Kebahagiaan hakiki adalah cita-cita semua orang,
dan untuk mendapatkannya dibutuhkan usaha dan kerja keras yang tinggi. Memang, kita dilahirkan ke dunia
ini dalam keadaan tidak mengetahui apa-apa, namun Allah membekali diri kita
berupa pendengaran, penglihatan dan hati nurani sebagai modal untuk mendapatkan
kebahagiaan itu.
Dengan modal inilah kita
mengetahui siapa itu Allah dan siapa kita, dan kewajiban apa saja yang harus
kita lakukan terhadap-Nya, sehingga dengan demikian kita pun akan semakin
bersyukur kepada Allah, semakin mendekatkan diri kepada-Nya, dan mengetahui
bahwa hakikat kita yang sebenarnya hanyalah untuk beribadah hanya kepada Allah
tanpa mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apapun. Pada akhirnya, kebahagiaan
hakiki itu pun akan dengan sendirinya menghampiri kita.
Allah berfirman ;
والله أخرجكم من بطون أمهاتكم لا تعلمون شيئا وجعل
لكم السمع والأبصار والأفئدة لعلكم تشكرون
"Dan Allah mengeluarkan kamu
dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun, dan Dia memberimu
pendengaran, penglihatan, dan hati nurani agar kamu bersyukur". [QS.
An-Nahl ; 78]
وما خلقت الجن والإنس إلا ليعبدون
"Tidaklak Aku menciptakan jin
dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku". [QS. Adz-Dzariyat ;
56]
Wahai saudaraku, sesungguhnya
Allah adalah Dzat yang Maha Pemurah, Dia telah menganugerahkan kepada kita hati
nurani dan panca indera sebagai alat untuk menanam benih-benih kebahagiaan,
yaitu perbuatan baik dan amal shalih.
Dia juga memberi kita ladang
sebagai tempat untuk bercocok tanam benih-benih kebahagiaan. Ladang itu tidak
lain adalah dunia ini di mana kita tinggal. Allah juga memberi kita waktu untuk
mengolah ladang, menanam benih, merawat dan mengembangkan benih-benih itu agar
menjadi tanaman yang memiliki buah lebat dan siap dipanen pada saat yang tepat.
Waktu yang dimaksud tidak lain adalah umur kita. Dan musim panen itu akan
datang saat kita kembali ke hadapan Allah.
Wahai saudaraku, jadilah engkau
seorang petani yang baik dan rajin, engkau hanya menanam benih-benih kebaikan
dan amal shalih, ladangnya pun diolah dengan baik diairi dengan mata air qur’an
dan sunnah, sehingga benih-benih itu akan tumbuh menjadi tanaman yang subur dan
segar, hijau dan enak dipandang, ia pun akan menumbuhkan biji yang banyak
berlipat dan berisi, bahkan bisa berbuah lebih banyak lagi sesuai kehendak
Allah.
Di antara benih-benih itu adalah
bersedekah atau berinfak di jalan Allah dengan ikhlas tanpa pamer dan menyakiti
perasaan orang yang menerimanya.
Allah berfirman ;
مثل الذين ينفقون أموالهم في سبيل الله
كمثل حبة أنبتت سبع سنابل في كل سنبلة مائة حبة والله يضاعف لمن يشاء والله واسع
عليم
"Perumpamaan orang yang
menginfakan hartanya di jalan Allah seperti sebutir biji yang menumbuhkan tujuh
tangkai. Pada setiap tangkai ada seratus biji. Allah melipatgandakan bagi siapa
yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas, Maha Mengetahui". [QS. Al-Baqarah
; 261]
الذين ينفقون أموالهم في سبيل الله ثم
لا يتبعون ما أنفقوا منا ولا أذى لهم أجرهم عند ربهم ولا خوف عليهم ولا هم يحزنون
"Orang yang menginfakan hartanya
di jalan Allah, kemudian tidak mengiringi apa yang dia infakkan itu dengan
menyebut-nyebutnya dan menyakiti [ perasaan penerima ], mereka memperoleh
pahala di sisi Tuhan mereka. Tidak ada rasa takut pada mereka dan mereka tidak
bersedih hati". [QS. Al-Baqarah ; 262]
Wahai saudaraku, harta adalah
amanah. Dan kita adalah orang yang mendapatkan amanah itu dari Allah. Harta adalah
titipan dari Allah, dan kita diperintahkan untuk menjaga dan membelanjakannya
di jalan yang diridhai oleh-Nya. Kita bukanlah sang pemilik harta, kita hanya
orang yang diamanahi untuk memanfaatkan harta, pemilik mutlak hanyalah Allah
semata. Dan Dia berhak mengambil titipan itu kapan saja sesuai kehendak-Nya. Ia
pun berhak menanyakan dan meminta pertanggungjawaban perihal amanah harta yang dipikulnya
di dunia ini.
