Bersama Bahagia Dalam Naungan Islam

Jejak Yang Tertinggal Kala Kemuning Senja Ber-ajal

Siapa bilang dengan berjilbab akan mengurangi kecantikan dan keanggunan seorang wanita. Justru sebaliknya dengan berjilbab seorang wanita akan terlihat lebih cantik dan anggun, entah itu dalam pandangan kaum Adam maupun dalam penilaian kalangan kaum Hawa itu sendiri. Cantik tidaklah selamanya identik dengan rambut lurus yang terurai panjang, hidung mancung, alis berbulan sabit, betis mentimun atau yang sejenisnya yang terumbar dan terjual gratis bagi pandangan kaum lelaki.

Kecantikan semacam itu memang merupakan nilai lebih dan karunia yang Allah berikan bagi kaum Hawa yang dikehendakinya. Dan secara fitrah, sesama kaum wanita pun akan melihat hal itu sebuah kelebihan tersendiri bagi pemiliknya yang mungkin sangat ia kagumi dan ingini mengingat paras dirinya yang pas-pasan. Perasaan semacam itu adalah hal yang wajar, namun menjadi tidak wajar dan tercela di kala keinginan itu menjadi sebuah rasa iri yang melahirkan rasa dengki terhadap si empunya.

Cantik paras seorang wanita bukanlah barang dagangan atau sebuah tontonan yang bebas tersantap dan ternikmati oleh pandangan setiap kaum lelaki. Bahkan kecantikan wanita sangatlah berharga dan mulia yang seyogyanya ia pula harus pandai memelihara maupun melindunginya dari curian pandangan lelaki kotor yang terpenuhi dalam dirinya nafsu buruk, sebagaimana ia sangat begitu keras dalam menjaga perhiasan emas atau barang berharga lainnya yang menjadi miliknya dari para pencuri.

Para wanita juga harus sadar, bahwa cantik tidaklah terbatas pada kecantikan parasnya, karena ia hanyalah kecantikan dzahir saja [ yang tampak ]. Tapi cantik juga harus meliputi akan cantiknya hati maupun akhlak si wanita. Dan kecantikan batin ini jauh lebih baik dan mulia jika tersandingkan dengan kecantikan zahir paras wajah maupun tubuhnya.

Apalah arti seorang wanita yang berparas cantik jelita, tapi ia begitu buruk hati dan akhlaknya. Siapakah yang akan tahan dan kuasa dari kaum lelaki shalih untuk bersanding dengan seorang wanita semacam itu, tiadalah yang ia dapatkan melainkan kegersangan dan kegelisahan jiwanya di saat sang pendamping hidupnya begitu menjengkelkan dan memancing emosi dikarenakan keburukan hati maupun akhlaknya.

Sungguh, salah satu faidah keberadaan seorang isteri di sisinya adalah untuk mendapatkan ketenangan. Namun, jika ia adalah seorang wanita yang berhati dan berahklak buruk, meskipun ia seorang yang cantik jelita bak bidadari turun dari langit, maka bukanlah ketenangan batin yang akan didapatkan oleh seorang suami, melainkan kegelisahan dan gocangan jiwa yang menjadikan dirinya merasa stress.

Pilihlah, hidup tenang dan nyaman bersama sang isteri yang berhati dan berakhlak baik, meski ia berparas wajah pas-pasan. Atau hidup gelisah penuh tekanan batin bersama isteri yang berparas cantik jelita yang terkagumi oleh semua lelaki yang memandangnya, namun ia begitu buruk akhlak dan hatinya. Semua lelaki yang baik pasti akan memilih pilihan yang pertama. Karena ketenangan batin yang tersanding dengan kesederhanan jauh lebih terharap dan dicari oleh semua orang dari pada kegelisahan jiwa yang tersanding dengan bergelimang harta dan cantik isteri yang menjadi pendampingnya.

Jika engkau adalah seorang wanita yang berparas cantik, maka pujilah Allah dan syukurilah karunia yang telah diberikan kepadamu. Syukurilah nikmat itu dengan balutan nilai-nilai akhlak mulia dan kecantikan hatinya. Dan dengan keduanya, berarti kau telah memuliakan dirimu sendiri yang sesungguhnya.

Allah berfirman ;

وَلَقَدْ آتَيْنَا لُقْمَانَ الْحِكْمَةَ أَنِ اشْكُرْ لِلَّهِ وَمَنْ يَشْكُرْ فَإِنَّمَا يَشْكُرُ لِنَفْسِهِ وَمَنْ كَفَرَ فَإِنَّ اللَّهَ غَنِيٌّ حَمِيدٌ

" Dan sungguh, telah Kami berikan hikmah kepada luqman, yaitu, " Bersyukurlah kepada Allah ! Dan barangsiapa bersyukur [ kepada Allah ], maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri. Dan Barangsiapa tidak bersykukur [ kufur ], maka sesungguhnya Allah Maha Kaya, Maha Terpuji " [ QS. Luqman : 12 ]

Namun, jikalau kau hanyalah seorang wanita yang berparas pas-pasan. Janganlah pernah berkecil hati akan karunia yang Allah berikan kepadamu. Dia-lah Yang Maha Baik Yang Maha Mengetahui akan apa yang terbaik bagimu. Bukankan Allah tidak memandang kepada ragamu, melainkan yang Ia pandang adalah hatimu, maka kejar dan raihlah kecantikan hatimu dengan rajutan akhlak mulia dan nilai-nilai budi yang luhur dalam naungan cahaya qur’an dan sunnah.

Wallohu a'lam bishowab
Share:

Tidak ada komentar:

PALING BANYAK DIBACA

ARSIP

Followers