Bersama Bahagia Dalam Naungan Islam

Lembut Yang Sulit Terasakan

Bisa jadi kau mengajak orang lain supaya mengubur dengki dalam hatinya sedalam mungkin, bisa pula diriku mengajakmu untuk membuang hasad sejauh mungkin. Tapi adakah terasa kelembutan debu dalam sahara pasir yang tiada bertepi. Kadang kala bisa dirasa bagi mereka yang membuka diri untuk merasakannya, namun sulit dan jarang rasa itu merayap bagi mereka yang sekedar berjalan begitu saja.

Demikianlah hakikat sebuah kelembutan, apa pun itu namanya, ia takkan mudah terjamah rasa melainkan dalam diri yang senantiasa melatih kepekaan rasa. Dan kebanyakan hati manusia tiada terlatih dengannya, karena nafsu dan kecintaan dunia sering kali menghijab hasrat itu atau melemahkan asa yang tecipta.

Kau ajak diriku menjauh dari dengki terhadap manusia, aku pula sesekali mengajak dirimu meninggalkan dengki terhadap yang lainnya. Bersyukurlah, karena perkara itu adalah bagian dari kebaikan yang akan terganjar dengan berlipat pahala di sisi-Nya. Bertahmidlah, karena Allah telah mengingatkan kita dari wasilah nasihat lisan atau tulisan yang tertutur dari saudara kita.

Akan tetapi, tiadalah kebaikan itu akan mengalir indah menuju muara keridhaan Sang Ilahi, melainkan di ujung kanan kirinya berjajar kedengkian setan agar kebaikan itu terhenti dan tiada pernah mencapai ke tengah ridha Ilahi. Setan tiadalah pernah akan berhenti mengajak dan merangaki makar untuk menjerumuskan manusia dari kebaikan yang diperbuatnya menuju kubangan keburukan yang dibenci sang Pencipta dirinya.

Berhati-hatilah karena bisa jadi kebaikan yang kau banggakan tak terasa menjadi sebuah keburukan yang tak tertampak kasat mata maupun rasa dalam dirimu. Kau katakan, " janganlah mendengki kepada Fulan, itu hanyalah keburukan dan tiada kebaikan sedikitpun di dalamnya bagimu. " Apa yang kau katakan di atas adalah untaian kebaikan yang tertebar dari lisanmu dan bisa membawa berbilang pahala bagi dirimu.

Tapi ketahuilah, terkadang apa yang kau katakan tiada terhenti pada kalimat itu saja. Kerap kali mutiara nasihat di atas tercemari keburukan lain yang teranggap kebikan pula.

" Ya, kebaikan Fulan adalah karunia dan keutamaan yang Allah berikan untuknya. Bisa jadi ia pun akan tergelincir sebagaimana manusia lainnya. Semua manusia tersifati lemah dan memungkinkan dirinya terjatuh dalam keburukan seperti yang lainnya. ya, bisa pula ia terbarengi ikhlas hati dalam dirinya. Dan aku pun mampu melakukan apa yang ia lakukan seandainya aku miliki apa yang ada padanya. Aku pula mampu sepertinya, hanya saja aku belum berhasrat seperti dirinya. ya, Kita hanya bisa melihat yang zahirnya, kita tiada pernah merasa apa yang terjadi di balik hati setiap manusia. makanya, biasa saja kita menanggapi apa yang terbuat dan dilakukan oleh selain kita. keburukan menanti, jurang kejelekan merintang di setiap jalan, dan bisa jadi suatu saat ketergelinciran menepi kepadanya. kita hanya bisa berdoa, semoga semua tak terjadi padanya."

Begitulah, terkadang kita merasa remeh akan kebaikan yang teramalkan oleh fulan, menganggap enteng nasihat fulan, merasa bisa melakukan seperti apa yang dilakukan fulan, atau mengatakan bahwa setiap kebaikan bisa pula teriringi keburukan yang tak terasakan olehnya.

Ketahuilah, apa yang kau katakan dan kau sampaikan kepada orang lain akan sebuah kebaikan yang kau anggap bisa dan sedikit tersandingi buruk sangka terhadapnya adalah sebuah kedengkian pula dirimu atasnya, atau paling tidak, saya anggap rasa buruk sangkamu sebagai sebuah anak atau tunas kedengkian yang akan tumbuh membesar jika kau biarkan ia liar atau tumbuh di hatimu yang kelak akan menjadi kedengkian yang tertampakan dalam dirimu dan bisa terasakan dari lisan maupun tingkahmu.

Semoga Allah melindungi kita dari kedengkian hati dan setiap keburukan hati yang lainnya. Hanya Dia-lah tempat mengadu dan Maha mengetahui setiap kelembutan amal yang dilakukan manusia.

Wallohu a'lam bishowab
Share:

Tidak ada komentar:

PALING BANYAK DIBACA

ARSIP

Followers