Hendaklah seorang wanita menjaga dirinya dari
hal-hal yang bisa mengundang fitnah. Baik dalam hal berpakaian, berbicara, berhias,
bergaul, dan lain sebagainya. Ia juga harus menjaga pandangannya terhadap kaum
laki-laki yang tidak halal baginya sebagaimana halnya kaum laki-laki juga harus
menundukan pandangannya dari kaum wanita yang bukan mahramnya. Karena pandangan
merupakan percikan api yang akan membakar dan menggerakan nafsu syahwat. Ia
akan merusak hati dan keimanan seseorang.
Barangsiapa mengumbar pandangannya terhadap
hal-hal yang diharamkan, maka ia telah terjebak oleh jeratan iblis. Sesaat ia
akan merasakan kenikmatan, padahal sebenarnya yang ia dapatkan adalah
kegelisahan dan keguncangan jiwa. Karena ia hanya bisa berangan-angan dengan
apa yang ia lihat tanpa mendapat hal yang sesungguhnya.
Ibnul Qayyim berkata, “ Di antara dampak
buruk pandangan ialah melahirkan kesedihan, nafas panas, dan akan terbakar
amarahnya. Hal itu karena ia melihat sesuatu yang ia tidak mampu dan tidak
sabar darinya. Ini merupakan siksaan yang sangat pedih. Di mana kamu melihat
sesuatu yang kamu tidak sabar dan tak kuasa untuk mendapatkan sebagiannya.”
Seorang penyair berkata:
وَكُنْتُ مَتَى أَرْسَلْتَ طَرْفَكَ رَائِدًا لِقَلْبِكَ يَوْمـًا أَتْعَبَتْكَ الْمَنَاظِرُ
رَأَيْتَ الَّـذِي لَا كُلُّهُ أَنْتَ قـَادِرٌ عَلَيْهِ وَلَا عَنْ بَعْضِهِ أَنْتَ صَابِرُ
Saat kau lemparkan lirikan ke dalam hati
Kau melihat yang tiada daya kau gapai semua
Ibnul Qayyim berkata, “ Pandangan mata
merupakan sumber bagi sebagian besar musibah yang menimpa manusia. Pandangan
akan membuat sesuatu terlintas dalam hati, kemudian ia terus terpikirkan,
pikiran itu akan menjadi syahwat, dan syahwat akan melahirkan sebuah keinginan,
kemudian ia menjadi sebuah tekad yang kuat,
dan akhirnya terjadilah apa yang ia inginkan selama tidak terhalangi
oleh sesuatu apa pun. Sehingga ada seseorang yang berkata, “ bersabar
dalam menahan pandangan lebih mudah dari pada bersabar dalam menahan kepedihan
setelah memandang.”
Seorang penyair berkata:
كُلُّ الْحَوَادِثِ مَبْدَاهَا مـِنَ النَّظَرِ وَمُعْظَمُ النَّارِ مِنْ مُسْتَصْغَرِ الشَّـرَرِ
كَمْ نَظْرَةٌ بَلَغَتْ فِي قَلْبِ صَاحِبِهَا كَمَبْلَغِ السَّهْمِ بَيْنَ الْقَوْسِ
وَالْوَتـَرِ
وَالْعَبـْدُ مَا دَامَ ذَا طَرْفٍ يُقَلِّبـُهُ فِي
أَعْيُنِ الْعِينِ مَوْقُوفٌ عَلَى الْخَطَرِ
يَسُـرُّ مُقْلَتَهُ مَا ضَـرَّ مُهْجَتَـهُ لَا
مَرْحَبًا بِسُـرُورٍ عَـادَ بِالضَّـرَرِ
Semua musibah berawal dari pandangan mata
Berapa banyak pandangan mata menembus hati seseorang
Selama hamba itu masih melirikan matanya
Menyenangkan korban tanpa bahaya bagi para
pencela
Oleh karena itu, Rasulullah telah
memperingatkan umatnya dari bahaya mengumbar pandangan terhadap hal-hal yang
haram dengan sabdanya:
إِنَّ النَّظْرَةَ سَهْمٌ مِنْ سِهَامِ إِبْلِيسَ مَسْمُومٌ،
مَن تَرَكَهَا مَخَافَتِي أَبْدَلْتُهُ إِيمَانًا يَجِدُ حَلاوَتَهُ فِي قَلْبِهِ
[ Sesungguhnya pandangan mata adalah salah
satu anak panah iblis yang beracun. Barangsiapa meninggalkannya karena takut
kepada-Ku, niscaya Aku ganti dengan keimanan yang terasa lezat dalam hatinya ]
[ HR. Thabrani ( 10211) ]
[ Wahai Ali, Janganlah terus menerus
memandang. Bagimu hanyalah pandangan yang pertama. Sedangkan pandangan yang
lain adalah dosa ] [ HR.
