Bersama Bahagia Dalam Naungan Islam

KAMU BUKANLAH AKU


Yang terpunya olehmu bukanlah miliku, apa yang ada pada diriku pula bukanlah milikmu. Kamu miliki kelebihan dan kekurangan, demikian pula aku yang tak lepas dari kekurangan dan kelebihan.
 
Tapi yang sering terasa olehku, aku tertimbun oleh banyak kekurangan di antara banyak kelebihan yang melekat pada dirimu, kelebihan yang kau anggap ada padaku tetap saja terasa sebagai kekurangan yang melilit ragaku. 

Mungkin pula kau merasa seperti yang kurasa, kau hanya manusia yang terlilit oleh tali-tali rapuh yang penuh kurang di sana sini, dan kelebihan yang kupandang pada dirimu kau anggap sebagai kekurangan yang seperti lainnya.

Kau boleh merendah hati, pula dengan diriku, dan itulah yang terpinta, tapi janganlah kau dan aku merendah diri sama sekali. Rendah hati adalah cerminan bahwa kau memandang dirinya tetap kurang dalam kelebihan yang terpandang olehku, tapi kau terus berusaha menyempurnakan diri dan menambal kekurangan yang ada. Rendah hati mengajariku untuk menerima apa yang ada dan berusaha menyempurnakan kekurangan yang terpunya dalam kelebihan yang tertutur dan terlihat olehmu.

Kekurangan yang ada padaku tersempurnakan oleh kelebihan milikmu, dan kelebihan yang terlihat olehmu pada diriku melengkapi kekurangan yang terpunya olehmu. Akhirnya kau memberi dan aku menerima, aku memberi dan kau menerima. Dan kita pun saling berbagi dan memberi, saling mengasihi dan memelas hati.

Dengan kekurangan dan kelebihan inilah kita terlihat, dan kelebihan atau kekurangan menjadikan aku adalah aku dan kamu tetaplah kamu. Tanpa keduanya, jelas aku tak mengenal siapa kamu, pula kau takkan pernah kenal siapa aku.

Tapi dengan keduanya pula, kau bisa meninggi di atasku atau kau akan menjatuhkan dan memendamku ke perut bumi dalam-dalam. Demikian pula denganku, karena keduanya tak terasa aku bisa meninggi di hadapanmu, atau aku berusaha menjatuhkan dan memendammu sedalam-dalamnya.

Dengan keduanya, kau bisa membenci dan mendengkiku, pula dengan diriku, yang akan membencimu dan mendengkimu karena keduanya yang terpunya olehmu.

Dengan keduanya, kita juga bisa saling mengasihi dan mencintai, saling dekat dan memberi, saling mengerti dan memahami. 

Semua kembali ke hati, hanya hati yang akan mengendalikan kita dalam kelebihan dan kekurangan yang kita punya. Dan hati yang bersih yang bisa melihat itu berlebih dan perlu dikurangi, atau melihat itu kurang dan perlu ditambahi. Dan hati yang kotor yang mampu membuat sesuatu yang berlebih menjadi semakin berlebih, atau sesuatu yang kurang akan semakin berkurang.

Peliharalah kebersihan hati dari debu-debu kekotoran hati, dan senantiasalah hati kita terus terkontrol dalam setiap helaian nafasnya, karena hati dikenal sebagai al-Qolbu karena begitu mudahnya ia berbolak-balik akan dirinya dan apa yang ada di dalamnya.

Wallohu a’lam bishowab
Share:

Tidak ada komentar:

PALING BANYAK DIBACA

ARSIP

Followers

Arsip Blog