Bersama Bahagia Dalam Naungan Islam

Fitnah Pandangan Mata


Hendaklah seorang wanita menjaga dirinya dari hal-hal yang bisa mengundang fitnah. Baik dalam hal berpakaian, berbicara, berhias, bergaul, dan lain sebagainya. Ia juga harus menjaga pandangannya terhadap kaum laki-laki yang tidak halal baginya sebagaimana halnya kaum laki-laki juga harus menundukan pandangannya dari kaum wanita yang bukan mahramnya. Karena pandangan merupakan percikan api yang akan membakar dan menggerakan nafsu syahwat. Ia akan merusak hati dan keimanan seseorang.

Barangsiapa mengumbar pandangannya terhadap hal-hal yang diharamkan, maka ia telah terjebak oleh jeratan iblis. Sesaat ia akan merasakan kenikmatan, padahal sebenarnya yang ia dapatkan adalah kegelisahan dan keguncangan jiwa. Karena ia hanya bisa berangan-angan dengan apa yang ia lihat tanpa mendapat hal yang sesungguhnya.
Ibnul Qayyim berkata, “ Di antara dampak buruk pandangan ialah melahirkan kesedihan, nafas panas, dan akan terbakar amarahnya. Hal itu karena ia melihat sesuatu yang ia tidak mampu dan tidak sabar darinya. Ini merupakan siksaan yang sangat pedih. Di mana kamu melihat sesuatu yang kamu tidak sabar dan tak kuasa untuk mendapatkan sebagiannya.”
Seorang penyair berkata:
 وَكُنْتُ مَتَى أَرْسَلْتَ طَرْفَكَ رَائِدًا                          لِقَلْبِكَ يَوْمـًا أَتْعَبَتْكَ الْمَنَاظِرُ
رَأَيْتَ الَّـذِي لَا كُلُّهُ أَنْتَ قـَادِرٌ                   عَلَيْهِ وَلَا عَنْ بَعْضِهِ أَنْتَ صَابِرُ
Saat kau lemparkan lirikan ke dalam hati
Kau melihat yang tiada daya  kau gapai semua
Ibnul Qayyim berkata, “ Pandangan mata merupakan sumber bagi sebagian besar musibah yang menimpa manusia. Pandangan akan membuat sesuatu terlintas dalam hati, kemudian ia terus terpikirkan, pikiran itu akan menjadi syahwat, dan syahwat akan melahirkan sebuah keinginan, kemudian ia menjadi sebuah tekad yang kuat,  dan akhirnya terjadilah apa yang ia inginkan selama tidak terhalangi oleh sesuatu apa pun. Sehingga ada seseorang yang berkata, “ bersabar dalam menahan pandangan lebih mudah dari pada bersabar dalam menahan kepedihan setelah memandang.”
Seorang penyair berkata:
كُلُّ الْحَوَادِثِ مَبْدَاهَا مـِنَ النَّظَرِ         وَمُعْظَمُ النَّارِ مِنْ مُسْتَصْغَرِ الشَّـرَرِ
كَمْ نَظْرَةٌ بَلَغَتْ فِي قَلْبِ صَاحِبِهَا               كَمَبْلَغِ السَّهْمِ بَيْنَ الْقَوْسِ وَالْوَتـَرِ
وَالْعَبـْدُ مَا دَامَ ذَا طَرْفٍ يُقَلِّبـُهُ            فِي أَعْيُنِ الْعِينِ مَوْقُوفٌ عَلَى الْخَطَرِ
يَسُـرُّ مُقْلَتَهُ مَا ضَـرَّ مُهْجَتَـهُ              لَا مَرْحَبًا بِسُـرُورٍ عَـادَ بِالضَّـرَرِ
Semua musibah berawal dari pandangan mata
Berapa banyak pandangan mata  menembus hati seseorang
Selama hamba itu masih melirikan matanya
Menyenangkan korban tanpa bahaya bagi para pencela
Oleh karena itu, Rasulullah telah memperingatkan umatnya dari bahaya mengumbar pandangan terhadap hal-hal yang haram dengan sabdanya:
إِنَّ النَّظْرَةَ سَهْمٌ مِنْ سِهَامِ إِبْلِيسَ مَسْمُومٌ، مَن تَرَكَهَا مَخَافَتِي أَبْدَلْتُهُ إِيمَانًا يَجِدُ حَلاوَتَهُ فِي قَلْبِهِ
[ Sesungguhnya pandangan mata adalah salah satu anak panah iblis yang beracun. Barangsiapa meninggalkannya karena takut kepada-Ku, niscaya Aku ganti dengan keimanan yang terasa lezat dalam hatinya ] [ HR. Thabrani ( 10211) ]