Wahai saudaraku, sekecil apapun
harta itu, kemudian anda belanjakan di jalan yang benar, Dia pasti akan
memperhitungkannya di hari kemudian. Dan sebanyak apapun harta yang anda miliki,
kemudian digunakan untuk kemaksiatan atau menghalang-halangi kebenaran. Dia juga
pasti akan membalasnya. Balasan yang setimpal tanpa ada kedzaliman sedikitpun
di dalamnya.
Allah berfirman ;
فمن يعمل مثقال ذرة خيرا يره ومن يعمل مثقال ذرة شرا يره
"Maka barangsiapa mengerjakan
kebaikan seberat dzaroh, niscaya dia akan melihat (balasan) nya. Dan barangsiapa
mengerjakan kejahatan seberat dzaroh, niscaya dia akan melihat (balasan) nya". [QS. Az-Zalzalah ; 7-8]
Wahai saudaraku, dunia pertanian
dan bercocok tanam adalah sebuah dinamika yang unik, ia membutuhkan pengorbanan
dan perjuangan, kesabaran dan ketabahan, ketekunan dan keuletan, optimis dan
pantang menyerah.
Inilah karakter yang harus
dimiliki oleh seorang petani yang tangguh. Dirinya harus mengorbankan harta,
tenaga, dan waktu untuk mengolah ladangnya menjadi tempat bercocok tanam yang
gembur dan subur. Ia pun harus sabar dan tekun untuk merawat biji-bijinya yang
sudah tumbuh kembang di ladangnya. Perjuangan juga sangat dituntut saat
tanamannya mulai diserang gulma dan hama, ia harus berjuang keras menjaga dan
melindungi setiap tanaman yang sudah tumbuh segar.
Demikian juga dalam dinamika
memakmurkan ladang dunia ini, ia tak lepas dari sebuah ujian dan cobaan,
musibah dan malapetaka. Semua itu tidak lain hanyalah untuk mengetahui siapakah
yang paling baik amalnya dan siapa di antara mereka yang benar-benar lurus dalam menempuh kehidupan
ini.
Allah berfirman ;
الذي خلق الموت والحياة ليبلوكم أيكم أحسن عملا
"(Dia) yang
menciptakan mati dan hidup untuk menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih
baik amalnya". [QS. Al-Mulk ; 2]
Wahai saudaraku, kehidupan adalah
perjuangan, dan perjuangan adalah pengorbanan. Barangsiapa lari dari sikap
berkorban, niscaya kehinaan yang akan menimpanya. Dan penyesalan pun akan
menyelimutinya tanpa guna. Karena dunia hanya diberi kesempatan untuk berputar
sekali saja, ia takkan kembali mengulang sandiwara.
Pengorbanan menuntut kesabaran,
dan sabar akan menuntut dirinya menggapai kemenangan. Hanya orang-orang sabarlah
yang pantas dan akan mendapatkan pertolongan Allah. Karena Allah akan
senantiasa bersama orang-orang yang sabar.
