Bersama Bahagia Dalam Naungan Islam

Jangan Dibaca ! Jika Kau Tak Gemar Membaca

Begitu banyak tulisan tercecer di sana dan di mari, menjadi bacaan dan santapan jiwa setiap harinya, bisa dinikmatinya sebagai penenang kegalauan, penderma maklumat, pencerah kelamnya jiwa, pelembut kerasnya hati, pengeras lembutnya hati, penggugah tidurnya kebajikan, pelontar keburukan dalam diri, bahkan sampai gurunya bagi pendengki atas nikmat yang teranugerahkan pada manusia lainnya.

Beragam judul buku berjejer di lemari gubug manusia, tulisan panjang atau pendek berderet di banyak kanal-kanal internet, bertumpuk tebal buku-buku di setiap perpustakaan, pula artikel-artikel yang dijajakan setiap harinya di antara lempitan koran-koran atau majalah, atau dinding-dinding lainnya yang menjadi bersendernya banyak tulisan sebagai sumber bacaan lisan manusia.

Begitu gampangnya kini didapatnya sumber tulisan yang menjadi bacaan lisan manusia, yang tiada lain ia adalah anugerah yang tercurahkan atas manusia, namun tak selamanya anugerah berujung baik bagi si penerimanya, meski sejatinya anugerah itu sesuatu yang baik baginya.

Banyak kalanya kau terberikan nikmat, tapi kerap kau lalai bahwa nikmat itu membawamu pada laknat, mengantarkanmu pada kiamat yang dekat, menjadikan jalan-jalan kebajikanmu tertutup rapat.

Adalah mudahnya sekarang kau akses link-link yang menjadi gubuk bacaanmu dan berselancarnya pikiranmu, atau banyaknya buku dan surat kabar yang semakin menggampangkanmu bergeliat lisan dengan bacaan tulisan, yang membuatmu terhibur, tergugah, ketawa, menangis, terharu, optimis, emosi, pesimis, simpati atau berbilang rasa lainnya selepas membacanya.

Hasrat besar untuk membaca adalah anugerah termulia dari Sang Pencipta bahasa manusia, ia sangat patut tersyukuri oleh si empunya. Lihatlah ke luar sana, ternyata masih banyak lisan-lisan manusia yang tertahan dari kegemaran membaca, ada yang dari hatinya memang tak tertunas biji untuk senang membaca, atau terbentur harta yang menghijab dirinya dari belajar mengeja tulisan sehingga tak ada kuasa pun untuk mengerti pesan sebuah tulisan melainkan sedikit saja.

Atau ditakdirkan kedua matanya yang selamanya takkan bisa terbuka menatap sehingga dengan leluasa bisa membaca apa saja yang dilihatnya, atau hartanya yang tiada cukup terbagikan untuk bisa mengakses link-link bacaan via internet atau untuk membeli buku yang dengannya ia bisa bebas melahap bacaan di mana dan kapan saja, atau kekurangan mental dan IQ standar yang Allah takdirkan tertitip dalam raganya sehingga sulit terasa atau tak kuasa ia untuk belajar dan memahami susunan huruf-huruf yang ia lihatnya.

Dan masih banyak lagi berbilang tembok-tembok yang menghijab mereka untuk bisa menikmati betapa nikmatnya bisa membaca dan mengerti pesan apa yang tersimpan dari tulisan yang dibacanya.

Hasrat dan keinginan manusia memang beragam wujudnya, termasuk dalam hal apa yang ia senangi akan bacaannya. Ada yang suka membaca komik atau cerita-cerita fiksi yang ia terasa terhibur sangat dengannya, ada juga yang suka membaca warta-warta terkini yang serasanya ia tak mau tertinggal jauh darinya, pula ada yang suka membaca buku-buku atau tulisan yang sarat motivasi dan inspirasi tentang kehidupan dan bagaimana bersikap menghadapi kehidupan yang nyata di dunia ini.

Banyak pula yang teranugerahi kesukaan untuk membaca buku atau tulisan tentang sejarah kehidupan manusia, pula ada yang gemar membaca tentang tema-tema politik, ekonomi dan budaya, dan banyak pula yang berselera membaca buku atau tulisan yang beraroma agamis dan pembenahan kerohanian maupun spiritual jiwanya, bahkan tak sedikit pula yang suka membaca tentang tema apa saja yang ia dapatkan di hadapannya, selama ia teranggap tulisan yang layak dibaca dan bermanfaat baginya, maka ia pun tak luput untuk dilahapnya dengan nikmat, atau tema-tema lain yang menjadi kecondongan gemarnya untuk membaca.

