Bersama Bahagia Dalam Naungan Islam

Keberkahan Ilmu Yang Terkikis


Sebelum mengawali tulisan ini, penulis tegaskan kembali bahwa bukan maksud [ penulis ] menggurui teman-temanku para thulab ilmi, tapi semata-mata sebagai pengingat dan bentuk saling menasehati dalam kebaikan dan takwa, thulab ilmi juga manusia, sosok insan biasa yang tak lepas dari dosa, lalai, malas, galau, naik turun keimanan, dan tak luput dari kesalahan. 

Dan inilah manfaat agama ini sebagai agama nasihat. Mengingatkan yang lalai, meluruskan yang tersimpang, menyemangati yang lemah, mengajak kembali yang berlebih, dan menghibur yang galau.

Thulab ilmi, terlebih mereka yang mendalami dan menggeluti ilmu syari banyak sekali catatan kecil teruntuknya, mungkin karena kecilnya catatan itu, terasa biasa apa yang dirinya lakukan, teranggap tak berimbas, terkira tak penting. Padahal kalau mau merenung sebentar saja, ia akan merasa ada yang tercuri dan terhempas sia-sia dari tujuan atau usaha yang selama ini terkerahkan, apa itu ? Tiada lain adalah keberkahan ilmu yang tak terasa terkikiskan.

Keberkahan itu terkikis tersebab adab-adabnya sebagai thulab ilmi tak lagi menjadi hiasan. Di antaranya adab terhadap guru. Berapa banyak mereka yang terlalai dari adab yang satu ini. Betapa berbeda penuntut ilmu abad ini dengan para penuntut ilmu zaman sahabat nabi dan ulama terdahulu.

Saat bermajelis, saat berbicara, saat bertanya, atau saat berjumpa dengan gurunya adab-adab itu terasa tipis tersandang oleh para muridnya. Tak sedikit mereka yang terkantuk bahkan tertidur kala guru semangat mensyarah ilmunya, atau asyik mengobrol dengan teman di sampingnya, atau suka nyelentuk dan menyela saat guru bebicara, atau keluar masuk kamar kecil, atau tersibukan menekan-nekan tombol hp menjawab sms isteri, teman bisnis, teman sekolah dulu, dan teman-teman lainnya, atau sekedar ngegame di hp nya, atau sibuk update status fb dan twitter. 

Sang guru pun dibiarkannya dan dibuatnya ibarat patung yang bersuara, atau radio yang terstel berisi ceramah. Padahal sang guru telah mengerahkan tenaga, pikiran, suara, waktu hanya untuk mensyarah ilmu dan menebarkan kefahaman pada murid-muridnya. Tapi, ia tetap tak teranggap dan tetap tak berharga.

Inikah adab para thulab ilmi yang pantas meraup berkah dari jerih payahnya, sangat sekali jauh dari kata pantas untuk dekat dengan keberkahan ilmu yang tertebarkan lewat lisan para gurunya, apalagi harus menyandangnya, yang pantas baginya dia harus terusir dari majelis ilmu, karena hal itu akan menjadi penyakit yang bisa membuat lainnya terganggu bahkan tertular.

Kalau saja mereka berguru pada imam ahmad, imam malik, imam abu musa al atsari, imam zuhri, atau para ulama terdahulu lainnya, mereka [ penuntut ilmu yang kurang beradab ] pasti akan langsung terusir untuk meninggalkan majelis ilmunya.

Apa saja yang menjadikan adab-adab itu terasa panas bagi mereka, diantaranya ada yang sekedar berkata, metode penyampaian ustadz terlalu monoton, hanya duduk dan mensyarah ilmu, jadi aku pun terkantukan dan terbawa dalam tidurnya.

Yang lain bergumam, tema yang disampaikan sudah sering dibahas, tak perlulah kita mendengar lagi syarah guru, toh kita bisa membaca sendiri atau mencari di internet.

Ada juga yang beralasan, tidaklah perlu mendengar syarah guru, kita juga punya kitab yang sama, dan banyak kitab-kitab lain yang membahas tema serupa, kita bisa membaca dan mempelajarinya sendiri di rumah sesuka dan sesempat kita.

Boleh anda berargument seperti itu, tapi jika kau merasa seorang thulab ilmi tak pantas sekali mengatakan seperti itu, terlebih terang-terangan melakukannya saat bermajelis bersama guru atau ustadz. Setidaknya hargailah jerih payah guru dalam mensyarah dan menebar ilmunya dengan menyimak atau mengikuti apa yang tersampaikan dari lisannya, janganlah kau sibukkan hati, pikiran dan ragamu dengan sesuatu apapun selain mendengar, menyimak dan mengikuti apa yang disampaikan sang guru.

Bagaimana itu bisa, hal itu sangat bisa sekali, cukup perbaiki niatanmu dalam menuntut ilmu, maka kamu akan berhias dengan adab-adab sebagai penuntut ilmu, dan keberkahan ilmu pun akan bertambah dan takkan terkikiskan lagi.

Wallohu a'lam bishowab
Share:

PALING BANYAK DIBACA

ARSIP

Followers