Bersama Bahagia Dalam Naungan Islam

BEBAS ITU NYATA


Hidup adalah pilihan, memilih salah satu di antara dua pilihan, jalan kebaikan atau jalan keburukan.

Dan manusia diciptakan dengan terbekali oleh hati, akal dan pikiran, ia menjadi modal dasar untuk memilih satu di antara dua pilihan di atas. 

Namun, hati dan akal manusia sangatlah terbatas, ia juga berbeda antara manusia yang satu dengan yang lainnya. Dalam keterbatasan dan perbedaan ini, ia kerap kali terkontaminasi oleh syubhat dan syahwat yang selalu membayangi di sekelilingnya. 

Dua racun itu begitu berbahayanya, jika terbebas dari syubhat namun tidak terlepas dari syahwat, maka ia akan bertindak brutal menghalalkan beragam cara demi tercapainya nafsu syahwat. Dan jika terlepas dari syahwat, tapi tak selamat dari syubhat, maka ia akan tersesat, karena ia meyakini yang hak sebagai sebuah kebathilan, atau yang bathil sebagai sebuah kebenaran. Dan jika ia tidak terbebas dari keduanya, maka ia akan lebih brutal dalam jauhnya kesesatan. 

Jika terlepas dari keduanya, manusia tidak akan selamat begitu saja, ia pasti akan terjebak dalam beberapa kebimbangan dan keraguan, karena banyak sekali hal-hal yang akal manusia tak mampu untuk menyelaminya dan berada di luar jangkauan akalnya. Dan tanpa ilmu dari Dzat Yang Maha Benar, bisa dipastikan akal manusia hanya bisa meraba-raba tanpa adanya kepastian dikarenakan keterbatasan yang ada. Dan inilah salah satu yang akan menggelincirkan manusia dalam syubhat [ kerancuan-kerancuan ], yang akhirnya ia akan terhanyut dalam kesesatan yang kerap kali dianggapnya sebagai sebuah kebenaran.

Oleh karena itu, Allah utus para Rasul-Nya dan turunkan kitab-kitab-Nya sebagai penuntun akal manusia dan menunjukan jalan yang benar maupun jalan yang salah. Tanpa keduanya akal manusia akan berjalan lepas tanpa kendali. Melakukan apa saja yang diinginkan oleh akal dan hatinya, menuruti hawa nafsu yang sering mengurung akalnya, padahal tidaklah semua apa yang dipandang baik oleh akal dan hatinya, itu adalah baik dalam pandangan Allah, dan tidaklah setiap apa yang dianggap benar oleh akal dan hatinya, itu adalah benar dalam pandangan syariat. Dan di sinilah peran diutusnya para Rasul dan diturunkannya kitab-kitab samawi.

Para Rasul telah menjelaskan mana jalan yang lurus dan jalan yang sesat, di dalam kitab-kitab samawi pula telah diterangkan antara halal dan haram, perintah dan larangan, kebaikan dan keburukan, kebenaran dan kesesatan.

Semua ini menjadi pagar dan tapal batas akal manusia agar tidak lepas tanpa kendali sama sekali. Menjadi penuntun dan rambu-rambu agar akal manusia tetap berada di jalur yang benar dan tidak terjebak ke dalam jalan kesesatan.

Pula, Allah telah menjelaskan konsekuensi dari ketaatan dan pembangkangan yang dilakukan oleh manusia terhadap perintah atau larangan yang tersebut di dalam kitab-Nya dan apa yang telah dijelaskan oleh Rasul-Nya. 

Dengan demikian telah teranglah jalan yang ada di hadapan manusia, mana yang baik dan mana yang buruk. Akal manusia pun bebas untuk memilihnya dan harus menerima konsekuensi dari setiap pilihannya. Dan kelak di akhirat tidak akan diterima hujjah [ alasan ] apa pun yang disampaikan oleh manusia atas apa yang telah diperbuatnya. Karena Allah telah mengutus para Rasul-Nya dan menurunkan kitab-kitab-Nya. Dan dengannya telah jelas bagi manusia jalan kebaikan dan keburukan termasuk konsekuensinya yang harus diterima.

Allah berfirman ;

وقل اعملوا فسيرى الله عملكم ورسوله والمؤمنون وستردون إلى عالم الغيب والشهادة فينبئكم بما كنتم تعملون

[ Dan katakanlah, " beramallah [ bekerjalah ] kamu, maka Allah akan melihat pekerjaanmu, begitu juga Rasul-Nya dan orang-orang mukmin, dan kamu akan dikembalikan kepada [ Allah ] Yang Mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan " ] [ QS. At-Taubah ; 105 ]

Bebas itu nyata, dan balasan atas kebebasanmu untuk memilih juga nyata. Jika baik [ pilihanmu ], itu baik [ balasannya ] pula untukmu. Dan jika itu buruk, buruk pula untukmu.

BEBAS ITU NYATA, dan gunakanlah kebebasanmu untuk memilih dan menempuh jalan yang baik, niscaya kau akan menerima balasan yang baik pula. DAN BALASAN ITU NYATA.

Wallohu a'lam bishowab
Share:

Tidak ada komentar:

PALING BANYAK DIBACA

ARSIP

Followers

Arsip Blog