Bersama Bahagia Dalam Naungan Islam

Hati Sang Raja

Hati adalah organ yang vital yang ada pada tubuh kita, bahkan ia memiliki peran yang multifungsi. Secara fisik ia sangat berperan dalam menjalankan fungsi-fungsi tubuh ini. Namun, perlu diketahui bahwa hati yang dalam bahasa arab dikenal dengan nama al-qalbu bukanlah sebutan untuk nama organ tubuh yang dikenal dalam bahasa kita.

Qalbu yang berarti hati bukanlah nama dari organ hati itu sendiri, akan tetapi qalbu secara kosakata bahasa kita ia adalah organ jantung. Dan qalbu ini lebih dikenal dengan arti hati.

Wahai saudaraku, secara ilmu biologi kita mengetahui bagaimana peran dari sebuah organ jantung atau “ hati “. Ia menjadi pusat dan motor untuk menggerakan seluruh aliran darah ke tubuh kita. Ia akan mengalirkan darah bersih ke seluruh anggota tubuh, dan akan menerima aliran darah kotor dari tubuh itu pula.

Apabila kerja organ ini terganggu, maka seluruh aktivitas organ-organ tubuh lainnya akan ikut terganggu. Bahkan, jika organ jantung pecah, maka seluruh aktivitas organ-organ tubuh akan terhenti dan mati total. Demikianlah peran jantung atau “ hati “ yang sangat dominan dalam tubuh kita.

Wahai saudaraku, jantung atau “ hati “ juga memiliki peran yang sangat penting dari sisi spiritualitas dan mentalitas seseorang. Fungsi atau peran hati dalam masalah ini tidak dapat dilihat dan diukur secara laboratoris dengan melakukan uji eksperimen di laboratorium, akan tetapi ia akan dapat dilihat dari dampak yang dilakukan oleh organ-organ tubuhnya secara perilaku dan budipekertinya.

Semua orang dapat merasakan dan mengetahui peran hati itu dari perilaku yang terlihat pada diri seseorang. Dalam hal ini pula, hati menjadi pusat untuk menggerakkan nilai-nilai kebaikan atau keburukan amaliah seseorang.

Wahai saudaraku, hati adalah segumpal darah yang tak bertulang, ia bisa menjadikan raga ini makhluk yang taat dan setia, dan ia juga bisa membuat raga ini menjadi makhluk yang paling dzalim tanpa mengenal rasa. Apabila hati baik, maka baiklah apa yang akan dilakukan oleh seluruh tubuhnya, dan sebaliknya apabila hati rusak, maka rusaklah seluruh apa yang dilakukan oleh tubuhnya.

Hal ini sebagaimana yang telah ditegaskan oleh Rasulullah – shalallahu alaihi wa sallam – dalam sabadanya ;


أَلَا وَإِنَّ فِي الْجَسَدِ مُضْغَةٌ: إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ، وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ، أَلَا وَهِيَ الْقَلْبُ

“ Ketahuilah, sesungguhnya dalam tubuh ini ada segumpal daging, apabila baik maka baiklah seluruh tubuhnya. Dan apabila rusak, maka rusaklah seluruh tubuhnya. Ketahuilah, ia adalah hati “ [1]

Dalam hadits di atas, beliau telah menjelaskan betapa pentingnya kedudukan hati dalam tubuh kita ini. Ia menjadi barometer bagi kebaikan dan keburukan perilaku kita, maka barangsiapa tidak memelihara dan menjaga hatinya, sudah dipastikan hatinya akan rusak dan rusaklah seluruh apa yang hendak dilakukan oleh tubuhnya.

Dan barangsiapa rajin menjaga hatinya, melindunginya dari keburukan dan merawatnya dengan nilai-nilai kebaikan, niscaya hatinya akan sehat, dan tubuh ini pun tak segan-segan untuk bersegera melakukan kebajikan.

Wahai saudaraku, dengan demikian hati ibarat sang raja, dan anggota tubuh ini adalah rakyat dan bala tentaranya. Ia pun akan tunduk dan patuh kepada setiap perintah rajanya dan akan selalu setia mengikuti titah sang raja, yaitu hati.

