Bersama Bahagia Dalam Naungan Islam

Ajal Sebuah Kepastian


Allah telah menegaskan bahwa Ia adalah awal dan akhir, awal yang tidak pernah terawali oleh ketidakadaan dan tak pernah terawali oleh kelahiran, dan akhir yang tidak akan pernah terakhiri oleh kebinasan atau kematian, karena Dia-lah Yang Maha Hidup yang tidak akan pernah mati.

Sedang selain-Nya adalah terawali oleh ketiadaan menjadi ada, dan terakhiri oleh kematian yang sebelumnya hidup.

Kemarin, baru saja tersebar berita meninggalnya ibunda dari saudara seperjuangan kita di medan dakwah, abdullah luthfi, semoga Allah mengampuni dosa-dosanya, menghapus segala kesalahan dan kekhilafan yang tersengaja atau tidak. 
Dan semoga segala amal shalih dan bajiknya diterima disisi-Nya serta menjadi pahala yang akan memberatkan timbangan kebaikannya kelak di hari penghisaban amal.

Siapa yang menyangka bahwa beliau akan terakhirkan masa hayatnya pada detik itu, siapa sangka beliau akan pergi selama-lamanya meninggalkan orang-orang yang dicintainya, siapa kira sakit yang menimpanya menjadi sakit terakhir yang terasakannya selama hayatnya, siapa bayang tangisan sedih dan duka akan menyelimuti sanak saudara, keluarga, dan semua yang mengenalnya pada hari itu, siapa tau bahwa hari itu akan menjadi akhir baginya melihat dunia dan orang-orang terdekatnya.

Padahal di tempat lain banyak saudara-saudara kita yang sedang derita sakit lebih parah darinya, jauh lebih parah dan ada yang telah bertahun-tahun terengkuhnya. Tapi ajal pun tak juga kunjung merenggutnya. Dan tak sedikit mereka yang terlihat bugar, sedang asyik dalam canda tawa, lagi menikmati aktivitasnya, tiba-tiba ajal menjemputnya, tak bisa tertangguhkan sedetik pun meski bermiliaran dolar ditawarkan.

Itulah ajal, demikianlah kematian, begitulah akhir bagi semua kehidupan, tiada yang tau kewujudan dan ketibaanya, sampai malaikat terdekat dengan-Nya atau rasul yang terutus oleh-Nya. Hanya Dia-lah satu-satunya yang menguasai ajal seluruh mahluk, yang akan menjabutnya sesuai kehendak-Nya, kala sakit atau sehat, masih terkandung atau telah terlahir, masih balita atau telah terpikunkan oleh masa senjanya, saat istirahat atau kala tersibukan oleh aktivitasnya, ketika senyum ceria atau menangis karena rundung duka.

Inilah ajal yang terahasiakan kewujudan dan kedatangannya, untuk mengetahui siapa yang benar-benar ikhlas amalnya dan siapa yang tidak, siapa yang taat ibadah dan siapa yang durhaka, siapa yang siap dan siapa yang tidak, siapa yang pantas mewarisi surga dan siapa yang pantas menghuni neraka?

Allah telah mempertegas di beberapa firman-Nya bahwa ajal adalah kepastian yang akan merenggut semua yang bernyawa, dan kala ajal tiba ia takkan tertangguhkan atau termajukan sesaat pun darinya.

Bagi yang sehat, atau yang sedang tertawa, atau yang merasa muda, atau yang punya harta, atau yang perkasa raganya, janganlah merasa ajal kalian masih lama dan menangguhkan taubatnya. Dan teruntuk yang sakit, atau yang dirundung duka, atau yang sudah tua renta, atau yang miskin papa, janganlah apa yang menimpa kalian menutup mata dari dekatnya ajal, manfaatkanlah apa yang tersisa untuk lebih dekat dan taat kepada empunya kematian.

Kematian adalah kepastian, kematian adalah akhir segala kehidupan makhluk, kematian adalah akhir yang terlupakan, berapa banyak mereka yang teringat akan mati, yang terbanyak adalah mereka berbuat untuk terlupakannya mati. Semoga kita tidak termasuk golongan yang lupa akan kematian.

Wallohu a’lam bishowab
Share:

PALING BANYAK DIBACA

ARSIP

Followers