Bersama Bahagia Dalam Naungan Islam

Falsafah Keredupan


Manusia layaknya sebuah anai-anai yang beterbangan di antara berkas-berkas cahaya lampu petromak yang menerobos lorong-lorong kegelapan malam. Lihatlah lampu petromak itu, betapa banyaknya makhluk di sekelilingnya mentransformasi dan mengambil manfaat dari cahaya yang terus memancar tak henti-hentinya.

Kalau kita perhatikan seksama, kita renungkan dengan hati bening nan suci, niscaya kita akan melihat dan merasakan bahwa energi cahaya dan tingkat ketajaman yang terpancar darinya semakin jauh semakin melemah, meredup dan memudar.

Demikianlah salah satu bentuk keagungan Allah sebagai sang Pencipta Yang Maha Mengetahui dan Maha Kuasa atas segala sesuatu.

Ketahuilah wahai saudaraku, bahwa alam semesta diciptakan oleh Allah sarat dengan hal-hal yang menakjubkan akal kita. Dan banyak fenomena alam itu menjadi permisalan bagi kehidupan manusia agar pendekatan psikologi lebih mengena, dan manusia itu sendiri akan mencernanya lebih matang, sehingga ia akan memahami siapakah sebenarnya dirinya, dan hal itu pula akan memudahkan dan menguatkan dirinya untuk menerima syariat Allah yang mulia.

Sebagai contohnya, Allah telah berfirman ;

واضرب لهم مثل الحياة الدنيا كماء أنزلناه من السماء فاختلط به نبات الأرض فأصبح هشيما تذروه الرياح وكان الله على كل شيء مقتدرا

[ Dan berilah perumpamaan kepada mereka [ manusia ], kehidupan manusia adalah sebagai air hujan yang kami turunkan dari langit, maka menjadi subur karenanya tumbuh-tumbuhan di muka bumi, kemudian tumuh-tumbuhan itu menjadi kering yang diterbangkan oleh angin, Dan adalah Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu ] [ QS. Al-Kahfi ; 45 ]

Dan masih banyak ayat-ayat lain, pula hadits Nabi yang menyebutkan perumpamaan atau permisalan yang Allah contohkan bagi kehidupan manusia. Dan perumpamaan-perumpamaan Allah adalah perumpamaan yang paling tinggi, karena Dia-lah Dzat Yang memiliki sifat yang Maha Tinggi.

Wahai saudaraku, di antara ciri manusia yang berakal ialah dirinya senantiasa mengambil ibrah [ pelajaran ] dan hikmah dari setiap apa yang dilihat, didengar, dan dirasakan, baik berupa fenomena-fenomena alam yang ada di sekitarnya maupun dari setiap kejadian yang teralami oleh dirinya sendiri.

Wahai saudaraku, perhatikanlah pancaran cahaya lampu yang anda lihatnya, semakin jauh ia menembus lorong-lorong kegelapan malam, semakin lemah dan redup pula cahaya yang terpancarnya.

Pula demikian dengan kondisi umat manusia yang hidup di zaman sekarang ini, mereka layaknya anai-anai yang beterbangan di antara berkas-berkas cahaya lampu yang semakin jauh semakin melemah dan meredup.

Adapun bola cahaya yang memancar dalam lampu adalah teribaratkan sebagai cahaya al-Qur'an dan As-Sunnah, cahaya yang akan terus menerangi jalan kehidupan, menuntun dan mengantarkannya kepada keselamatan baik di dunia maupun di akhirat.

Barangsiapa yang mendekati bola lampu yang menjadi sumber cahaya, niscaya ia akan mendapatkan kemudahan dan petunjuk dalam meniti jalan untuk sampai di tempat tujuannya. Pula demikian dengan seorang yang semakin dekat dengan al-Qur'an dan as-Sunnah, niscaya ia akan semakin terang dan jelas dalam membedakan jalan-jalan keselamatan dan kesesatan.

Dan kegelapan malam yang meliputi lampu dan anai-anai yang beterbangan di antara berkas-berkas cahayanya adalah sebuah dunia yang dipenuhi dengan nafsu, syhawat dan syubhat. Dan dalam kegelapan itulah berserakan beragam jurang kehancuran dan kebinasaan sebagai ujung dari jalan-jalan kesesatan.

Meredupnya cahaya lampu yang terpancar menggambarkan bentangan masa yang semakin jauh dari sumber cahaya Qur'an dan Sunnah, pula menggambarkan bahwa anai-anai yang berada di antara berkas-berkas cahaya itu adalah kondisi umat manusia yang semakin jauh dari al-Qur'an dan As-Sunnah.

Banyak sunnah Rasul yang ditinggalkan, tidak dipelajari dan tidak ada pengamalan. Sehingga yang muncul adalah lawannya yaitu bid'ah, ditambah orientasi mayoritas manusia untuk mencari dan menumpuk harta dan dunia, sehingga semakin besar dan tersebarlah keobodohan akan agamanya sendiri, akhirnya muncullah sunnah dianggap sebagai bid'ah dan bid'ah dikiranya sebagai sunnah.

Cahaya al-Qur'an dan Sunnah sudah jarang sekali ditemui sebagai lentera di semua lapisan masyarakat, dari masyarakat elite sampai masyarakat bawah, al-Qur'an hanya menjadi pajangan atau hiasan di rumahnya, jarang sekali ia membacanya, terlebih mempelajari, menghayati dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-harinya.

Demikianlah sedikit gambaran akan umat islam secara umumnya di bumi pertiwi ini, pula di seantero jaga raya ini di mana telah menyebarnya kebodohan di setiap lapisan masyarakat tersebab jauhnya mereka dari pengetahuan akan agamanya sendiri, semua itu karena mereka jauh dari membaca, menghayati dan mengamalkan isi al-Qur'an dan as-Sunnah meskipun mushaf-mushaf tertumpuk di rumah-rumah mereka.

Wallohu a'lam bishowab
Share:

Tidak ada komentar:

PALING BANYAK DIBACA

ARSIP

Followers

Arsip Blog