Allah berfirman ;
والله مع الصابرين
"Dan Allah beserta orang-orang
yang sabar". [QS. Al-Baqarah ; 249]
Kebersamaan Allah dengan orang-orang
yang sabar bukanlah secara dzatiyah [Dzat-Nya menyatu dengan dzat manusia],
akan tetapi Dia akan selalu menolong, menjaga, dan memenangkan orang-orang yang
sabar. Tatkala mereka memegang teguh dan menjunjung tinggi pengorbanan dan
kesabaran, ketika itu pula Allah akan terus bersamanya, menolong, menjaga dan
memberinya kemenangan baik di dunia maupun di akhirat.
Wahai saudaraku, dunia hanyalah
jalan menuju kebahagiaan atau kesengsaraan. Barangsiapa salah menempatkan
langkahnya, niscaya ia akan tergiring menuju jurang kehancuran. Dan barangsiapa
tepat dalam menempuhnya, istiqamah dan tidak tergiur oleh pemandangan di
samping kanan kirinya, niscaya ia akan sampai pada taman-taman indah penuh
kebahagiaan.
Sesungguhnya surga itu dihiasi oleh
hal-hal yang tidak disukai jiwa, dan neraka dihiasi oleh syahwat dan perkara
yang disukai oleh jiwa. Jalan menuju surga dan neraka sangatlah terang,
kuncinya hanya ada pada diri anda untuk menentukan jalan surga atau jalan
neraka yang hendak ditempuhnya. Allah telah memberinya kebebasan kepada kita
semua untuk memilihnya. Dan Ia juga telah memberikan rambu-rambu dan gambaran
tentang keduanya. Sehingga tidak ada hujjah atau alasan lagi bagi mereka yang
bersalah menempuhnya saat kembali menghadap Allah untuk memanen apa yang telah
ditanamnya di dunia ini.
Wahai saudaraku, Allah telah
menurunkan al-Qur’an dan as-Sunnah sebagai pelita bagi kehidupan kita.
barangsiapa berpegang teguh dengan keduanya, niscaya ia akan selamat dan tidak
akan tersesat selama-lamanya. Dan ia akan memetik kebahagiaan yang tiada tara
bandingnya, kebahagiaan yang kekal selama-lamanya.
Janganlah kalian tertipu oleh
dunia, ia hanyalah permainan dan senda gurau. Dan akhirat adalah negeri yang
kekal dan jauh lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa.
Allah berfirman ;
وما الحياة الدنيا إلا لعب ولهو وللدار
الآخرة خير للذين يتقون أفلا تعقلون
"Dan kehidupan dunia ini
hanyalah permainan dan senda gurau. Sedangkan negeri akhirat itu, sungguh lebih
baik bagi orang-orang yang bertakwa. Tidaklah kamu mengerti ?". [QS. Al-An’am
; 32]
بل تؤثرون الحياة الدنيا والآخرة خير
وأبقى
"Sedangkan kamu (orang-orang
kafir) memilih kehidupan dunia. Padahal kehidupan akhirat itu lebih baik dan
lebih kekal". [QS. Al-A’la ; 16-17]
Wahai saudarakku, di akhir
risalah ini kita memohon kepada Allah agar selalu menuntun kita ke jalan yang
benar, dijauhkan dari ketergelinciran dan kesesatan, dan ditunjukan yang baik
adalah baik, dan yang buruk adalah buruk. Serta dibukakan mata hatinya agar
senantiasa istiqamah di atas jalan qur’an dan sunnah, dan tidak tertipu oleh
kehidupan dunia yang memperdayakan.
Salah seorang penyair berkata ;
يا أهل لذات الدنيا لا بقاء لها إن
اغترارا بظل زائل حمق
Wahai penghuni dunia yang akan
fana
Sungguh, tertipu oleh naungan
yang bakal sirna adalah sebauh ketololan
إنما الدنيا إلى الجنة والنار طريق والليالي متجر الإنسان والأيام سوق
Dunia ini hanyalah jalan menuju surga
atau neraka
Malam adalah waktu berjualannya
manusia, dan hari-hari adalah pasarnya
Shalawat dan salam semoga
senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad, keluarganya, para
sahabatnya dan orang-orang yang senantiasa istiqamah di atas jalan beliau
sampai datangnya hari kiamat.
Wallohu a’lam bishowab
Tidak ada komentar:
Posting Komentar