Bersama Bahagia Dalam Naungan Islam

Galian Yang Kerap Tertinggalkan

Begitu banyak waktu yang tersisihkan tanpa manfaat dari hidup kita, tersadar atau tidak, dan kebanyakan dari kita enggan untuk tersadar atau tak mau sadar akan apa yang telah terlewati darinya. Sebenarnya waktu dari umur kita dalam seharinya begitu luas terbentangkan, namun ketidakmanfaatan hidup maupun amal kita yang membuat terasa sempit waktu dalam seharinya. Singkat ia begitu terasa, sebenarnya ia tak menyempitkan atau mengkerutkan dirinya di hadapan kita.

Kemanfaatan hidup memang tidak pada ibadah semata, banyak kebaikan dan manfaat yang dapat terhasilkan dari setiap gerak gerik anggota tubuh kita yang sejatinya sebuah adat atau kebiasaan hidup manusia. Tapi berapa banyak kebiasaan itu teramalkan manusia tanpa terbarengi niatan ibadah kepada Allah. Dan kerap kali ia terlewati layaknya hembusan angin yang mengalir setiap harinya. Atau aliran kali yang terpenuhi liukan goyangan air yang tiada habisnya.

Bejejer adat kebiasan manusia tiada terniatkan ibadah, jarang terbarengi basmalah, dan tak terdasari ketundukan kepada Rabbnya. Bertumpuklah ia dan mengonggok di ujung sana tanpa menzahirkan makna maupun arti yang memekarkan bunga di ujung tepian nantinya. Adat pun tetap mengadat tersandingkan, kebiasaan terlihat tetap biasa jadinya dan akhirnya. Tiada makna maupun arti, tanpa pula membawa kuncup yang akan memekarkan indahnya bunga dan menebarkan wanginya aroma kelak setelah hancurnya dunia.

Padahal dari sekian banyak apa yang di lakukan manusia hanyalah sebuah kebiasaan, mulai dari bangun tidur hingga hendak tidur kembali. Semua itu menjadi adat dan kebiasaan manusia yang tanpanya manusia tak terkesan bagai manusia, atau tak teranggap manusia yang normal. Apalah arti banyaknya lembaran kertas yang tiada tertuliskan kebaikan di dalamnya, tiadalah berarti jilidan berjejer namun tak sedikitpun tulisan yang tercoretkan di setiap lembaran kertas yang menumpuk di dalam sampulnya, tiadalah bermkna besar dan megahnya istana yang tiada berpenghuni di dalamnya, dan apa artinya sebuah huruf yang terangkai namun tiada maksud dan makna yang terkandung di dalamnya.

Demikianlah ibaratnya kebiasaan manusia, yang tiada arti dan takkan pernah membawa makna tanpa kita memberinya makna maupun menyampulnya agar menjadi bernilai baginya.

Allah begitu Maha Pemurahnya atas para hamba-Nya, dan begitu Maha Penyayang terhadap hamba-hamba-Nya yang beriman, bukankah Allah telah menjadikan setiap adat kebiasaan manusia lebih bermakna dan akan menjadi bernilai di sisi-Nya hanya dengan menyandingkan niatan tulus dan membarenginya sebagai bentuk ibadah kepada-Nya. Sungguh, hanya dengan basmalah dan niatan suci sebagai bentuk taqorub kepada Allah, maka adat dan kebiasaan itu menjadi sebuah kebiasaan yang akan bernilaikan ibadah dan tergajar dengan pahala maupun kebaikan yang banyak di sisi-Nya. Tentunya selama adat atau kebiasaan itu tiada pernah bertentangan dan bertolak belakang dengan syariat yang telah Allah turunkan atas Nabi-Nya.

Oleh karena itu, sampulilah dan hiasilah adat maupun kebiasaanmu serta aktivitasmu dengan basmalah dan niatan ikhlas ibadah kepada-Nya. Dan hanya niatanlah yang bisa menjadikan semua itu bermakna lagi bernilai mulia.

Wallohu a'lam bishowab
Share:

Tidak ada komentar:

PALING BANYAK DIBACA

ARSIP

Followers