Bersama Bahagia Dalam Naungan Islam

  • RAHASIA DI AKHIR TASYAHUD

    Sukses, ternyata tidak lepas dari kecerdikan dalam memilah dan memanfaatkan kesempatan, apapun bentuk kesuksesan itu. Sehingga memerankan strategi yang baik sangatlah penting dalam kehidupan seorang muslim.

  • SAATNYA AKU TIADA LAGI BERMIMPI

    Hunian super mewah di dunia belum ada apa-apanya jika dibandingkan dengan hunian yang Allah sediakan di surga. Untuk memilikinya pun bukanlah mimpi, bahkan seorang mukmin yang paling miskin pun bisa meraihnya, dan hal itu bukanlah perkara yang mustahil.

  • HAK-HAK ANAK TERHADAP ORANG TUA

    Hak-hak anak bagi orang tua ibarat biji-bijian yang hendak ditanamnya. Apabila biji-bijian ini ketika sebelum maupun setelah ditanamnya diperhatikan dan dirawat dengan baik, niscaya ia akan menjadi tanaman yang subur dan menghasilkan buah yang baik lagi banyak.

  • DOSA-DOSA PACARAN

    Cukuplah bagi kita, khususnya orang tua atau mereka yang di bawah tangannya tergenggam amanah akan pendidikan maupun perkembangan anak-anaknya, bahwa fakta maupun realita yang kerap terdengar dan menjadi santapan sehari-hari kita menunjukkan akan buruknya akibat dari sebuah pacaran.

Mendulang Hikmah Kisah Nabi Ibrahim

Nabi Ibrahim adalah sosok seorang Nabi yang nama dan kisah hidupnya diabadikan oleh Allah dalam al-Qur’an. Hal ini mengisyaratkan akan kemuliaan pribadi beliau dan juga riwayat hidupnya. Yang mana, ia dapat dijadikan sebagai pelajaran bagi orang-orang yang hidup setelahnya.

Demikianlah Allah menjadikan kisah-kisah para Nabi dan umat-umat terdahulu sebagai sumber ibrah [ pelajaran ] maupun hikmah bagi mereka yang hidup sesudahnya. Oleh karena itu, dulanglah beragam hikmah dan ibrah dari kisah-kisah yang Allah ceritakan dalam al-qur'an maupun Rasulullah sampaikan dalam haditsnya.

Allah berfirman ;


فَاقْصُصِ الْقَصَصَ لَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُوْنَ

" Ceritakanlah kisah-kisah itu kepada mereka, mudah-mudahan mereka berfikir " [ QS. Al-A’raf ; 176 ]


لَقَدْ كَانَ فِيْ قَصَصِهِمْ عِبْرَةٌ لِأُولِى الْأَلْبَابِ

" Sungguh pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang yang mempunyai akal " [ QS. Yusuf ; 111 ]

Pelajaran hidup Nabi Ibrahim begitu panjang dan melelahkan, namun dibalik semua itu terpancar kemilau mutiara-mutiara hikmah yang sangat berharga bagi orang-orang yang hidup setelahnya.

Semakin tinggi sebuah pohon berdiri, semakin kencang terpaan angina terhadapnya. Kalau kualitas keimanan ibarat sebilah pisau, maka ujian adalah batu asahan yang akan mempertajamnya.

Demikianlah gambaran yang pantas akan perjalanan hidup beliau yang dipenuhi rintangan semak dan duri ujian, cobaan dan tantangan hidup yang membuatnya semakin tinggi kualitas keimanan dan mentalitas beliau untuk mengarungi bahtera kehidupan di dunia ini.

Akhirnya, beliau pun berhasil melewati dan mengatasi semua rintangan itu dengan berbekal keimanan dan ketakwaannya kepada Allah. Kemudian mengabadikan namanya dan perjuangan hidupnya yang mulia untuk selalu dikenang sampai akhir zaman. Nama beliau pun menjadi salah satu nama surat dalam al-Qur’an, yaitu surat Ibrahim.

