Bersama Bahagia Dalam Naungan Islam

Bara Sebuah Dosa Kala gundah gelisah yang tiada henti


Dosa adalah sebuah benih yang menumbuhkan kegelisahan dan rasa sedih, batin akan terasa sempit terhimpit dan tiada pernah tenang, jiwa akan terus berteriak dan berontak karena rasa gelisah dan sedih yang tak kunjung sirna. Akhirnya ia pun menempuh  berbagai   cara demi ketenangan batin dan hilangnya ras sedih dan gundah.
Namun sangat disayangkan, jalan yang mereka tempuh bukanlah jalan yang lurus yang akan membawanya pada keselamatan dan kebahagiaan, akan tetapi jalan sesat yang dianggapnya bisa mengakhiri semua rasa gelisah dan sedih yang terus menyelimuti dirinya. Ia mengira jalan instant yang ditempuahnya bisa memupus semua musibah yang sedang menimpanya.

Tapi ternyata jalan itu membawanya kepada kesengsaraan yang berlipat dan kebinasaan yang tak terelakan. Jalan yang mereka tempuh tidak lain adalah mengakhiri hidupnya dengan cara bunuh diri.
Orang yang membunuh diri dengan tangannya sendiri, maka pada hari kiamat ia akan disiksa dengan alat yang digunakan untuk membunuh dirinya. Rasululloh telah bersabda:
من قتل نفسه بحديدة فحديدته فى يده يتوجأ بها فى بطنه فى نار جهنم خالدا مخلدا فيها أبدا ومن شرب سما فقتل نفسه فهو يتحساه فى نار جهنم خالدا مخلدا فيها أبدا ومن تردى من جبل فقتل نفسه فهو يتردى فى نار جهنم خالدا مخلدا فيها أبدا
 [ Barangsiapa bunuh diri dengan menggunakan besi, maka tangannya akan melukai perutnya sendiri dengan besi itu di neraka jahanam dan ia kekal di dalamnya selama-lamanya. Barangsiapa bunuh diri dengan cara minum racun, maka ia akan terus meminumnya di neraka jahanam dan ia kekal di dalamnya selama-lamanya. Dan barangsiapa melompat dari tebing untuk bunuh diri, maka ia akan terus terjatuh di neraka jahanam dan ia kekal di dalamnya selama-lamanya ] [ HR. Muslim ; 313 ]
Bunuh diri – kita berlindung kepada Alloh darinya – bukanlah cara yang dibenarkan dalam islam untuk menghilangkan rasa gundah dan sedih akibat melakukan perbuatan dosa dan maksiat. Bahkan islam sangat mengharamkan cara-cara ini apapun bentuknya. Dan bagi mereka yang melakukannya diancam dengan siksaan yang sangat pedih di neraka jahanam.
Cara instant semacam ini adalah cermin orang-orang yang tidak beriman kepada Alloh dan hari akhir, dan ia merupakan bagian dari sikap berputus asa akan rahmat Alloh yang sangat luas, Ia tidak akan mendapatkan apa-apa melainkan kerugian dan kesengsaraan.
Alloh berfirman :
قال ومن يقنط من رحمة ربه إلا الضالون
[ Dia [ Ibrohim ] berkata : “ tidak ada yang berputus asa dari rahmat Tuhannya kecuali orang-orang yang sesat ] [ QS.  Al-Hijr ; 56 ]
Berputus asa dari rahmat Alloh adalah jalan kesesatan, berujung pada kesengsaraan, membawanya ke sebuah lembah kehancuran yang tiada berujung lagi bertepi, terus menerus tanpa henti. Penyesalanlah yang akan menyapanya, angan-angan tinggi agar dirinya lebih baik menjadi batu, dan ia sangat berharap andaikan sandiwara dunianya berulang kembali, niscaya dirinya akan taat dan patuh terhadap semua perintahnya.
Akan tetapi pada hari itu angan-angan hanyalah setitik pelipur lara yang tiada berarti sedikit pun baginya, ia hanya selintas pandang penyesalan yang jauh panggang dari apinya, bahkan sangat lebih jauh lagi. Jalan pun menjadi buntu, dan ia terperangkap dalam panggangan api yang menyala-nyala. Penyesalan, penyesalan, dan penyesalanlah yang sudah arang dan basi, yang tiada mengandung setitik kenikmatan yang paling kecil sedikitpun.
Alloh telah menceritakan keadaan mereka dalam al Qur’an :
فلو أن لنا كرة فنكون من المؤمنين
[ Maka seandainya kita dapat kembali ( ke dunia ) niscaya kita menjadi orang-orang yang beriman ] [ QS. Asy-Syu’ara’ ; 102 ]
كذلك يريهم الله أعمالهم حسرات عليهم وما هم بخارين من النار
[ Demikianlah Alloh memperlihatkan kepada mereka perbuatan mereka yang menjadi penyesalan mereka dan mereka tidak akan keluar dari api neraka ] QS. Al-Baqarah ; 168 ]
