Bersama Bahagia Dalam Naungan Islam

Nyebur Empang ... Siapa Takut


Di saat manusia berserakah menumpuk harta, hanya sekedar bermegah-megah dan mempertinggi bangunan tempat berteduhnya, dan usahanya itu sekedar tertuju pada kata ' wah ' yang terngaung dari lisan-lisan orang yang melihat dan melintas di depannya. 

Ketahuilah bahwa fakta itu sebagaimana yang tersabdakan Rasulullah akan kemunculannya di akhir zaman, juga satu dari sekian banyak tanda-tanda dekatnya kiamat berakhirnya masa dunia.

Sekarang, itu sudah terjadi dan banyak terlihat, hanya sekedar mengejar kata " wah " gunung rela mereka daki, lautan terpaksa mereka seberangi, ujung dunia pun ia sambangi. usaha si lelaki tak cukup, si isteri bertindak turut pergi, atau keduanya tak sanggup, anak-anaknya pun terkorbankan, terlebih puteri-puterinya yang imut. semua itu demi kata " wah " terkarenakan tempat tinggalnya yang tersulap megah, fasilitas prabotnya yang mewah, suasana hidupnya terlihat indah. 

Inilah kondisi para TKI domestik maupun kelas internasional, terkhusus para TKW [ tenaga kerja wanita ], hanya karena tak betah atau tak tahan dengan gubung reodnya, makan sekedar garam tambah sayur bayam, atau melihat tetangga lesehan di atas lantai keramik, sementara dirinya beralaskan tanah berdebu, akhirnya kampoeng halaman di tinggalkannya, kasih sayang anak terpenjarakan, kebersamaan dengan suami tergadaikan, pelayanan dan ketaatan kepadanya terpindahkan, bahkan agama dan kehormatan pun tak sedikit terampaskan.

Warta teranyar, seorang TKW asal batang jawa tengah yang bekerja di negeri jiran malaysia di perkosa oleh tiga orang polisi, dan beberapa tahun terakhir di mana TKW di arab saudi dihukum mati karena terbukti membunuh sang majikan, entah membela diri, hendak di perkosa, tergoda megahnya harta, atau tak tahan dan stres dengan tekanan hidup di negeri orang, dan masih banyak TKW yang lain nasibnya serupa atau lebih parah yang belum terjamah media dan terdengar oleh kita.

Siapakah yang rugi? Siapakah yang bertanggungjawab? Siapa yang tersedihkan? Apa yang terasakan akhirnya? Siapa yang pantas di salahkan?

Yang pertama dan patut saya salahkan adalah mereka para wanita rakus, serakah, dan ceroboh. Begitu serakah dan rakuskah ia? Betapa berani dan cerobohkah ia? Ya, mereka sosok manusia yang terlalu serakah, ceroboh dan sangat berani tanpa kendali.

Peran wanita adalah pendidikan dan penanaman ilmu, agama, dan akhlak pada anak-anaknya. Bukan malah keluar rumah untuk bekerja, mencari nafkah, mengejar karir, menumpuk harta demi kata " wah " dan terkorbankan tugas utamanya, masa depan anak-anaknya, keharmonisan rumah tangga, agama, kehormatan bahkan jiwanya.

Kalaulah nafkah suami tak mencukupi, atau kondisi sulit orang tua, ia sebagai isteri atau puterinya dibolehkan membantunya dalam memenuhi kebutuhan keluarga, tapi hendaklah pekerjaan itu sesuai fitrahnya sebagai kaum hawa, tidak menggadaikan agama dan kehormatan, tidak mengenyahkan tugas utamanya sebagai seorang isteri, dan tetap menjaga adab-adab syariat sebagai seorang wanita.

Ingatlah wahai para wanita sabda Rasulullah yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas bahwa beliau bersabda ;

لا يخلون رجل بامرأة إلا ومعها ذو محرم ولا تسافر المرأة إلا مع ذو محرم

[ janganlah seorang lelaki menyendiri dengan seorang wanita kecuali bersama [ wanita itu ] mahramnya, dan janganlah seorang wanita bersafar [ bepergian ] kecuali bersama mahramnya ] [ HR. Bukhari ; 3006, Muslim ; 1341 ]

Dalam riwayat lain ;

لا تسافر المرأة مسيرة ليلة إلا مع ذو محرم

[ janganlah seorang wanita bersafar sejauh [ perjalanan ] semalam, kecuali bersama mahramnya ]

Riwayat lain menyebutkan ; [ lebih dari tiga malam ], [ tiga hari ], [ dua hari ], [ tiga mil ].

Imam an-Nawawi berkata, " dzohir yang di maksud bukanlah pada pembatasan jarak, selama dikatakan safar maka seorang wanita dilarang bepergian kecuali bersama mahramnya, adapun pembatasan jarak dalam hadits hanyalah karena kejadian perkara yang tidak perlu diamalkan." [ Lihat Kitab Subulussalam hal 687 ]

Apabila engkau wahai kaum wanita tetap memaksakan diri, bekerja menjadi TKW di luar negeri, atau PRT di kota-kota besar, atau pelayan toko, atau mengejar karir mapan lainnya, dan yang semisalnya, tapi kau abaikan kalam Allah, kau simpan sabda Rasul-Nya, kau gadaikan agama dan kehormatan, kau tinggalkan suami dan anak-anakmu, kau biarkan mereka terampas kasih sayangnya, dan semua itu demi satu kata " wah ", maka jika kelak berakhir dengan rasa sesal dan kerugian, janganlan kau cela dan salahkan orang lain. Cacilah dan salahkanlah dirimu sendiri!

Jika itu pilihanmu, kau telah nyebur empang ... sembari teriak " siapa takut ! " padahal kau tak bisa berenang sama sekali. Apa yang terjadi ? Mati dalam kekonyolan.

Wallohu a’lam bishowab

Share:

PALING BANYAK DIBACA

ARSIP

Followers