Kegemaran membaca sangatlah positif pengaruhnya ke depan, dan kegemaran ini bisa menenggelamkan dirinya berjam-jam lamanya untuk duduk mencermati tulisan yang ia bacanya. Terasa hambar hari-harinya jika terlewati tanpa melahap berpuluh lembar tulisan yang ia bacanya, terkesan terbuang sia-sia waktu dan umurnya kalau dalam seminggu ia tak merampungkan satu judul buku untuk ia baca.

Yah, dengan membaca terbuka lebarlah jendela maklumat dalam dirinya, termanfaatkan waktu hidupnya yang terasa cepat berlalu merentakan raganya, dan terbentangnya pengetahuan diri untuk lebih berbijak dan mengerti akan hidupnya.

Gemar membaca adalah anugerah, berjam-jam terdiam dalam selancar bacaan adalah nikmat, dan memiliki target atau merasa ada yang kurang saat harinya terlewati tanpa membaca ada karunia. Sungguh, semua itu adalah pemberian yang besar dari Allah, yang layak pula tersyukuri dengan syukur yang besar atasnya.

Tapi ada kegemaran membaca yang lebih bernilai dan besar manfaatnya daripada kegemaran itu semua. Yakni gemar membaca kitabullah [ al-Qur'an ], mencermati dan mengayati kandungan isi pesan yang tersimpan di dalamnya, yang kemudian berusaha untuk mengaplikasikannya dalam kesehariannya.

Adalah al-Qur'an telah memenuhi kriteria semua tema bacaan positif di atas, ia sarat inspirasi, motivasi, penghibur kegalauan, penyejuk kesedihan, penyemangat hidup, simpati, optimisme, empati, dan nilai-nilai mulia lainnya yang sangat dibutuhkan oleh hati manusia.

Tapi, dari sekian banyaknya manusia penggemar membaca, sedikit sekali mereka yang gemar membaca al-Qur'an, sedia diri untuk tenggelam berjam-jam dalam bacaan, merasa asyik diri dengan isi bacaannya, bersedih dan merasa rugi di saat harinya terlewati tanpa membaca al-Qur'an meski hanya selembarnya.

Padahal sekedar membacanya ia bernilai pahala pada setiap hurufnya, dan belum lagi ia terlipatkan ganjarannya menurut kehendak-Nya. Dan hal ini tidak didapatkan pada bacaan selainnya. Terlebih jika diikuti dengan penghayatan dan pengamalan isinya. Maka ia akan lebih bernilai dan berbobot lagi manfaatnya bagi si empunya.

Tiadalah mereka yang gemar membaca, apapun bacaannya, sebagai sesuatu yang tercela, sekali-kali tidak, selama bacaan itu dan isi pesannya bernilai positif di dalamnya. Tapi setidaknya jadikan al-Qu'an sebagai imam bagi bacaan-bacaan selainnya. Karena ia adalah sumbernya ilmu, ketenangan dan petunjuk bagi hati dan hayat manusia.

Jika kau mampu membaca kitab, buku atau tulisan lainnya berjam lamanya, maka kuasakan dirimu untuk bisa membaca al-Qur'an berjam lamanya pula atau bahkan lebih.

Sisihkanlah waktumu di antara waktumu yang kau gunakan untuk membaca buku atau tulisan, untukmu membaca al-Qur'an dan menghayati isinya. Adalah menjadi cela saat kau melahap berbagai judul tulisan dan merampungkannya, namun kau tak pernah membaca al-Qur'an dalam setiap harinya, terlebih telah berpekan kau meninggalkannya. Sungguh, ia adalah celamu yang sangat tercela.

Bacalah al-Qur'anmu dalam setiap harinya dengan penuh senang, ikhlas dan antusiasmu, sebagaimana yang kau lakukan terhadap bacaan-bacaanmu yang selainnya.

Wallohu a'lam bishowab
Share:

Tidak ada komentar:

PALING BANYAK DIBACA

ARSIP

Followers