Abu Dawud ( 2151 ), At-Tirmidzi ( 2777 ) dan Ahmad ( 23041 ) ]
Di samping itu, Allah telah mempertegas agar
setiap laki-laki dan perempuan menahan dan menjaga pandangannya, karena hal itu
lebih baik dan lebih menjaga kehormatannya.
Allah berfirman:
قل
للمؤمنين يغضوا من أبصارهم ويحفظوا فروجهم ذلك أزكى لهم إن الله خبير بما يصنعون
[ Katakanlah kepada laki-laki yang beriman,
agar mereka menjaga pandangannya dan
memelihara kemaluannya, yang demikian itu lebih suci bagi mereka.
Sungguh, Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat ] [ QS. An-Nur: 30 ]
وقل
للمؤمنات يغضضن من أبصارهن ويحفظن فروجهن
[ Dan katakanlah kepada para perempuan yang
beriman, agar mereka menjaga pandangannya dan memlihara kemaluannya] [
QS.An-Nur:31]
Imam Ibnu katsir berkata
mengenai ayat di atas, “ ini adalah perintah Allah terhadap orang-orang yang
beriman, agar mereka menjaga pandangannya dari perkara yang diharamkan baginya
dan tidak melihat kecuali terhadap apa yang halal untuk dilihat. Dan juga agar
mereka menahan pandangannya dari perkara-perkara yang haram lainnya. Apabila
mereka melihatnya tanpa sengaja, hendaknya segera memalingkan pandangan
tersebut. Sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam Shahih-nya,
bahwasannya Jarir bin Abdillah al-Bajali berkata: “ aku bertanya kepada
Rasulullah tentang pandangan yang tidak disengaja. Kemudian beliau menyuruhku
untuk segera memalingkan pandangan tersebut.” [ Tafsir Ibnu
Katsir ( VI / 41 ) ]
Syaikh Ibnu Baz berkata, “ Pada kedua ayat di
atas Allah memerintahkan orang-orang mukmin, baik laki-laki maupun perempuan
agar mereka menjaga pandangannya dan memelihara kemaluannya. Hal itu tidak lain
karena betapa besarnya dosa zina dan dampak buruk yang akan muncul berupa
kerusakan yang akan terjadi di antara kaum muslimin. Di mana mengumbar
pandangan merupakan salah satu wasilah yang menyebabkan hati menjadi sakit dan
terjadinya praktek perzinaan. Adapun menjaga pandangan adalah salah satu jalan
untuk mencapai keselamatan dari semua itu. “
Ibnul Qayyim berkata, “ Menjaga pandangan
adalah sumber dalam menjaga kemaluan. Oleh karena itu, Allah lebih mendahulukan
penyebutannya dalam ayat tersebut. Apabila seorang hamba menjaga pandangannya,
maka hatinya akan menjaga syahwat dan nafsunya. Namun jika ia mengumbar
pandangannya, maka hati akan mengumbar syahwat dan nafsunya pula. Karena mata
adalah cermin bagi hati.”
Antara menjaga pandangan dan memelihara kemaluan
saling terkait. Karena praktik perzinaan diawali oleh beberapa mukaddimah yang
akan ditempuh oleh syaitan selangkah demi selangkah. Oleh karena itu, Allah
berfirman:
ولا
تتبعوا خطوات الشيطان إنه لكم عدو مبين
[ Dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena
Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu ] [ QS.
Al-Baqarah: 168 ]
Langkah-langkah itu berupa pandangan,
tersirat dalam hati, terpikirkan, muncul sebuah keinginan, adanya tekad yang
kuat, dan terjadilah praktik perzinanan.
Maka syaitan akan mengikuti semua tahapan tersebut satu persatu.
