Bersama Bahagia Dalam Naungan Islam

Cinta Berbalut Dusta

Sang bunda berkata
Kepada si kecil yang menangis
Jangan menangis, jangan menangis
Wahai kupu-kupu kecilku !
Apa yang membuatmu dalam sedih ?
Yang mengalirkan air mata fitri

 Si kecil bergumam
Dalam sedu yang tersentak-sentak
Berkisah akan kenakalan
Dalam sandiwara antara sebaya

Sang bunda mulai
Merajut benang-benang rayu
Di sisi tepian pantai pasir putih
Dengan iringan gemuruh ombak-ombak mungil
Yang saling sahut dan mengejar

Dirinya terus berjuang
Mengumpulkan serpihan-serpihan kecil
Dari hati si kecil yang hancur
Ia berusaha menyatukan kembali
Agar tetap tegak tegar
Demi merekahnya mendung kelam
Berganti terang dalam selimut kelembutan

Ia katakan
Yang seharusnya diam
Ia janjikan
Hanya sekedar impian
Ia yakinkan
Padahal sebuah tipu daya

Mendung terus merekah hilang
Sesaat setelah menyambut
Belaian dan hembusan angin cinta
Ia tertipu tanpa rasa
Termenung dan terjebak dalam penantian
Yang tak kunjung tiba menyapa

Ia hanya cinta
Yang berbalut dusta
Tanpa mau meraba dan merasa
Akan jiwa-jiwa belia
Yang mulai berkelana
Meninggalkan buaian-buaian cinta

                                                           
Mangga Besar, 25 February 2011
Share:

PALING BANYAK DIBACA

ARSIP

Followers