[ Wahai Ali, Janganlah terus menerus memandang. Bagimu hanyalah pandangan yang pertama. Sedangkan pandangan yang lain adalah dosa ] [ HR. Abu Dawud ( 2151 ), At-Tirmidzi ( 2777 ) dan Ahmad ( 23041 ) ]

Di samping itu, Allah telah mempertegas agar setiap laki-laki dan perempuan menahan dan menjaga pandangannya, karena hal itu lebih baik dan lebih menjaga kehormatannya.
Allah berfirman: 

قل للمؤمنين يغضوا من أبصارهم ويحفظوا فروجهم ذلك أزكى لهم إن الله خبير بما يصنعون


[ Katakanlah kepada laki-laki yang beriman, agar mereka menjaga pandangannya dan  memelihara kemaluannya, yang demikian itu lebih suci bagi mereka. Sungguh, Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat ] [ QS. An-Nur: 30 ]

وقل للمؤمنات يغضضن من أبصارهن ويحفظن فروجهن


[ Dan katakanlah kepada para perempuan yang beriman, agar mereka menjaga pandangannya dan memlihara kemaluannya] [ QS.An-Nur:31]
 Imam Ibnu katsir berkata mengenai ayat di atas, “ ini adalah perintah Allah terhadap orang-orang yang beriman, agar mereka menjaga pandangannya dari perkara yang diharamkan baginya dan tidak melihat kecuali terhadap apa yang halal untuk dilihat. Dan juga agar mereka menahan pandangannya dari perkara-perkara yang haram lainnya. Apabila mereka melihatnya tanpa sengaja, hendaknya segera memalingkan pandangan tersebut. Sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam Shahih-nya, bahwasannya Jarir bin Abdillah al-Bajali berkata: “ aku bertanya kepada Rasulullah tentang pandangan yang tidak disengaja. Kemudian beliau menyuruhku untuk segera memalingkan pandangan tersebut.” [  Tafsir Ibnu Katsir ( VI / 41 ) ]
Syaikh Ibnu Baz berkata, “ Pada kedua ayat di atas Allah memerintahkan orang-orang mukmin, baik laki-laki maupun perempuan agar mereka menjaga pandangannya dan memelihara kemaluannya. Hal itu tidak lain karena betapa besarnya dosa zina dan dampak buruk yang akan muncul berupa kerusakan yang akan terjadi di antara kaum muslimin. Di mana mengumbar pandangan merupakan salah satu wasilah yang menyebabkan hati menjadi sakit dan terjadinya praktek perzinaan. Adapun menjaga pandangan adalah salah satu jalan untuk mencapai keselamatan dari semua itu. “
Ibnul Qayyim berkata, “ Menjaga pandangan adalah sumber dalam menjaga kemaluan. Oleh karena itu, Allah lebih mendahulukan penyebutannya dalam ayat tersebut. Apabila seorang hamba menjaga pandangannya, maka hatinya akan menjaga syahwat dan nafsunya. Namun jika ia mengumbar pandangannya, maka hati akan mengumbar syahwat dan nafsunya pula. Karena mata adalah cermin bagi hati.”
Antara menjaga pandangan dan memelihara kemaluan saling terkait. Karena praktik perzinaan diawali oleh beberapa mukaddimah yang akan ditempuh oleh syaitan selangkah demi selangkah. Oleh karena itu, Allah berfirman:

ولا تتبعوا خطوات الشيطان إنه لكم عدو مبين


[ Dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu ] [ QS. Al-Baqarah: 168 ]
Langkah-langkah itu berupa pandangan, tersirat dalam hati, terpikirkan, muncul sebuah keinginan, adanya tekad yang kuat, dan terjadilah praktik perzinanan.  Maka syaitan akan mengikuti semua tahapan tersebut satu persatu.
Melihat sesuatu yang haram termasuk perbuatan zina, yaitu zina mata. Setiap pandangan mata terhadap lawan jenis akan membangkitkan syahwat dan gelora nafsu birahi. Pandangan ini akan dibenarkan dan didustakan oleh farji ( kemaluan ) nya. Ia juga akan melahirkan zina yang lainnya, yaitu zina hati. Dimana orang yang melihat wanita yang bukan mahramnya, kemudian tergugah nafsunya, maka ia tidak akan terlepas dari angan-angan buruk dalam hatinya. Inilah yang dinamakan zina hati.
Rasulullah bersabda:
إِنَّ اللَّهَ كَتَبَ عَلَى ابْنِ آدَمَ حَظَّهُ مِنَ الزِّنَا أَدْرَكَ ذَلِكَ لاَ مَحَالَةَ فَزِنَا الْعَيْنِ النَّظَرُ وَزِنَا اللِّسَانِ الْمَنْطِقُ وَالنَّفْسُ تَمَنَّى وَتَشْتَهِي وَالْفَرْجُ يُصَدِّقُ ذَلِكَ كُلَّهُ وَيُكَذِّبُهُ
[ Sesungguhnya Allah menetapkan pada setiap anak adam bagiannya dari zina, yang mana ia tak mungkin terhindar darinya. Zina mata adalah melihat, zina lidah adalah berbicara, zina hati adalah berangan-angan dan berkehendak. Sedangkan farji ( kemaluan ) lah yang hendak membenarkan dan mendustakan semua itu ] [ HR. Bukhari ( 6243 ), Muslim ( 6924 ), Abu Dawud ( 2154 ) dan Ahmad ( 7705 ) ]
Lihatlah para generasi salafus shalih. Di mana keimanan dan amal ibadah mereka jauh lebih tinggi dan lebih banyak dibandingkan dengan kita. Akan tetapi mereka tidak pernah merasa aman dari fitnahnya kaum wanita.
Anas bin malik berkata, “ Jika ada seorang wanita lewat di hadapanmu, tundukanlah pandanganmu sampai ia lewat.”
Suatu hari Ar-Rabi’ bin Khutsaim sedang berjalan. Kemudian datanglah sekelompok wanita melewatinya. Seketika itu ia memejamkan kedua matanya dan menundukkannya ke tanah. Para wanita itu pun mengira ia seorang yang buta. Sampai-sampai mereka berlindung kepada Allah dari kebutaan.
Suatu saat Hassaan bin Abi Sinan keluar pada hari raya idul fithri. Tatkala baru pulang, istrinya bertanya, “ Berapa banyak wanita cantik yang telah kau lihat? “ Ia menjawab, “ Demi Allah, Aku tidaklah melihat sesuatupun sejak aku keluar sampai aku pulang kecuali ibu jari kakiku.”
Allahu Akbar, hati mereka menutup diri dari hal-hal yang haram. Maka Allah menggantinya dengan kebaikan dan merasakan bagi mereka betapa lezatnya keimanan. Di manakah posisi mereka, orang-orang yang terus  mengumbar pandangannya, baik malam maupun siang. Di manakah posisi mereka, orang-orang yang senantiasa menonton tayangan cabul, baik di televisi maupun di internet.
Di manakah posisi mereka, orang-orang yang hanya sekedar duduk-duduk di pinggir jalan hanya untuk melihat goyangan wanita yang berjalan dan mencium aroma wanginya. Di manakah posisi mereka, orang-orang yang sekedar duduk-duduk di club-club hanya untuk melihat wanita dan mencium parfumnya.
Ibnul Qayyim menyebutkan sepuluh faidah dari menahan dan menjaga pandangan mata:
1. Sebagai bentuk ketaatan terhadap perintah Allah. Dimana ia adalah puncak kebahagiaan seorang hamba di dunia dan akhirat. Tidak ada sesuatupun yang lebih bermanfaat bagi seorang hamba baik di dunia maupun di akhirat daripada melaksanakan perintah-perintah Rabbnya. Dan tidak ada kesengsaraan baik di dunia maupun di akhirat, melainkan dengan mengabaikan perintah-perintah-Nya.
2.   Mencegah pengaruh buruk anak panah iblis yang beracun yang bisa menghancurkan hati.
3. Melahirkan hati yang senantiasa cinta dan bersama dengan Allah. Adapun mengumbar pandangan akan membelah dan mencerai-beraikan hatinya. Menjadikannya jauh dari Allah. Dan tidak ada sesuatupun yang lebih berbahaya bagi seorang hamba daripada mengumbar pandangannya, karena ia akan menjadikan seorang hamba terasing dari Rabbnya.
4.    Menguatkan hati dan menjadikannya bahagia, sebagaimana mengumbar pandangan akan melemahkan hati dan menjadikannya sedih.
Menjadikan hati bercahaya, sebagaimana mengumbar pandangan akan menjadikan hatinya gelap. Oleh karena itu, Allah menyebutkan ayat nur setelah perintah untuk menjaga pandangan.
Allah berfirman:
قل للمؤمنين يغضوا من أبصارهم ويحفظوا فروجهم
[ Katakanlah kepada laki-laki yang beriman, agar mereka menjaga pandangannya dan  memelihara kemaluannya ] [ QS. An-Nur: 30 ]
kemudian Allah menyebutkan pengaruh darinya dengan firman-Nya