Melihat sesuatu yang haram termasuk perbuatan
zina, yaitu zina mata. Setiap pandangan mata terhadap lawan jenis akan
membangkitkan syahwat dan gelora nafsu birahi. Pandangan ini akan dibenarkan
dan didustakan oleh farji ( kemaluan ) nya. Ia juga akan melahirkan zina yang
lainnya, yaitu zina hati. Dimana orang yang melihat wanita yang bukan
mahramnya, kemudian tergugah nafsunya, maka ia tidak akan terlepas dari
angan-angan buruk dalam hatinya. Inilah yang dinamakan zina hati.
Rasulullah bersabda:
إِنَّ اللَّهَ كَتَبَ عَلَى ابْنِ آدَمَ حَظَّهُ مِنَ الزِّنَا أَدْرَكَ
ذَلِكَ لاَ مَحَالَةَ فَزِنَا الْعَيْنِ النَّظَرُ وَزِنَا اللِّسَانِ الْمَنْطِقُ
وَالنَّفْسُ تَمَنَّى وَتَشْتَهِي وَالْفَرْجُ يُصَدِّقُ ذَلِكَ كُلَّهُ وَيُكَذِّبُهُ
[ Sesungguhnya Allah menetapkan pada setiap
anak adam bagiannya dari zina, yang mana ia tak mungkin terhindar darinya. Zina
mata adalah melihat, zina lidah adalah berbicara, zina hati adalah
berangan-angan dan berkehendak. Sedangkan farji ( kemaluan ) lah yang hendak
membenarkan dan mendustakan semua itu ] [ HR. Bukhari ( 6243 ), Muslim ( 6924 ), Abu Dawud ( 2154
) dan Ahmad ( 7705 ) ]
Lihatlah para generasi salafus shalih. Di mana keimanan
dan amal ibadah mereka jauh lebih tinggi dan lebih banyak dibandingkan dengan
kita. Akan tetapi mereka tidak pernah merasa aman dari fitnahnya kaum wanita.
Anas bin malik berkata, “ Jika ada seorang wanita lewat
di hadapanmu, tundukanlah pandanganmu sampai ia lewat.”
Suatu hari Ar-Rabi’ bin Khutsaim sedang berjalan.
Kemudian datanglah sekelompok wanita melewatinya. Seketika itu ia memejamkan
kedua matanya dan menundukkannya ke tanah. Para
wanita itu pun mengira ia seorang yang buta. Sampai-sampai mereka berlindung
kepada Allah dari kebutaan.
Suatu saat Hassaan bin Abi Sinan keluar pada hari raya
idul fithri. Tatkala baru pulang, istrinya bertanya, “ Berapa banyak wanita
cantik yang telah kau lihat? “ Ia menjawab, “ Demi Allah, Aku tidaklah melihat
sesuatupun sejak aku keluar sampai aku pulang kecuali ibu jari kakiku.”
Allahu Akbar, hati mereka menutup diri dari hal-hal yang haram. Maka
Allah menggantinya dengan kebaikan dan merasakan bagi mereka betapa lezatnya
keimanan. Di manakah posisi mereka, orang-orang yang terus mengumbar pandangannya, baik malam maupun
siang. Di manakah posisi mereka, orang-orang yang senantiasa menonton tayangan
cabul, baik di televisi maupun di internet.
Di manakah posisi mereka, orang-orang yang hanya sekedar
duduk-duduk di pinggir jalan hanya untuk melihat goyangan wanita yang berjalan
dan mencium aroma wanginya. Di manakah posisi mereka, orang-orang yang sekedar
duduk-duduk di club-club hanya untuk melihat wanita dan mencium parfumnya.
Ibnul Qayyim menyebutkan sepuluh faidah dari
menahan dan menjaga pandangan mata:
1. Sebagai bentuk ketaatan terhadap perintah Allah.
Dimana ia adalah puncak kebahagiaan seorang hamba di dunia dan akhirat. Tidak
ada sesuatupun yang lebih bermanfaat bagi seorang hamba baik di dunia maupun di
akhirat daripada melaksanakan perintah-perintah Rabbnya. Dan tidak ada kesengsaraan
baik di dunia maupun di akhirat, melainkan dengan mengabaikan
perintah-perintah-Nya.
2. Mencegah pengaruh buruk anak panah iblis yang
beracun yang bisa menghancurkan hati.
