Bersama Bahagia Dalam Naungan Islam

Anak Cucu Kebohongan


Saat kata-kata dusta menjalar
Merayap di antara himpitan sempit kejujuran
Untuk mencari bunga rampai dahlia
Yang hendak dirangkainya berjajar di beranda senja
Menjadi hiasan menarik setiap pandangan
Dalam suasana kesejukan semu

 Akar setiap kata dusta terus menjalar
Dan menumbuhkan tunas-tunas belia
Yang meruntut di balik suburnya
Kala pagi dan senja berganti
Sebagai saksi bisu mereka
Akan kebusukan yang terpendam
Di bawah pangkal tunas belia yang mungil

Setiap kebohongan
Melahirkan anak-anak cucunya
Yang kelak menjadi besar
Sebagai bumerang dirinya

Ialah kebohongan dan dusta
Yang paling berani dan tega
Menjajakan mutiara-mutiara cintanya
Demi kenikmatan semu sesaat
Dalam sadar dan bangunnya

Itulah kehinaan dan siksa
Yang sebenarnya sedang dituai
Di atas hamparan ladang subur
Yang telah mereka sia-siakan
Tanpa sesal dan keluh kesah
Melainkan kelak di hadapan Rabbnya

Setiap kebohongan menawarkan cinta
Membalut rayuan dengan indahnya rasa
Yang terlihat bagai taman-taman bunga
Penuh, aroma dan kesejukan

Padahal dibalik keindahan jari-jemari
Yang halus dan menggelitik qalbu
Yang kau tertidur dalam belaiannya
Tersimpan sifat yang kejam dan kasar
Tanpa kenal belas dan iba
Terhadap setiap musuh dan mereka yang dicintainya

Kebohongan dan anak cucunya
Mengonggok besar menjadi gunung kejahatan
Pasti tiba saatnya maut kehancuran
Yang akan menenggelamkan dirinya
Di antara serpihan dan debu-debu siksa
Dimana tiada air sedikitpun mengalir
Yang membawa kesejukan rasa jiwa
Dan melepaskan cekikan haus
                                                          

Lipia Jakarta, 01 Maret 2011
Share:

PALING BANYAK DIBACA

ARSIP

Followers