الله نور السماوات والأرض مثل نوره كمشكاة فيها مصباح


[ Allah ( pemberi ) cahaya ( kepada ) langit dan bumi. Perumpamaan cahaya-Nya, seperti sebuah lubang yang tidak tembus yang di dalamnya ada pelita besar ]  [ QS. An-Nur: 35 ]
Maksudnya seperti cahaya-Nya yang ada pada hati orang mukmin yang taat dalam menjalankan perintah-perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Apabila hatinya bercahaya, maka ia akan menerima segala kebaikan. Sebagaimana jika hatinya dalam kegelapan, ia akan menerima keburukan dan kejelekan dari mana saja. Apa saja yang kamu kehendaki dari perbuatan bid’ah, kesesatan, mengikuti hawa nafsu, menjauhi petunjuk, berpaling dari sebab-sebab yang akan membawa kebahagiaan dan sibuk dengan perkara yang membawanya kepada kesengsaraan. Semua itu akan tersingkap oleh cahaya yang ada di dalam hati. Apabila cahayanya padam, maka ia ibarat orang buta yang berjalan di tengah kegelapan.
5.  Melahirkan firasat yang benar, sehingga mampu membedakan antara yang hak dan yang batil, orang yang jujur dan pendusta. Syah bin Syuja’ al-kirmani mengatakan, “ Barangsiapa menghiasi dzohirnya dengan mengikuti sunnah dan menghiasi batinnya dengan muroqabah, menjaga pandangannya dari perkara yang haram, menahan dirinya dari nafsu syahwat, dan membiasakan makan makanan yang halal, maka ia tidak akan meleset firasatnya.” Syuja’ merupakan orang yang tidak pernah meleset firasatnya.
6.    Melahirkan hati yang tegas, berani dan kuat. Allah menyatukan baginya kekuatan bashirah dan hujjah dengan kekuatan fisik. Di sebutkan dalam sebuah atsar, “ orang yang menyelisihi hawa nafsunya telah membuat syaithan lari terbirit-birit dari bayangannya.”
Adapun sebaliknya, orang yang mengikuti hawa nafsu, ia memiliki jiwa yang lemah, rendah dan hina yang di tanamkan oleh Allah terhadap para pelaku maksiat. Al-Hasan berkata, “ meskipun mereka naik kereta kuda, kehinaan maksiat tidak akan pernah membedakan mereka. Allah pasti akan menghinakan para pelaku maksiat.” Allah menjadikan kemuliaan menyertai ketaatan dan kehinaan menyertai kemaksiatan.
Allah berfirman:

ولله العزة ولرسوله وللمؤمنين


[ Padahal kekuatan itu hanyalah bagi Allah, Rasul-Nya dan orang-orang mukmin ]  [ QS. Al-Munafiqun: 8 ]
Allah juga berfirman:
ولا تهنوا ولا تحزنوا وأنتم الأعلون إن كنتم مؤمنين 
[ Dan Janganlah kamu ( merasa ) lemah, dan jangan ( pula ) bersedih hati, sebab kamu paling tinggi ( derajatnya ) jika kamu orang beriman ] [ QS. Ali-Imran: 139 ]
Iman mencangkup perkatan dan perbuatan, serta dzohir maupun batin.
Allah berfirman:

من كان يريد العزة فلله العزة جميعا إليه يصعد الكلم الطيب والعمل الصالح يرفعه


[ Barangsiapa menghendaki kemuliaan, maka ( ketahuilah ) kemuliaan itu semuanya milik Allah. Kepada-Nyalah semua akan naik perkataan-perkataan baik, dan amal kebajikan Dia akan mengangkatnya ] [ QS. Fathir: 10 ]
Maksudnya, barangsiapa menghendaki kemuliaan, carilah ia dengan melakukan ketaatan kepada Allah dan mengingat-Nya dengan kalimat-kalimat yang baik dan amal shalih. Dalam do’a qunut disebutkan, “ tidak akan hina orang yang loyal terhadap-Mu, dan tidak akan mulia orang yang memusuhi-Mu.” Barangsiapa taat kepada Allah, Dia akan menolongnya dan baginya kemuliaan. Barangsiapa bermaksiat kepada-Nya, Dia akan memusuhinya dan baginya kehinaan sesuai dengan kadar kemaksiatannya.
7.    Menutup rapat pintu syaithan dalam hatinya. Di mana ia masuk ke dalam hati lewat pandangan. Ia menembus ke dalam hati bersama pandangan itu  melebihi kecepatan hembusan angin di tempat kosong. Ia menjadikan apa yang dilihatnya sangat berharga dan sangat indah serta menjadikannya sebagai berhala yang hatinya terus menetap di sisinya.
Kemudian ia membuatnya tersanjung dan menginginkannya, menyalakan api syahwat dalam hatinya, dan melemparkan kayu bakar maksiat dengan menggunakan imajinasi bayangan itu. Jadilah hatinya itu berada dalam kobaran api. Ia pun mengeluarkan hembusan nafas panas yang merupakan suara nyala api dan kobaran yang dahsyat. Karena hatinya telah diliputi oleh kobaran api dari berbagai sisi. Ia ibarat kambing yang terpanggang di tengah-tengah tungku.
Oleh karena itu, balasan bagi pengumbar syahwat imajinasi haram ialah disediakan bagi mereka tungku api di alam kubur dan ruh mereka di letakkan di dalamnya sampai jasad-jasad mereka dibangkitkan. Hal ini sebagaimana yang diperlihatkan oleh Allah kepada Nabi dalam mimpinya seperti yang terdapat dalam hadits Mutafaq ‘alaih.
8.    Menjadikan hatinya fokus untuk memikirkan kebaikan-kebaikan dirinya dan menyibukan diri dengannya. Sedangkan Mengumbar pandangan akan menjadikan hal itu kacau, dirinya terhalangi dari kebikan itu, semua urusannya jadi terabaikan dan akhirnya terjatuh untuk mengikuti hawa nafsu serta lalai dari mengingat Rabbnya. Allah berfirman:

ولا تطع من أغفلنا قلبه عن ذكرنا واتبع هواه وكان أمره فرطا


[ Dan janganlah engkau mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingat Kami, serta menuruti keinginannya dan keadaannya sudah melewati batas ] [ QS. Al-Kahfi: 28 ]
Mengumbar pandangan pasti akan mendapatkan tiga perkara tersebut.
9.    Sesungguhnya antara mata dan hati saling terkait yang membuat salah satunya galau apabila yang lain sedang kacau. Ia akan baik apabila yang lain baik dan akan rusak jika yang lain rusak. Maka jika hatinya rusak, pandangannya ikut rusak dan jika pandangannya rusak, hatinya ikut rusak.
Demikian juga dalam perkara-perkara yang baik. Sehingga apabila matanya  rusak, hatinya juga akan rusak. Jadilah hatinya seperti kotak sampah yang menjadi tempat najis, kotoran, dan hal-hal yang menjijikan. Ia tidak pantas menjadi tempat untuk mengingat Allah, mencintai-Nya, bertaubat kepada-Nya, bersama dengan-Nya, dan bahagia dengan kedekatan-Nya. Tapi ia lebih pantas di tempati oleh kebalikan dari semua itu.

 

Semoga bermanfaat …….
Share:

PALING BANYAK DIBACA

ARSIP

Followers