Bersama Bahagia Dalam Naungan Islam

Tepian Dalam Penantian

Lautan bertepi, sahara bersisi, gunung pun berpuncak dan terhenti, kali-kali berujung, pandangan mata pula terbatasi, dan semua pasti akan berakhir dan terhenti di tepian yang tiada pernah menengok berbalik kembali.

Yang sekarang dalam himpitan kezaliman manusia lain, bersabarlah, karena ia ada masanya dan telah menanti ajalnya, tunggulah dalam sabar dan ikhlasnya penantian, dan hanya itulah senjata yang kuasa kau pikulkan kala itu. Kezaliman pasti akan sirna dan raib kelak dari pandangan maupun rasa, sementara kedamaian dan ketenangan sedang menunggu di ujung sana.

Biarlah mereka para pezalim berkoar, bergagah diri, merasa yang terhebat, terkuat, atau malah meyakini dirinya akan kekal selamanya, dan akan berkuasa seterusnya, biarlah mereka terlihat tinggi di atas sana, tapi ingatlah dan perhatikanlah, bahwa sebenarnya mereka tertipu oleh dirinya sendiri, terbodohi oleh hawa nafsunya yang keji, dikelabuhi oleh syahwat maupun hasrat buruk hatinya yang tiada pernah terpuaskan meski dunia ini tergenggam dan menjadi miliknya.

Ingatlah, sesungguhnya di balik angkuhnya ada sang pemilik alam semesta, di belakang tangannya yang lalim ada sang Penguasa yang dalam genggamannya terkuasai seluruh kekuatan maupun kebesaran yang terbanggakan oleh para makhluknya yang zalim. Tidakah mereka ingat, bahwa Allah di balik semua apa yang mereka sombongkan, dan Dia kuasa melenyapkan dalam kejapan mata saja, tapi Allah tangguhkan semua itu sebagai ujian atas orang-orang yang yakin dan beriman kepada-Nya. Kelak Allah akan panggil mereka semua dan apa saja kekuasaan maupun kerajaan yang pernah dibanggakan atau menjadi alat untuk menindas manusia lemah yang selainnya.

Mereka merasa kuat, padahal sejatinya mereka sangatlah lemah dan tak termiliki kuasa apapun yang tersandingkan di sisinya. Mereka merasa hebat, padahal sesungguhnya raganya terbungkus oleh kerapuhan yang terus melepuh dan akan melebur nantinya. Mereka merasa paling mulia padahal sejatinya kehinaanlah yang menjadi baju kebesarannya selama ini, tapi tiadalah mereka pernah merasa. Mereka merasa yang tertinggi dan semua manusia terlihat hina dibawah kakinya, padahal dirinya lah yang rendah dan kelak akan terhinkan oleh tipuan rasa yang seakan menyejukan hatinya.

Biarkanlah mereka bangga kali ini, biarkanlah mereka terpampang mulia saat ini, tiadalah mengapa zalim dan keburukan kerap mereka timpakan atas sesamanya yang terasa hina olehnya, tapi yakinlah engkau yang kini sedang terbalut kezalimannya, kelak ia akan berujung dan berakhir nantinya, hanya sabarlah yang patut kau genggam erat di tanganmu.

Yang sekarang dalam kesedihan berduka, entah himpitan ekonomi atau perginya salah seorang yang paling dicintainya yang tiada akan pernah bersanding kembali, atau balutan kesusahan maupun kesulitan lainnya yang telah bermasa lamanya, maka bersabarlah dalam penantian menuju ketepian yang akan mengakhiri itu semua. Yakinlah, semua itu ada masanya, dan ajal mereka telah menanti di ujung sana. Semua tinggal menunggu waktu saja, dan itulah sejatinya apa yang terjadi di alam ini. Dan apa yang kita lakukan dalam masa penantian inilah yang kelak menjadi nilai untuk memberatkan timbangan, entah dalam hal kebaikan maupun keburukan.

Yang baik akan mendapatkan yang terbaik, yang buruk setimpal pula mendapatkan yang terburuk. Semua mendapatkan sesuai apa yang diusahakannya. Dan setiap mereka dibalas menurut kadar amalan yang terbuatnya. Tiadalah mereka terzalimi sedikitpun dari apa yang akan diraupnya kelak di akhirat nanti.

Oleh karena itu, bersabarlah di dalamnya dan tetaplah kau dalam ketaatan kepada-Nya. Karena tiada jalan yang kau dapat bertahan dan tegar menjalani semua itu, melainkan sabar dan keyakinan kuat atas janji Allah yang terkalamkan bagi mereka yang mau meniti perintah-Nya.

Memang pahit terasa dan sakit mendera, namun kepahitan dan sakit itu akan mengantarkanmu ke telaga yang manis lagi menyenangkan yang tiada lagi kepahitan maupun sakit mengalirinya dan bermuara menuju ke arahnya.

Memang terasa lama dalam penantian di bawah awan kehimpitan yang gelap, tapi kelak masa yang terasa begitu lamanya yang seolah tiada bertepian baginya akan sirna seketika, bahkan ia takkan terasa sama sekali dan lupa akannya saat kau baru menegguk satu tegukan saja dari air mata surga.

Yang sedang terbalut luka hati, atau terkurung oleh penyakit yang terus membungkusnya, bersabarlah dalam penantian indah yang telah menunggu di ujung sana. Semua pasti akn terakhiri, karena semua berawal dan pasti akan berakhir, semua terlahir yang pastinya akan berujung di akhir, semua berajal yang akan terakhiri dengan masanya untuk meninggal. Bersabarlah dan bersabarlah, meski pahit terasa dan susah dalm menjalaninya. Yakinlah dalam sabarmu, bahwa janji Allah pasti akan tersaksikan kelak oleh raga maupun jiwamu.

Wallohu a'lam bishowab
Share:

Tidak ada komentar:

PALING BANYAK DIBACA

ARSIP

Followers