Lebih dari sekedar itu, Allah telah menjadikan Nabi Ibrahim sebagai sosok teladan bagi seluruh umat manusia dalam menempuh perjalanan hidup di dunia ini. Mulai dari keikhlasan, ketabahan, kesabaran, tawakal, keyakinan yang lurus, menata sebuah rumah tangga, mendidik anak, bermuamalah dengan masyarakat, dan lain sebagainya.

Semua itu terdapa dalam pribadi Nabi Ibrahim. Sungguh, beliau adalah sosok yang sangat mulia dan seorang teladan yang istimewa, sampai-sampai beliau dijuluki dengan nama khalilullah [ kekasih Allah ], dan dikenal dengan bapaknya para Nabi.

Khalilullah [ kekasih Allah ] adalah gelar predikat yang sangat mulia, dan beliau sangatlah pantas untuk menyandang gelar itu. Hanya ada dua orang dari anak cucu Adam yang berhak atas gelar yang mulia ini, yaitu Nabi Ibrahim dan Nabi Muhammad. Titel ini diberikan oleh Allah kepada mereka, karena keduanya memiliki kualitas keimanan dan ketakwaan yang sangat tinggi setelah menempuh perjuangan dan pengorbanan yang luar biasa. Adapun beliau dikenal sebagai bapak para Nabi, karena banyak dari anak keturunannya yang diangkat menjadi Nabi oleh Allah.

Wahai saudaraku, pada kesempatan ini kita akan melihat satu sisi dari kehidupan beliau, perjalanan hidup yang penuh liku-liku dan seni, perjuangan fisik yang penuh dengan kesabaran, ketaatan, keyakinan dan tawakal.

Setelah Nabi Ibrahim melewati maghligai pernikahan, ia pun mulai menempuh hidup baru bersama pasangannya yaitu Sarah. Bahtera rumah tangga yang ia nahkodai pun tidak berjalan semulus dan selancar yang mereka harapkan.

Adalah sebuah kelaziman saat kedua insan telah mengikatkan diri mereka dengan pertalian suci untuk segera memiliki seorang anak yang akan menjadi penerus perjuangannya dan menjadi penyejuk mata hati mereka. Hal inilah yang sangat diharapkan oleh Nabi Ibrahim dan Sarah. Namun harapan itu tak kunjung tiba. Berpuluh-puluh tahun pun hidup mereka hanya berdua tanpa kehadiran seorang anak. Namun, mereka berdua menerima dan menjalani keyataan ini penuh dengan kesabaran, keyakinan dan tawakal yang tinggi kepada Allah. Mereka sangat yakin bahwa Allah tidak akan menyia-nyiakan mereka berdua baik di dunia maupun di akhirat. Dan semua kehendak-Nya atas diri mereka pasti menyimpan hikmah yang mulia.

Meskipun Nabi Ibrahim telah merasakn bahwa usianya semakin lanjut dan tubuhnnya semakin lemah, ia tetap sabar dan senantiasa berdo’a agar Allah segera mengkaruniakan seorang anak kepadanya. Ia sangat berharap kehadiran seorang anak akan meneruskan misi dakwahnya di muka bumi ini. Dan ia pun terus mensenandungkan do’a kepada Allah ;


رَبِّ هَبْ لِي مِنَ الصَّالِحِينَ

" Ya Tuhanku, anugerahkanlah kepadaku seorang anak yang termasuk oranng-orang yang shaleh " [ QS. Ash-Shoffat ; 100 ]

Setelah sekian lama mereka hidupa dalam penantian seorang anak, akhirnya Sarah pun sadar bahwa Allah mengharamkan dari rahimnya seorang anak. Ia pun merelakan budak perempuannya untuk digauli oleh Nabi Ibrahim dengan harapan Allah akan mengkaruniakan kepada Nabi Ibrahim seorang anak dari Rahim seorang budak perempuannya tersebut.

