Sang bunda berkata
Kepada si kecil yang menangis
Jangan menangis, jangan menangis
Wahai kupu-kupu kecilku !
Apa yang membuatmu dalam sedih ?
Yang mengalirkan air mata fitri
Si kecil bergumam
Dalam sedu yang tersentak-sentak
Berkisah akan kenakalan
Dalam sandiwara antara sebaya
Sang bunda mulai
Merajut benang-benang rayu
Di sisi tepian pantai pasir putih
Dengan iringan gemuruh ombak-ombak mungil
Yang saling sahut dan mengejar
Dirinya terus berjuang
Mengumpulkan serpihan-serpihan kecil
Dari hati si kecil yang hancur
Ia berusaha menyatukan kembali
Agar tetap tegak tegar
Demi merekahnya mendung kelam
Berganti terang dalam selimut kelembutan
Ia katakan
Yang seharusnya diam
Ia janjikan
Hanya sekedar impian
Ia yakinkan
Padahal sebuah tipu daya
Mendung terus merekah hilang
Sesaat setelah menyambut
Belaian dan hembusan angin cinta
Ia tertipu tanpa rasa
Termenung dan terjebak dalam penantian
Yang tak kunjung tiba menyapa
Ia hanya cinta
Yang berbalut dusta
Tanpa mau meraba dan merasa
Akan jiwa-jiwa belia
Yang mulai berkelana
Meninggalkan buaian-buaian cinta
Mangga Besar, 25 February 2011