Anggapan “yang penting berdoa” tidaklah cukup, sebagaimana membidik binatang buruan juga tidak cukup hanya bermodalkan panah ala kadarnya. Butuh strategi yang jitu, salah satunya melesatkan bidikan di waktu yang tepat dengan memakai panah yang bagus. Karenanya manfaatkanlah waktu-waktu yang mustajab karena ia ibarat busur panah yang berkualitas, dan pakailah doa-doa yang bersumber dari al-Qur’an dan as-sunnah karena ia adalah anak panah yang kokoh. Inilah salah satu strategi berdoa yang selayaknya diamalkan oleh setiap muslim.
Busur panah yang berkualitas
Waktu antara tasyahud akhir dan salam ibarat busur panah yang sangat berkualitas, karena ia merupakan salah satu waktu yang mustajab untuk berdoa. Di dalam Sunan at-Tirmidzi, diriwayatkan dari Abu Umamah bahwa ia berkata, “Salah seorang sahabat bertanya, ‘Wahai Rasulullah! Manakah doa yang akan lebih didengar (oleh Allah)?’ Beliau bersabda:
Maksud “Dubur ash-shalawat” dalam hadits ini ialah akhir shalat; jeda waktu setelah tasyahud akhir sampai sebelum salam, bukan setelah salam. Inilah pendapat yang terpilih dan lebih kuat.
Syaikh Ibnu Utsaimin berargumentasi bahwa yang disyariatkan setelah salam hanyalah dzikir, karena Allah berfirman:
“Selanjutnya, apabila kamu telah menyelesaikan (shalat)mu, ingatlah Allah.” (QS. an-Nisa’: 103)
Adapun sesuatu yang dibatasi dengan kalimat dubur ash-shalat, maksudnya ialah doa yang ada di akhir shalat (sebelum salam).[1]
Argumentasi Ibnu Taimiyah lain lagi, menurutnya dubur apa saja seperti halnya dubur hewan, dan setiap dubur hewan itu masih menyatu dengan tubuhnya. Demikian juga dengan dubur shalat (akhir shalat) yang masih menjadi bagian dari shalat. [2]
Anak panah yang kokoh
Di akhir tasyahud sebelum salam, kita boleh berdoa dengan doa apa saja. Karena Rasulullah bersabda:
“Kemudian setelah (membaca tasyahud akhir), hendaklah ia memilih doa yang diinginkan atau yang paling ia sukai.” (HR. Muslim no. 926)
Tapi doa-doa yang bersumber dari Rasulullah jauh lebih utama daripada doa yang kita karang sendiri. Sehingga sebelum kita berdoa sesuai dengan apa yang kita inginkan, seyogyanya kita berdoa dengan doa-doa yang bersumber dari beliau, karena ia akan menjadi anak panah yang sangat kokoh. Terlebih ada doa-doa yang secara khusus diajarkan oleh beliau untuk dibaca setelah tasyahud akhir.
Diriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah bersabda:
Dari Ali bin Abi Thalib, dari Rasulullah bahwa hal terakhir yang dibaca oleh beliau antara tasyahud dan salam ialah:
“Ya Allah! ampunilah dosa-dosaku yang telah lalu maupun yang akan datang, yang tersembunyi maupun yang nampak, dan dosa yang karena kelalaianku maupun dosa yang Engkau lebih tahu daripada diriku. Engkaulah yang mendahulukan dan yang mengakhirkan, tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Engkau.” (HR. Muslim no. 1848)
Dari Mu’adz bin Jabal bahwa Rasulullah ketika itu menggandeng tangannya, lalu bersabda, “Wahai Mu’adz! Demi Allah, aku sungguh mencintaimu, demi Allah, aku sungguh mencintaimu.” Lalu beliau bersabda, “Aku wasiatkan kepadamu wahai Mu’adz! Janganlah kau lewatkan di akhir setiap shalat untuk membaca:
“Ya Allah! tolonglah aku untuk senantiasa mengingat-Mu, bersyukur kepada-Mu dan beribadah yang baik kepada-Mu.” (HR. Abu Dawud no. 1522)
Inilah beberapa doa yang bersumber dari Rasulullah a yang dianjurkan untuk dibaca di akhir shalat sebelum salam, dan masih ada yang lainnya.
Wallahu a'lam
Referensi
1. Fiqhul Ad’iyah wal Adzkar, Abdurrazzaq bin Abdul Muhsin al-Badr.
2. Asy-Syarh al-Mumti’, Ibnu Utsaimin, dll.
Oleh: Saed as-Saedy, Lc.
____________________
[1] Lihat Asy-Syarh al-Mumti’, 3/201.
[2] Ibid.