang tiba saatnya pilihan itu sulit ditentukan. Entah saat hendak membeli sesuatu, memilih sekolah, berbisnis, bepergian, menikah, ataupun yang lainnya. Ragu, bingung dan bimbang seolah rasa yang sulit dienyahkan. Bukan hanya sehari dua hari, kebimbangan ini bahkan kerap menyelimuti hati berhari-hari.  
Share:

Apa Yang Kau Nanti?


Wahai akhi! Untukmu yang masih membujang, untukmu yang masih bimbang, apa sih yang kau nanti? Apa pula yang kau takuti? Bukankah kau itu laki-laki? fisikmu tangkas, ambisimu tinggi, jiwamu pemberani, bahkan puncak bromo yang menjulang tinggi mampu kau taklukkan, gelar studi di negeri orang tanpa lelah kau kejar, lautan bisnis yang luas terus kau selami, dan tidak hanya itu, berkemul keringat di negeri rantau selama bertahun-tahun tidak pernah kau ratapi. Tapi mengapa kau masih bimbang untuk menikah? kau belum juga berani meminang seorang gadis dari pelukan ibunya? mengapa kau lebih memilih bertahan dalam kesunyian diri melawan jeritan hati kecilmu? Tidakkah usiamu terus mengingatkanmu? Bukankah uban di mahkotamu tiada bosan-bosan membisiki jiwamu? Lantas apa lagi yang kau nanti? Apa pula yang kau takuti?     
Share:

Saatnya Aku Tiada Lagi Bermimpi



Pernahkah kita melihat rumah yang diklaim sebagai rumah terindah dan termegah di dunia? Secara kasat mata sepertinya kita belum pernah melihatnya. Tapi, setidaknya foto-foto yang disuguhkan laman google cukup mengobati rasa penasaran kita. Selintas kita bisa menilai, rumah-rumah itu tidaklah dimiliki melainkan oleh para miliader dunia. Bisakah kita memiliki rumah semacam itu? Sepertinya cukuplah dalam mimpi jawabannya.

Share:

PALING BANYAK DIBACA

ARSIP

Followers