Gelisah dan sedih adalah buah sebuah dosa yang beraroma busuk dan berasa pahit, ia akan terus bergelantung dalam tangkai-tangkai qalbunya yang tumbuh subur dan rindang oleh siraman air maksiat dan kejahatan, ia takkan membusuk dan jatuh dari tangkainya selama pohon-pohon kedurhakaannya masih kokoh dan tegar, bahkan ia akan terus membesar dan berisi, berdaging dan menjadi buah terbesar selama pupuk-pupuk dosa terus mengemburkan dan menyuburkan hatinya.
Kegelisahan dan kesedihan ini akan terus berlanjut hingga hari kiamat. Saat itu rasa cemas, tidak aman, dan sedih adalah sebuah kelaziman baginya. Dan itulah sejatinya buah yang ia rasakan di dunia, gelisah dan sedih yang hakiki, karena siksa yang pedih sudah di ambang mata, dan tidak mungkin untuk menghilang dari hadapannya. Ia pun menjadi keguncangan jiwa dan rasa sedih yang  tak bertepi, tak terobati dan akan terus meliputi dirinya.
Dengan demikian, ia terkubur dalam dua kesengsaraan, di dunia dan di akhirat. Jadilah dirinya seorang yang benar-benar merugi, sengsara, dan merana jiwa raganya tanpa  terobati.
Mereka itulah wali-wali syaithan, yang terjebak dalam bujuk manis dan rayuan sang iblis, terperangkap dalam kurungan nafsu syahwat dan syubuhat, tergiur dan tertipu oleh kenikmatan dunia yang terasa indah dan manis, dan tenggelam dalam hiruk pikuk dunia yang melalaikan hatinya, karena dunia adalah surga bagi orang-orang kafir dan penjara bagi orang-orang yang beriman. Rasulullah pernah bersabda:
الدنيا سجن المؤمن وجنة الكافر
[ Dunia adalah penjara bagi orang mukmin dan surga bagi orang kafir ] [ HR. Muslim ; 2956, at-Tirmidzi ; 2324 ]
Keadaan ini berbeda sekali dengan orang-orang yang beriman. Hati mereka tenang dan sejuk, tentram dan damai, tiada rasa cemas dan takut sedikitpun dalam jiwanya, juga mereka kosong dari rasa sedih, baik di dunia maupun di akhirat. Hatinya terus diliputi rasa senang, bahagia, ridha atas segala ketetapan Alloh atas dirinya, apapun keadaan yang sedang dialaminya, karena semua semua yang dilakukan bernilai ibadah, berbuah dan berpahala di sisi-Nya, ia pun penuh yakin dan tanpa ragu-ragu akan hal ini.
Dan jika musibah datang dan menimpanya, kemudian ia ridha dan bersabar atasnya, itulah ibadah yang bernilai tinggi di sisi-Nya. Dan saat ia mendapat nikmat, ia pun memuji-Nya dan bersyukur atasnya, dan itu juga ibadah yang sangat mulia. Oleh karena itu, semua perkara bagi orang mukmin adalah baik. Hal ini sebagaimana sabda Rasulullah:
عجبا لأمر المؤمن إن أمره كله خير وليس ذاك لأحد إلا للمؤمن إن أصابته سراء شكر فكان خيرا له وإن أصابته ضراء صبر فكان خيرا له
[ Betapa menakjubkan perkara orang mukmin, karena semua perkaranya adalah sebuah kebaikan, dan hal itu tidak akan dialami kecuali oleh orang mukmin, apabila mendapat kesenangan ia bersyukur dan itu baik baginya, dan jika ditimpa musibah ia bersabar dan itu juga baik baginya ]  [ HR. Muslim ; 7692 ]
Dan kebaikan-kebaikan itu tidak lain adalah untuk kebaikan dirinya sendiri di sisi Alloh. Sebagaimana Firman Alloh:
إن أحسنتم أحسنتم لأنفسكم وإن أسأتم فلها
[ Jika kamu berbuat baik [ berarti ] kamu berbuat baik untuk dirimu sendiri, dan jika kamu berbuat jahat, maka [ kerugian kejahatan ] itu untuk dirimu sendiri ] [ QS. Al-Isra ; 7 ]
Ketentraman, hati yang lapang, jauh dari sedih dan duka, rasa bahagia dan tiada rasa cemas sedikitpun adalah milik mereka orang-orang yang beriman, mereka adalah wali-wali Alloh yang berhak dan pantas untuk mendapatkannya karena ketaatan dan keridhaannya terhadap Alloh dan takdir-Nya. Alloh berfirman:
ألا إن أولياء الله لا خوف عليهم ولا هم يحزنون الذين آمنوا وكانوا يتقون
[ Ingatlah wali-wali Alloh itu, tidak ada rasa takut pada mereka dan mereka tidak bersedih hati, [ yaitu ] orang-orang yang beriman dan senantiasa bertaqwa ] [ QS. Yunus ; 62-63 ]

Wallohu a’lam bishowab
Share:

PALING BANYAK DIBACA

ARSIP

Followers