Dan dengan bersedih hati Sarah mengatakan kepada Nabi Ibrahim, “ Sesungguhnya Tuhanku telah mengharamkan dariku seorang anak, maka pergaulilah budak perempuanku ini [ yang dimaksud adalah Hajar ], mudah-mudahan Allah menganugerahkan kepadamu seorang anak darinya.”

Nabi Ibrahim pun setuju dengan permintaan Sarah, dan setelah budak perempuan itu digauli olehnya, dengan izin Allah ia pun hamil. Nabi Ibrahim pun sangat gembira melihat Hajar – si budak perempuan itu – telah mengandung seorang anak. Namun, setelah Sarah melihat bahwa Hajar telah hamil, ia merasa cemburu akan Hajar. Nabi Ibrahim pun berusaha mendudukan masalah mereka berdua. Ia berharap keduanya saling mengerti dan menghargai. Sampai akhirnya Hajar melahirkan seorang bayi laki-laki yang sudah menjadi impian Nabi Ibrahim.

Rumah tangga Nabi Ibrahim sekarang berubah dan berbeda dari biasanya. Yang biasannya sepi dan sunyi, kini ramai penuh ceria dengan kehadiran seorang anak laki-laki yang gagah, dan ia pun memberi nama Ismail kepadanya. Beliau sangat perhatian dengan pribadi Ismail. Ia dididik olehnta penuh dengan kasih sayang.

Dan akhirnya Ismail pun tumbuh menjadi seorang anak yang baik dan shaleh. Ia sangat taat dan menghormati orang tuanya. Ia juga menjadi seorang anak yang rajin beribadah kepada Allah sebagaimana ayahnya, yaitu Ibrahim.

Di saat Ismail tumbuh menjadi seorang anak yang lucu, shaleh dan rajin beribadah. Tiba-tiba Allah memerintahkan Nabi Ibrahim untuk menyembelihnya lewat mimpi yang ia lihat. Hati beliau pun terbagi antara sedih dan sayang. Ismail seorang anak yang taat dan pandai harus terlebih dahulu meninggalkan dirinya dari dunia ini. Namun karena itu adalah perintah Allah, dengan penuh keyakinan, ketabahan dan tawakal, beliau pun berusaha melaksanakan apa yang sudah menjadi kewajibannya. Beliau yakin bahwa Allah tidak akan menyia-nyiakan dirin dan keluarganya dengan peristiwa itu.

Setelah hati beliau penuh rasa yakin akan perintah Allah tersebut, ia pun segera menghampiri Ismail. Dengan bahasa dan kata-kata lembut, beliau mengutarakan apa yang harus dilakukan terhadapnya, bahwa dirinya diperintahkan oleh Allah untuk meneyembelih anaknya, Ismail. Nabi Ibrahim sangat kaget dan heran bercampur bahagia saat mendengar Ismail menjawab, “ Wahai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu, insyaAllah kamu mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar.”

Sungguh, ini adalah jawaban seorang anak yang shaleh dan taat kepada orang tuanya, ia rela mengorbankan seluruh apa yang ia miliki termasuk jiwanya demi menunaikan ketaatan kepada Allah. Hal inilah yang membuat Nabi Ibrahim sangat kagum terhadap Ismail.

Dan Allah telah mengabadikan kisah mereka dalam al-Qur’an ;


فَبَشَّرْنَاهُ بِغُلَامٍ حَلِيمٍ ( ) فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قَالَ يَا بُنَيَّ إِنِّي أَرَى فِي الْمَنَامِ أَنِّي أَذْبَحُكَ فَانْظُرْ مَاذَا تَرَى قَالَ يَا أَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ سَتَجِدُنِي إِنْ شَاءَ اللَّهُ مِنَ الصَّابِرِينَ
 
" Maka Kami beri kabar gembira kepadanya [ Ibrahim ] dengan kelahiran seorang anak yang sangat sabar [ Ismail ]. Maka ketika anak itu sampai [ pada umur ] sanggup berusaha bersamanya, Ibrahim berkata, “ Wahai anakku, sesunguhnya aku bermimpi bahwa aku menyembelihmu, maka pikirkanlah bagaimana pendapatmu, “ Dia [ Ismail ] menjawab, “ Wahai Ayahku lakukanlah apa yang diperintahkan [ Allah ] kepadamu, insyaAllah engkau akan mendapatiku termasuk orang yang sabar " [ QS. Ash-Shoffat ; 101-102 ] 