3. Melahirkan hati yang senantiasa cinta dan
bersama dengan Allah. Adapun mengumbar pandangan akan membelah dan
mencerai-beraikan hatinya. Menjadikannya jauh dari Allah. Dan tidak ada
sesuatupun yang lebih berbahaya bagi seorang hamba daripada mengumbar
pandangannya, karena ia akan menjadikan seorang hamba terasing dari Rabbnya.
4.
Menguatkan hati dan menjadikannya bahagia,
sebagaimana mengumbar pandangan akan melemahkan hati dan menjadikannya sedih.
Menjadikan hati bercahaya, sebagaimana mengumbar pandangan akan
menjadikan hatinya gelap. Oleh karena itu, Allah menyebutkan ayat nur setelah
perintah untuk menjaga pandangan.
Allah berfirman:
قل
للمؤمنين يغضوا من أبصارهم ويحفظوا فروجهم
[ Katakanlah kepada laki-laki yang beriman, agar mereka menjaga
pandangannya dan memelihara kemaluannya
] [ QS. An-Nur: 30 ]
kemudian Allah menyebutkan pengaruh darinya dengan firman-Nya
الله
نور السماوات والأرض مثل نوره كمشكاة فيها مصباح
[ Allah ( pemberi ) cahaya ( kepada ) langit dan bumi.
Perumpamaan cahaya-Nya, seperti sebuah lubang yang tidak tembus yang di
dalamnya ada pelita besar ] [ QS.
An-Nur: 35 ]
Maksudnya seperti cahaya-Nya yang ada pada hati orang mukmin yang
taat dalam menjalankan perintah-perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya.
Apabila hatinya bercahaya, maka ia akan menerima segala kebaikan. Sebagaimana
jika hatinya dalam kegelapan, ia akan menerima keburukan dan kejelekan dari
mana saja. Apa saja yang kamu kehendaki dari perbuatan bid’ah, kesesatan,
mengikuti hawa nafsu, menjauhi petunjuk, berpaling dari sebab-sebab yang akan
membawa kebahagiaan dan sibuk dengan perkara yang membawanya kepada
kesengsaraan. Semua itu akan tersingkap oleh cahaya yang ada di dalam hati.
Apabila cahayanya padam, maka ia ibarat orang buta yang berjalan di tengah
kegelapan.
5. Melahirkan
firasat yang benar, sehingga mampu membedakan antara yang hak dan yang batil,
orang yang jujur dan pendusta. Syah bin Syuja’ al-kirmani mengatakan, “
Barangsiapa menghiasi dzohirnya dengan mengikuti sunnah dan menghiasi batinnya
dengan muroqabah, menjaga pandangannya dari perkara yang haram, menahan dirinya
dari nafsu syahwat, dan membiasakan makan makanan yang halal, maka ia tidak
akan meleset firasatnya.” Syuja’ merupakan orang yang tidak pernah meleset firasatnya.
6.
Melahirkan hati yang tegas, berani dan kuat. Allah
menyatukan baginya kekuatan bashirah dan hujjah dengan kekuatan fisik. Di
sebutkan dalam sebuah atsar, “ orang yang menyelisihi hawa nafsunya telah
membuat syaithan lari terbirit-birit dari bayangannya.”
Adapun sebaliknya, orang yang mengikuti hawa nafsu, ia memiliki
jiwa yang lemah, rendah dan hina yang di tanamkan oleh Allah terhadap para
pelaku maksiat. Al-Hasan berkata, “ meskipun mereka naik kereta kuda, kehinaan
maksiat tidak akan pernah membedakan mereka. Allah pasti akan menghinakan para
pelaku maksiat.” Allah menjadikan kemuliaan menyertai ketaatan dan kehinaan
menyertai kemaksiatan.
Allah berfirman:
ولله العزة ولرسوله وللمؤمنين
[ Padahal kekuatan itu hanyalah bagi Allah, Rasul-Nya dan orang-orang
mukmin ] [ QS. Al-Munafiqun: 8
]
Allah juga berfirman:
ولا
تهنوا ولا تحزنوا وأنتم الأعلون إن كنتم مؤمنين
[ Dan Janganlah kamu ( merasa ) lemah, dan jangan ( pula )
bersedih hati, sebab kamu paling tinggi ( derajatnya ) jika kamu orang beriman
] [ QS. Ali-Imran: 139 ]
Iman mencangkup perkatan dan perbuatan, serta dzohir maupun batin.
