Bersama Bahagia Dalam Naungan Islam

Ladang Bahagiamu Yang Untukmu


Wahai saudaraku, semua orang mendambakan kebahagiaan, dan kebahagiaan yang diharapkannya adalah kebahagiaan hakiki. 

Kata bahagia berarti suatu kondisi yang dipenuhi rasa tenang dan aman, terpenuhi semua apa yang menjadi keinginannya tanpa terbebani rasa was-was dan gundah, dalam bahasa gaulnya gak ada kegalauan lagi dalam hatinya.

Kebahagiaan hakiki adalah cita-cita semua insan, dan untuk mendapatkannya dibutuhkan usaha dan kerja keras yang tinggi.

Memang, kita dilahirkan ke dunia ini dalam keadaan tidak mengetahui apa-apa dan bukan apa-apa, namun Allah tidak begitu saja membiarkan kita terlahir begitu saja, Dia telah membekali diri kita berupa pendengaran, penglihatan, hati nurani dan yang lainnya sebagai modal untuk meraih kebahagiaan itu.

Dengan modal inilah kita bisa mengetahui siapa itu Allah dan siapa kita, kewajiban apa saja yang harus ditunaikan terhadap-Nya dan apa saja yang menjadi hak-hak kita. Dengan mengetahui itu semua , maka kita akan semakin bersyukur atas karunia-Nya kepada kita, semakin mendekatkan diri kepada-Nya dan mengetahui bahwa hakikat kita sebenarnya hanyalah untuk beribadah hanya kepada Allah tanpa mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apapun. Dan pada akhirnya, kebahagiaan hakiki kelak pun akan dengan sendirinya menghampiri kita.

Wahai saudaraku, sesungguhnya Allah adalah Dzat yang Maha Pemurah, Dia telah menganugerahkan beragam panca indera kepada kita, baik yang bersifat zahiri maupun maknawi, semua itu dimaksudkan sebagai instrumen untuk menanam benih-benih kebahagiaan berupa perbuatan baik atau amalan sholeh lainnya.

Dia juga telah memberikan kita ladang sebagai tempat untuk menanam atau bercocok tanam benih-benih kebahagiaan, yakni berupa dunia ini dengan segala isinya. Pula, Dia telah membentangkan kita masa [ waktu ] untuk mengolah ladang, menanam benih, merawat dan mengembangkan benih-benih itu agar menjadi tanaman yang baik lagi subur dengan dipenuhi buah yang banyak dan siap dipanen pada saatnya yang tepat. Waktu yang dimaksud ialah umur kita, dan musim memanen itu yakni saat kita telah kembali ke hadapan Allah di akhirat kelak.

Wahai saudaraku, jadilah engkau seorang petani yang baik lagi rajin, yakni engkau hanya menanam benih-benih kebaikan dan amal sholeh, mengolah ladangnya dengan baik dan mengairinya dengan mata air Qur'an dan Sunnah. Sehingga benih-benih itu nantinya akan tumbuh menjadi tanaman yang subur lagi segar, hijau dan enak dipandang, dan akan menumbuhkan biji-bijian yang berlipat banyak dan berisi.

Wahai saudaraku, dinamika memakmurkan ladang dunia tidaklah lepas dari beragam ujian dan cobaan, musibah dan malapetaka. Semua itu tidak lain hanyalah untuk mengetahui siapakah di antara mereka yang paling baik amalnya dan siapa yang benar-benar lurus dalam menempuh jalan hidupnya.

Wahai saudaraku, kehidupan adalah perjuangan, dan perjuangan adalah pengorbanan. Barangsiapa lari dari sikap berkorban, maka kehinaanlah yang akan menimpanya, dan penyesalan pun akan menyelimuti dirinya tanpa guna. Siapa yang enggan berkorban, berarti ia enggan berjuang, dan siapa yang enggan berjuang berarti ia enggan untuk hidup dan tak pantas untuk hidup.

Pengorbanan membutuhkan kesabaran, dan kesabaran inilah yang akan menuntun dirinya menggapai kemenangan. Hanya orang-orang yang sabarlah yang pantas dan akan mendapatkan pertolongan Allah, karena Allah akan senantiasa bersama orang-orang yang sabar.

Allah berfirman ;

والله مع الصابرين

[ Dan Allah beserta orang-orang yang sabar ] [ QS. Al-Baqarah ; 249 ].

Kebersamaan Allah dengan orang-orang yang sabar bukanlah secara dzatiah [ Dzat-Nya menyatu dengan dzat manusia ], karena itu mustahil, akan tetapi ia berupa pertolongan, penjagaan, dan kemenangan bagi orang-orang yang sabar baik di dunia maupun di akhirat.

wahai saudaraku, ladang dunia hanyalah sarana menuju kebahagiaan atau kesengsaraan. Barangsiapa menanaminya dengan kebaikan berarti ia akan menuju ke jalan kebahagiaan, dan barangsiapa yang menanaminya dengan benih-benih keburukan dan kebathilan berarti ia akan menuju ke jalan kesengsaraan.

Wahai sadaraku, janganlah engkau tertipu oleh indahnya ladang dunia, karena ia hanyalah permainan dan senda gurau belaka, dan akhirat adalah negeri yang kekal dan jauh lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa.

Allah berfirman ;

وما الحيوة الدنيا إلا لعب ولهو وللدار الآخرة خير للذين يتقون أفلا تعقلون

[ Dan kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan senda gurau, sedangkan negeri akhirat itu, sungguh lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa, tidakkah kamu mengerti ? ] [ QS. Al An'am ; 32 ]

بل تؤثرون الحيوة الدنيا . والآخرة خير وأبقى

[ Sedangkan kamu [ orang-orang kafir ] memiliki kehiduapan dunia, padahal kehiduapan akhirat itu lebih baik dan lebih kekal ] [ QS. Al A'la ; 16-17 ]

Wallohu a'lam bishowab
Share:

Tidak ada komentar:

PALING BANYAK DIBACA

ARSIP

Followers