Setelah Nabi Ibrahim mendengar jawaban Ismail bahwa dirinya sudah rela untuk dikorbankan demi ketaatan kepada Allah. Ibrahimpun membaringkan Ismail untuk menyembelihnya. Di saat beliau hendak melepaskan pisau untuk menyembelihnya Ismail, Allah memanggil Ibrahim ;


وَنَادَيْنَاهُ أَنْ يَا إِبْرَاهِيمُ ( ) قَدْ صَدَّقْتَ الرُّؤْيَا إِنَّا كَذَلِكَ نَجْزِي الْمُحْسِنِينَ
 
" Wahai Ibrahim, sungguh engkau telah membenarkan mimpi itu. Sungguh, demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik " [ QS. Ash-Shoffat ; 104-105 ]

Akhirnya sesudah nyata kesabaran, ketaatan dan tawakal Nabi Ibrahim. Allah menebus Ismail dengan seekor domba yang besar untuk disembelihnya. Dan peristiwa ini diabadikan oleh Allah dengan dijadikan dasar disyariatkannya kurban yang dilakukan pada hari raya haji.

Sungguh peristiwa ini adalah ujian yang sangat besar bagi Nabi Ibrahim dan keluarganya, dan beliau berhasil menghadapi ujian itu dengan baik, sehingga dengannya Allah meninggikan derajat Nabi Ibrahim.

Allah berfirman ;

إِنَّ هَذَا لَهُوَ الْبَلَاءُ الْمُبِينُ ( ) وَفَدَيْنَاهُ بِذِبْحٍ عَظِيمٍ ( ) وَتَرَكْنَا عَلَيْهِ فِي الْآخِرِينَ ( ) سَلَامٌ عَلَى إِبْرَاهِيمَ ( ) كَذَلِكَ نَجْزِي الْمُحْسِنِينَ.
.
" Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata. Dan Kami tebus anak itu dengan sembelihan yang besar. Dan Kami abadikan untuk Ibrahim [ pujian ] di kalangan orang-orang yang datang kemudian. Salam sejahtera bagi Ibrahim. Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik" [ QS. Ash-Shoffat : 106-110 ]

Wahai saudaraku, demikianlah tingkat kesabaran Nabi Ibrahim yang sangat tinggi, sikap tawakal yang sangat mulia saat anak yang diidam-idamkan tak kunjung tiba, dan saat melaksanakan perintah Allah untuk menyembelih Ismail yang sangat disayanginya, demikian juga bentuk ketaatan beliau yang begitu membaja, sampai peristiwa untuk menyembelih anaknya menjadi bukti dan saksi terbesar akan kebenaran hal itu.

Inilah salah satu taburan bunga-bunga hikmah dari perjalanan hidup beliau yang sangat mulia, ia akan senantiasa mengeluarkan aroma wangi yang sangat lembut dan menyegarkan bagi orang-orang yang hidup setelahnya.

Wahai saudaraku, ketiga sifat di atas – kesabaran, keyakinan dan tawakal, serta ketaatan – sangat susah sekali kita temukan pada diri seseorang saat ini, sifat-sifat itu bahkan terus luntur dan terkubur kecuali bagi mereka yang mendapatkan taufik dan inayah dari Allah.

Sesungguhnya ilmu itu diperoleh dengan belajar, dan kelembutan itu didapat dengan terus membiasakannya. Inilah kata kunci untuk dapat menghimpun ketiga sifat mulia di atas dalam hati kita.

Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan atas Nabi Muhammad, keluarganya, para sahabatnya dan umatnya yang senantiasa taat dan istiqamah di atas jalan beliau sampai hari kiamat.

Wallohu a’lam bishowab



Share:

PALING BANYAK DIBACA

ARSIP

Followers