Bersama Bahagia Dalam Naungan Islam

MENDADAK KAYA


Popularitas : keterkenalan atau kemasyhuran. Pop : istilah untuk genre musik tertentu yang mengandung kualitas daya tarik masa yang terlahir tahun 50-an, musik pop adalah istilah yang awalnya berasal dari singkatan popular.. Populer : ngetop, tenar, masyhur, terkenal, kesohor. Ketiga kata tersebut berakar dari satu makna yang sama, yaitu tenar atau terkenal.

Dalam bahasa inggris ada tiga kata yang bermakna sama, tapi berkonotasi sangat beda.


[ 1 ] Well known : terkenal dalam arti umum, bisa baik atau buruk. 

[ 2 ] Popular : terkenal dan disukai banyak orang, terkenal dengan konotasi positif

[ 3 ] Notorious : terkenal dan dibenci banyak orang karena kejahatan atau keburukannya, terkenal dengan konotasi negatif.

Dalam dunia islam Nabi Muhammad sebagai tokoh populer, dan Fir'aun adalah sosok notorius. Dalam dunia perfilman indonesia ada Dedi Mizwar sebagai tokoh artis terkenal, dan Julia Perez adalah sosok artis notorius. 

Tapi dalam bahasa indonesia makna terkenal, baik berkonotasi positif maupun negatif hanya terwakili oleh satu kata, yaitu POPULER. Entah ia dikenal banyak orang karena keburukan dan kejahatannya, atau terkenal karena kebaikannya, semua dikatakan sebagai orang populer. 

Semua orang bisa menjadi populer di kalangan masyarakat luas dengan perilaku dan tindak tanduk hayatnya, entah itu baik atau buruk, baik tersengaja atau tak disengaja, terlebih di masa sekarang ini dengan kemajuan tekonlogi dan informasi. Dan dunia perbinatangan pun tak mau ketinggalan, sampai dunia lain pun ikut-ikutan. Dalam hitungan menit mereka bisa kesohor hingga ke manca negara. 

Anda ingat kasus Shinta Jojo, gara-gara lipsing lagu keong racun yang terupload di youtobe membuat keduanya mendadak jadi artis populer nusantara. Atau gangnamstyle ala korea yang meledak populer hingga mancanegara gara-gara tarian uniknya.

Tidak sedikit mereka dihujat kepopularitasannya karena keburukan dan kejahatan yang membuatnya tersohor. Betapa banyak mereka yang dipuji karena kebaikan, prestasi, ketampanan, kecantikan, kekayaan, jabatan, bahkan dipuja sampai dituhankan mengalahkan Tuhan mereka yang sesungguhnya.

Yang tersohor telah menyihir, yang terkenal menjadi idola, yang ngetop menjadi panutan hidup, yang masyhur telah menjadi yang baik hancur. Inilah realita keterkenalan dan kesohoran yang membahana dan menyihir anak-anak muda di seluruh dunia. Dalam dunia musik, sepak bola, otomotif, ratu kecantikan, dan seterusnya. 

Mereka rela menghabiskan hartanya demi bertemu idolanya, hidup dan mati pula tertaruhkan demi menjaga kehormatan idola, beragam mode, style hingga gaya hidup rela mereka jalankan hanya demi nama sang idola teringat dan terabadikan. 

Mereka pun menjadi tergila-gila dengannya sampai ada yang gila beneran karenanya. Pakaian, poster, foto, stiker, bendera, kaset cd/dvd, atau apa saja yang menjadi simbol dan pengingat akan idolanya menjadi kelaziman yang harus dimiliki melebihi kata wajib.

Maka muncullah beragam komunitas pencita dan pembela fanatik idolanya, seperti madridista suporter fanatik real madrid, the jak mania suporter fanatik persija, tukulista penggemar tukul arwana, dan seterusnya.

Kehidupan pun menjadi terkotak-kotak, berpetak-petak, fanatisme tertuhankan, permusuhan dan kerusuhan mewarnai keseharian, tema obrolan pun tak seru dan mengasyikan tanpanya, warta tentangnya pula menjadi komoditi bisnis yang menjanjikan. 

Di mana kehidupan beragama mereka? Termarginalkan. Di mana panutan hidup mereka yang sejatinya? Terlupakan dan kalah oleh fanatisme kelompok. Di mana sosok teladan hidup yang sesungguhnya ? Terlalaikan dan kalah tenar oleh idolanya. Di mana hati mereka dalam menyongsong hidup setelah matinya ? Terbutakan oleh dunia dengan beragam kenikmatan semu dan fitnahnya.

Wallohu a'lam bishowab
Share:

Tidak ada komentar:

PALING BANYAK DIBACA

ARSIP

Followers

Arsip Blog