Bersama Bahagia Dalam Naungan Islam

Ingin Menjadi Besar, Terimalah Yang Kecil


Siapa yang tak beringin menjadi besar, terkenal, berharta, penulis handal, penceramah hebat, berkedudukan tinggi, intelek atau berilmu, dan hal-hal besar lainnya.

Banyak manusia berharap seperti fulan atau fulan karena ketenarannya, atau keilmuannya, atau hebatnya karya, atau kedudukannya, atau harta banyak yang terpunya, atau yang lainnya.

Ia berharap, bersyahwat sangat, ingin dan bercita-cita seperti yang dimaunya karena keterkaguman dirinya akan dia. 

Keinginan, harapan, cita-cita sangatlah baik adanya bagi manusia. Karenanya ia akan terlecut semangat hidupnya dan jelas tujuan yang hendak di tempuhnya. Dengannya pula ia akan berletih diri dan menempuh beragam cara demi pencapaian harapan atau cita-citanya. Orientasi hidupnya pun jelas dan terarah, ya karena ada arah yang hendak ia tuju sampai kepadanya.

Hal ini sangat bertolak, kala manusia tak punya harapan masa depan atau cita-cita yang digantungnya, hidupnya tak terarah sama sekali, ya karena ketidak jelasan orientasi pribadi, ia pun hanya bekerja atau berbuat apa adanya, tanpa teriringi semangat dan sungguh-sungguh, katanya, saya jalani hidup mengalir apa adanya.

Anda bisa lihat contoh riilnya, anda pernah sekolah atau kuliah, jika pernah, apa yang akan lakukan jika sepekan mendatang akan dilaksanakan UAS [ ujian akhir semester ] atau ujian munaqosah [ presentasi dan tes tanya jawab ] sekripsi atau disertasi. Tak ada yang mengelak pastinya, ia yang beringin lulus dengan nilai baik, so ia akan mati-matian bersiap diri dan berpayah diri untuk meraihnya, sedari membaca, meringkas, menghafal, memahami dan sebagainya.

Lain lagi ia yang tak bersyahwat sama sekali, baik atau buruk nilainya sama saja, yang penting lulus. Ia pun sekadar saja mempersiapkan diri untuk mengikuti ujian.

Pula yang lain, jika anda atau anak anda memiliki harapan dan cita-cita tinggi, maka belajarlah untuk menghargai waktu dan mau menerima yang kecil.

Berharap menjadi penulis handal, berkedudukan tinggi, berharta banyak, berkarya hebat, atau apa saja berupa hal-hal yang hebat atau besar, yang penting baik dan tak tercela. Maka, hargailah waktu, berpayahlah diri, dan terimalah hal-hal yang kecil sebelum kau sampai pada yang besar.

Karena seratus ribu tak terkumpul kecuali dari kepingan ratusan yang terjamak dari usahamu. Dan besar itu terawali dari kecil yang menggunung. 

Besar adanya karena ada kecil yang membentuknya, tinggi terlihat karena kerendahan yang telah meninggikannya, berat terasa karena ringan adanya.

Ingin yang besar, terimalah yang kecil. Dan terharap darinya kala kau telah besar atau mendapat hal yang besara, kau akan tetap baik dan menghargai yang kecil. Kau pun takkan lupa akan yang kecil yang telah membesarkan atau meninggikanmu. Karena selamanya bahwa besar itu akan tetap adanya tersebab kecil yang membangunnya.

Hargailah yang kecil dan terimalah ia, karena tak ada sesuatu di dunia ini besar tiba-tiba adanya. Manusialah yang menjadikan dirinya besar, bukan hal yang besar di ujung sana yang datang dan membesarkan manusia.

Berharap dan becita-cita besar sangatlah baik dan terpuji, yang menjadikannya cela saat hal itu tak teriringi usaha nyata dan enggan menerima atau menghargai hal-hal kecil yang akan membagun kebesarannya.

Wallohu a'lam bishowab
Share:

Tidak ada komentar:

PALING BANYAK DIBACA

ARSIP

Followers