Allah berfirman:
من
كان يريد العزة فلله العزة جميعا إليه يصعد الكلم الطيب والعمل الصالح يرفعه
[ Barangsiapa menghendaki kemuliaan, maka ( ketahuilah )
kemuliaan itu semuanya milik Allah. Kepada-Nyalah semua akan naik perkataan-perkataan
baik, dan amal kebajikan Dia akan mengangkatnya ] [ QS. Fathir: 10 ]
Maksudnya, barangsiapa menghendaki kemuliaan, carilah ia dengan
melakukan ketaatan kepada Allah dan mengingat-Nya dengan kalimat-kalimat yang
baik dan amal shalih. Dalam do’a qunut disebutkan, “ tidak akan hina orang yang
loyal terhadap-Mu, dan tidak akan mulia orang yang memusuhi-Mu.” Barangsiapa
taat kepada Allah, Dia akan menolongnya dan baginya kemuliaan. Barangsiapa
bermaksiat kepada-Nya, Dia akan memusuhinya dan baginya kehinaan sesuai dengan
kadar kemaksiatannya.
7.
Menutup rapat pintu syaithan dalam hatinya.
Di mana ia masuk ke dalam hati lewat pandangan. Ia menembus ke dalam hati
bersama pandangan itu melebihi kecepatan
hembusan angin di tempat kosong. Ia menjadikan apa yang dilihatnya sangat
berharga dan sangat indah serta menjadikannya sebagai berhala yang hatinya
terus menetap di sisinya.
Kemudian ia membuatnya tersanjung dan menginginkannya, menyalakan
api syahwat dalam hatinya, dan melemparkan kayu bakar maksiat dengan
menggunakan imajinasi bayangan itu. Jadilah hatinya itu berada dalam kobaran
api. Ia pun mengeluarkan hembusan nafas panas yang merupakan suara nyala api
dan kobaran yang dahsyat. Karena hatinya telah diliputi oleh kobaran api dari
berbagai sisi. Ia ibarat kambing yang terpanggang di tengah-tengah tungku.
Oleh karena itu, balasan bagi pengumbar syahwat imajinasi haram
ialah disediakan bagi mereka tungku api di alam kubur dan ruh mereka di
letakkan di dalamnya sampai jasad-jasad mereka dibangkitkan. Hal ini
sebagaimana yang diperlihatkan oleh Allah kepada Nabi dalam mimpinya seperti
yang terdapat dalam hadits Mutafaq ‘alaih.
8.
Menjadikan hatinya fokus untuk memikirkan
kebaikan-kebaikan dirinya dan menyibukan diri dengannya. Sedangkan Mengumbar
pandangan akan menjadikan hal itu kacau, dirinya terhalangi dari kebikan itu,
semua urusannya jadi terabaikan dan akhirnya terjatuh untuk mengikuti hawa
nafsu serta lalai dari mengingat Rabbnya. Allah berfirman:
ولا
تطع من أغفلنا قلبه عن ذكرنا واتبع هواه وكان أمره فرطا
[ Dan janganlah engkau mengikuti orang yang hatinya telah Kami
lalaikan dari mengingat Kami, serta menuruti keinginannya dan keadaannya sudah
melewati batas ] [ QS. Al-Kahfi: 28 ]
Mengumbar pandangan pasti akan mendapatkan tiga perkara tersebut.
9.
Sesungguhnya antara mata dan hati saling
terkait yang membuat salah satunya galau apabila yang lain sedang kacau. Ia
akan baik apabila yang lain baik dan akan rusak jika yang lain rusak. Maka jika
hatinya rusak, pandangannya ikut rusak dan jika pandangannya rusak, hatinya
ikut rusak.
Demikian juga dalam perkara-perkara yang baik. Sehingga apabila
matanya rusak, hatinya juga akan rusak.
Jadilah hatinya seperti kotak sampah yang menjadi tempat najis, kotoran, dan
hal-hal yang menjijikan. Ia tidak pantas menjadi tempat untuk mengingat Allah,
mencintai-Nya, bertaubat kepada-Nya, bersama dengan-Nya, dan bahagia dengan
kedekatan-Nya. Tapi ia lebih pantas di tempati oleh kebalikan dari semua itu.
Semoga bermanfaat …….