Bersama Bahagia Dalam Naungan Islam

Di Atas Langit Masih Ada Langit


Karyamu adalah hidupmu, selama kau masih berkarya berarti kau masih hidup, dan saat kau malas berkarya kau pula malas untuk hidup. Hidupmu yang miskin karya yang bermanfaat untuk manusia lain, maka kau bagai patung batu yang hanya bisa ditatap, tapi gerak dan usahamu nihil tak tertampak.

Berkaryalah selama kau masih diberi kesempatan berkarya, masksimalkan karyamu sebelum habis masa emasmu, karena semua berawal dan berakhir, membentang kemudian bertepi, semua ada ujungnya dan ada masa senjanya.

Bukankah pagi yang cerah akan terakhiri oleh senja yang terus memetang. Bukankah gunung tinggi berakhir di puncaknya. Dan bukankah samudera lepas bertepi mengakhiri gulungan ombaknya. Semua pasti terakhiri dan memiliki masa redup dan mati kemudian.

Kau yang baru mulai berkarya menulis, galilah apa saja yang termampu dalam dirimu dan asahlah terus kemampuanmu, karena dengannya kau semakin tajam. Peliharalah ketajamanmu dan gunakanlah dalam kemanfaatan yang banyak sebelum habis masamu. Karena semakin menua, kekuatan dan ketajamanmu semakin sirna, dan akhirnya raib sama sekali.

Saat kau baru mampu menulis artikel pendek, dan banyak yang mengambil faidah darinya, maka janganlah kau merasa puas. Senang dan bangga bahwa tulisanmu dibaca dan terfaidahkan adalah wajar adanya, dan merasa puas akan karya mungilmu bukanlah kewajaran jadinya. 

Karena kepuasan batinmu akan menjadi penghalang langkah majumu, kau merasa langkahmu telah berakhir atau paling tidak akan melambat, padahal sesungguhnya jalanmu masih panjang dan ribuan langkah lagi masih harus kau ayunkan. 

Pula, janganlah kau lupa bahwa kau saling berkejar dengan waktu yang Allah titipkan padamu. Jika kau merasa puas dan melambatkan langkahmu, kau akan terkejar waktumu yang tak kenal lelah dan tak pernah melambatkan jalannya sedikitpun. Saat kau di ujung finishnya, kau baru merasa sedikitnya karya yang kau hasilkan, sedih dan menyesallah jadinya.

Jadilah kau seperti peminum air laut, semakin meneguk airnya semakin terhauskan, dan kau semakin bersyahwat untuk banyak lagi meminumnya. Meski itu pahit dan tak enak terasa, tapi kau harus tetap meminumnya. Karena tanpa meminumnya kau akan mati segera dalam keterkonyolan. Dan dengan meminumnya kau akan bisa bertahan hidup, atau kalaupun nantinya mati, kau pun mati dalam penuh tegar dan kepuasan.

Itulah kamu, kau harus merasa semakin terhauskan dengan karya-karya yang telah kau telurkan, jika kini kau hanya bisa menulis artikel singkat, kau harus bisa menulis makalah yang berlembar-lembar. Saat kau bisa membuat makalah beberapa lembar saja, kau harus bisa menulis sebuah buku berpuluh halaman. Setelah kau bisa menulis satu buku, tulislah buku-buku yang lain. Dan seterusnya sampai jari jemarimu tak termampukan lagi untuk mengangkat pena.

Atau kau merasa belum layak menulis buku, maka janganlah lewatkan harimu kecuali sebuah artikel telah kau tuliskan, dan diakhir bulan kau akan terkagum sendiri ternyata kau telah banyak menulis dan kau adalah seorang penulis sesungguhnya, tapi tak cukup sampai di situ, jadikanlah decak kagummu itu hanya sebuah aroma bonusan saja, di mana aroma itu menjadikanmu lebih tersegarkankan dan semangat lagi untuk lebih semangat dan gencar dalam berkarya.

Berkarya bukanlah sekedar menulis saja, semua usaha ragamu yang bermanfaat bagi orang lain adalah bentuk karyamu, entah itu bersifat maknawi atau zahiri. 

Saat kau menjadi pendidik bagi anak-anak jalanan, saat itulah kau sedang berkarya. Saat kau merintis rumah sanggar keterampilan bagi anak yatim dan kurang mampu, saat itu pula kau seorang yang berkarya. 

Saat kau tertakdirkan memiliki keterbatasan fisik dan tidak bisa berbuat banyak bagi manusia lain, kau hanya bisa menjadi penghafal al-quran atau hadits, saat itu pula kau sedang berkarya. Saat kau tak bisa berbuat apa-apa untuk manusia karena sakit yang kau derita bermasa lamanya dan kau hanya bisa memanjatkan doa kebaikan bagi saudara-saudaranya di luar sana, saat itulah kau sedang berkarya.

Itulah beragam karyamu, tingkatkan dan asalah kemampuanmu itu apapun ia yang terpunya olehmu, berkaryalah kau sesuai dengan kemampuanmu yang telah Allah titipkan kepadamu. Selama itu bermanfaat bagi manusia, maka terus asahlah dan tingkatkan karyamu. Karena sebaik-baik manusia adalah mereka yang paling bermanfaat untuk manusia lainnya.

Terawanglah ke atas langit, sesungguhnya di atas langit masih ada langit lagi. Lihatlah mereka yang ada di atasmu, kejarlah mereka dengan kemampuanmu. Janganlah kau merasa puas atas karya-karyamu sampai kau benar-benar tak mampu untuk berkarya lagi. 

Dan setelah kau meninggal, karya kebaikanmu akan terus terkenang dan menjadikan namamu terus hidup di tengah-tengah mereka atau anak cucunya.

Wallohu a'lam bishowab
Share:

Tidak ada komentar:

PALING BANYAK DIBACA

ARSIP

Followers