Bersama Bahagia Dalam Naungan Islam

DERBY LONDON vs DERBY LONTONG


Pertarungan sengit antar dua klub besar papan atas liga Inggris akan terjadi malam ini, yaitu Chelsea versus Arsenal. Chelsea akan menjamu tamunya Arsenal di Stadion Stamford Bridge.

Pertandingan malam ini adalah derby yang sangat dinanti oleh para pecinta sepak bola di seluruh dunia. Ia akan menjadi tontonan yang sangat seru, dan sarat emosi dari para pemain, suporter dan penontonnya.

Derby memang memiliki daya tarik tersendiri dalam dunia sepak bola, karena ia menyuguhkan perseteruan dan persaingan antar dua klub sekota, terlebih jika dua klub itu adalah klub besar dengan puluhan ribu suporter dan penonton fanatik di seluruh dunia.

Demikianlah dunia bola, karenanya manusia sekota bisa menjadi terpetak dan terkotak-kotak, mereka terjebak dalam permusuhan dan persaingan derby yang turun temurun. Celaan, cercaan, saling menjatuhkan, atau membanggakan klubnya adalah pemandangan yang tak asing dalam atmosfir dunia bola.

Aroma fanatik klub sangatlah kental sekali, baik itu dalam dunia pesepakbolaan tanah air, terlebih di benua biru eropa. Akibat fanatik ini kerap sekali terjadi bentrokan fisik antar suporter, yang terkadang bisa menelan korban jiwa. Dalam dunia maya pun tak lepas mereka satroni, bentrok opini dan urat saraf terus bergulir di antara mereka. Yang dilakukannya tidak lain hanya menyebut kebaikan klubnya dan mengumbar berribu cela klub-klub lainnya. Ya, inilah sock teraphy yang sering dilakukan untuk menjatuhkan lawan-lawannya sebelum pertandingan sesungguhnya.

Ternyata dalam dunia islam juga terjadi derby, bukan derby london tapi derby lontong [ lontaran tong sampah ].

Banyak umat islam akhir-akhir ini terjebak dalam derby lontong [ lontaran tong sampah ]. Kenapa harus tong sampah? Karena tong sampah menjadi tempat pembuangan barang-barang tak berguna dan tak layak pakai lagi.

Tong kosong nyaring bunyinya. Itulah sifat tong sampah yang saat kosong nyaring sekali berbunyi kala dipentungnya [ dipukul ]. Tapi saat penuh dengan isi, memang bunyi tak nyaring namun bau busuk dan bau tak sedap lainnya sangat menyengat keluar darinya.

Banyak umat islam terjebak dalam derby lontong ini, terjerumus dalam satu tong sampah, saat mereka kosong dari ilmu dan amal, nyaring sekali lontaran lisan-lisan mereka. Membahas manhaj ustadz fulan, syaikh fulan, jamaah fulan, atau ma'had fulan. Mentahdzir, menjarh, menjelekan, dan mengumbar keburukan atau cela si fulan atau manhajnya yang tak selayak diekspos di kalayak ramai. 

Luruskanlah kekeliruan atau penyimpangan si fulan dengan cara-cara yang santun, bijak dan baik. Janganlah malah mengumbar dan mengorek-orek koreng si fulan agar manusia menjauhi dan membencinya. Ini adalah lotaran sampah dari tong sampah yang tak selayaknya dilakukan. Karena derby lontong hanya akan memunculkan keburukan di tengah masyarakat.

Dan justru kajian-kajian, obrolan, atau tulisan yang semacam ini pun terasa menarik untuk disimak, mata para jamaahnya pun akan melek semua, pertanyaan pula banyak yang terlontarkan. Sementara saat kajian atau pembahasan bertemakan fiqih atau yang semacamnya, ia teranggap pembahasan yang membosankan, sering dibahas, kerap kali didengar, mata-mata jamaahnya pun banyak yang terkantuk-kantuk dan jarang yang melek, dan kajian itu pun sepi dari pertanyaan. Pula dalam hal obrolan atau tulisan yang berisikan semacam itu, bosan manusia menyimaknya atau jarang yang aktif berkomentar.

Banyak mereka terjebak pula dalam fanatik tanpa terasa, fanatik terhadap gurunya, atau syaikhnya, atau ustadznya, atau ma'hadnya, atau organisasinya, atau kelompoknya. Masing merasa bangga dengan apa yang ada pada kelompoknya, dan fanatik mereka telah menciptakan petakan dan kotakan dalam tong sampahnya.

Hal ini persis seperti apa yang diwartakan Allah dalam al-Qur'an, yang artinya ;

فتقطعوا أمرهم بينهم زبرا كل حزب بما لديهم فرحون

[ Kemudian mereka tepecah belah dalam urusan [ agama ] nya menjadi beberapa golongan. Setiap golongan [ merasa ] bangga dengan apa yang ada pada mereka [ masing-masing ] ] [ QS. Al-Mu'minun ; 53 ]

Akibat fanatik ini kerap pula menjadikan umat islam terjebak dalam permusuhan dan kebencian terhadap saudaranya sendiri. Padahal mereka sama-sama umat islam, namun mereka tak bersatu dan malah saling membenci satu sama lain. Karena mereka lebih mengedepankan golongannya tanpa mau berbijak terhadap saudaranya yang tak sefaham dengan dirinya.

Janganlah besar-besarkan kejelekan dan cela syaikh atau ustadz fulan di mata masyarakat awam. Bertabayun [ klarifikasi ] terlebih dahulu terhadapnya sebelum menghukuminya, dan berilah nasihat yang baik di depannya tanpa harus mengumbar keburukan lainnya di depan manusia.

Bukankah Allah telah memperingatkan dalam al-Qur'an ;

يا أيها الذين آمنوا إن جاءكم فاسق بنبإ فتبينوا أن تصيبوا قوما بجهالة فتصبحوا على ما فعلتم نادمين

[ Wahai orang-orang yang beriman ! Jika seseorang yang fasik datang kepadamu membawa suatu berita, maka telitilah kebenarannya, agar kamu tidak mencelakakan suatu kaum karena kebodohan [ kecerobohan ], yang akhirnya kamu menyesali perbuatanmu itu ] [ QS. Al-Hujurat ; 6 ]

Wallohu a'lam bishowab
Share:

Tidak ada komentar:

PALING BANYAK DIBACA

ARSIP

Followers

Arsip Blog