Apabila sang raja adalah sosok penguasa yang dzalim, kejam, bengis dan tak kenal rasa dan dosa, maka seluruh bala tentaranya pun akan ikut menjadi sosok yang kejam akibat pengaruh sifat buruk dan kotor yang dimiliki oleh sang raja. Dan jika raja dan bala tentaranya sudah bersatu padu dalam kekejaman dan kebengisan yang telah menguasai dirinya, maka yang muncul adalah kerusakan, ketidakadilan, kekacauan, pertumpahan darah, dan semua itu akan menjadi pemandangan yang menghiasai kehidupan.

Mereka telah dibuat buta, tuli dan hilangnya rasa oleh sang raja, yang ada dalam pikiran mereka hanyalah tercapainya semua yang telah menjadi tujuan dan keinginan sang raja tanpa mengenal halal dan haram, rasa dan dosa. Semua akan diterjang dan dilawannya, meskipun lautan harus mereka seberangi dan gunung pun harus didaki, mereka akan terus tetap mengejar apa yang sudah menjadi keinginannya.

Wahai saudaraku, namun apabila sang raja adalah sosok penguasa yang baik, arif dan penuh bijaksana, maka seluruh bala tentaranya pun akan menjadi prajurit yang baik pula. Mereka akan menjadi tangan kanan sang raja untuk menebarkan kebaikan dan keadilan di muka bumi ini. Alhasil, keamanan, ketentraman, kesejahteraan dan keadilan akan tersebar dimana-mana, sampai-sampai binatang ternak dan serangga yang hidup di wilayah kekuasaannya akan turut merasakan keadilan yang memancar dan mengalir dari hati sang raja.

Demikianlah, hati adalah sang raja, jagalah dan lindungilah ia dari bisikan-bisikan jahat syetan. Rawat dan siramilah ia dengan nilai-nilai kebaikan, sinarilah singgasananya dengan cahaya qur’an dan sunnah, jadikanlah pakaian kebesarannya iman dan takwa, dan jadikanlah baginya mahkota kemuliaan berupa keikhlasan dan kejujuran, dan hiasilah ia dengan ihsan. Niscaya hati ini akan menjadi sosok sang raja yang sebenarnya, yang akan membawa dan menyebarkan panji-panji kebajikan bersama bala tentara dan rakyatnya. Sehingga mereka pun akan menggapai kejayaan, kemenangan dan kebahagiaan yang hakiki baik di dunia maupun di akhirat.

Janganlah engkau telantarkan hati ini, sehingga ia menjadi hati yang kotor, rusak, sakit bahkan mati. Bentengilah ia agar tidak mudah terpengaruh oleh bisikan-bisikan jahat syetan, baik yang berasal dari jin maupun manusia. Karena apabila ia lengah sedikitpun, ia akan dengan mudah terpengaruh olehnya, sehingga berakibat sangat fatal. Akibatnya keburukan dan kerugian bukan hanya akan menimpa dirinya, akan tetapi semuanya akan turut ikut merasakan imbas dasri kelalaian yang dilakukan oleh sang hati.

Wahai saudaraku, hati adalah otak bagi semua kebaikan dan keburukan, ia sangat tergantung kepada siapakah yang berkuasa dan memegang tahta di dalam kerajaannya. Apabila cahaya keimanan dan takwa yang berkuasa, maka ia akan menjadi mata air kebajikan, dan seluruh anggota tubuhnya pun siap menjadi bala tentaranya untuk patuh dan taat atas perintah dan titahnya di bawah panji-panji keadilan dan kebenaran.

Akan tetapi, jika yang menjadi penguasa tahta kerajaannya adalah kejahatan dan keburukan yang diterangi oleh cahaya iblis, niscaya seluruh anggota tubuhnya pun akan menjadi bala tentaranya yang siap untuk bertempur di bawah panji-panji kedzaliman dan kemunkaran.

Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad, keluarganya, sahabatnya, dan umatnya yang senantiasa taat dan istiqamah di atas manhaj beliau sampai hari kiamat.

Wallohu a’lam bishowab

_____________________

[1] HR. Bukhari ( 52 ), Muslim ( 1599 )
Share:

Tidak ada komentar:

PALING BANYAK DIBACA

ARSIP

Followers