Bersama Bahagia Dalam Naungan Islam

Dayuts, Petaka Sebuah Rumah Tangga

Keharmonisan sebuah rumah tangga hanya bisa dinikmati ketika nilai-nilai Qur'an dan sunnah menjadi sumber cahaya dan hiasan di dalamnya. Apabila nilai-nilai ini tidak dipelihara dan terus terkikis, maka lambat laun keharmonisan itu akan semakin memudar dan menjadi awal petaka bagi sebuah banguan rumah tangga. Salah satunya ialah diyatsah. Ia adalah benalu yang akan mengikis keharmonisan yang sudah terbina. Membiarkan tumbuh dan menjamur berarti menginginkan kehancuran diri dan keluarga.

Makna Dayuts

Al-Muqri dalam Al-Mishbah Al-Munir (hal 108) berkata, "Dayuts ialah suami yang tidak memiliki rasa cemburu kepada isterinya. Sementara diyatsah adalah perbuatannya."

Ibnu Mandur dalam lisanul Arab (15/398) berkata, "Dayuts ialah mucikari (germo)."

Syaikh Ibnu Utsaimin berkata, "Dayuts ialah seseorang yang membiarkan perbuatan keji (zina) dilakukan oleh isterinya." (Liqa' Al-Bab Al-Maftuh, )

Dari Abdullah bin Umar, Rasulullah bersabda:

وَالدَّيُّوثُ الَّذِي يُقِرُّ فِي أَهْلِهِ الْخُبْثَ

"Dan dayuts, (yaitu) orang yang membiarkan perbuatan buruk tetap dilakukan oleh isterinya." (HR. Ahmad, no. 6113)

Disebutkan di dalam fatwa Al-Lajnah Ad-Da'imah (17/198-199), "Barangsiapa melihat kepada riwayat yang pertama, maka kalimat dayuts bermakna mutlak yaitu siapa saja yang membiarkan perbuatan buruk tetap dilakukan oleh orang-orang yang berada dalam tanggungjawabnya, baik itu isterinya, puterinya, saudara perempuannya dan yang semisalnya. Baik keburukan itu berupa zina maupun sarana-sarana zina, seperti membiarkan auratnya terbuka di hadapan laki-laki yang bukan mahramnya, berkhalwat, memakai wewangian ketika keluar rumah, dan yang lainnya yang bisa mengundang fitnah dan perbuatan keji (zina)."

Dengan demikian, bersikap masa bodoh dan membiarkan anggota keluarganya berada dalam kemaksiatan maupun sarana-sarana yang bisa mendekatkan kepada perzinaan termasuk perbuatan dayuts. Sesungguhnya Allah I melarang para hamba-Nya untuk mendekati zina.

ﮊ  ﮋ  ﮌﮍ  ﮎ     ﮏ      ﮐ  ﮑ   ﮒ 

"Dan janganlah kamu mendekati zina; (zina) itu sungguh suatu perbuatan keji, dan suatu jalan yang buruk." (QS. Al-Isra': 32)

Keburukan Dayuts

Berikut ini adalah beberapa keburukan dayuts yang harus menjadi perhatian serius bagi setiap orang yang telah berrumah tangga:

1.      Diharamkan baginya surga

Dayuts merupakan salah satu golongan yang tidak akan masuk surga. Ini adalah hukuman yang sangat berat yang diberikan oleh Allah kepada para dayuts. Diriwayatkan oleh Abdullah bin Umar bahwa Rasulullah bersabda:

ثَلَاثَةٌ قَدْ حَرَّمَ اللهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى عَلَيْهِمُ الْجَنَّةَ: مُدْمِنُ الْخَمْرِ، وَالْعَاقُّ وَالدَّيُّوثُ

"Tiga golongan yang Allah haramkan surga bagi mereka, yaitu  pecandu khamer, anak yang durhaka dan dayuts." (HR. Ahmad, no. 6113)

Di dalam Syu'abul Iman, Al-Baihaqi meriwayatkan hadits di atas dengan redaksi yang sedikit berbeda, yaitu bahwa Rasulullah bersabda:

ثَلَاثَةٌ لَا يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ ...
"Tiga golongan yang tidak akan masuk surga…." (HR. Al-Baihaqi dalam Syu'abul Iman, no. 10309)

Di dalam Hasyiah As-Sindy 'Ala An-Nasa'i (5/80), As-Sindy mengatakan bahwa maksud tidak akan masuk surga di sini ialah mereka tidak berhak masuk surga terlebih dahulu. Akan tetapi, mereka akan disiksa di neraka terlebih dahulu sebelum mereka dimasukkan ke dalam surga. Hal ini tentu dikhususkan bagi orang-orang dari golongan ahli tauhid. Adapun orang-orang kafir dan musyrik, maka mereka akan tetap kekal selama-lamanya di dalam neraka.

2.      Tidak akan dipandang oleh Allah 

Selain diharamkannya surga, para dayuts juga tidak akan dilihat oleh Allah I kelak di hari kiamat. Hal ini sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh Salim bin Abdillah dari bapaknya bahwa Rasulullah bersabda:

ثَلَاثَةٌ لَا يَنْظُرُ اللهُ إِلَيْهِمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ الْعَاقُّ لِوَالِدَيْهِ، وَالْمَرْأَةُ الْمُتَرَجِّلَةُ، وَالدَّيُّوثُ

"Tiga golongan yang Allah tidak akan melihatnya pada hari kiamat, yaitu anak yang durhaka kepada kedua orang tuanya, seorang wanita yang menyerupai laki-laki dan dayuts." (HR. An-Nasa'i, no. 2562, dihasankan oleh Al-Albani dalam Silsilah Al-Ahadits Ash-Shahihah, no. 674)

3.      Terjebak dalam dosa besar

Syaikh As-Sa'di berkata, "Dosa besar ialah perbuatan dosa yang  kadar hukumannya sudah ditetapkan di dunia, atau mengandung ancaman di akhirat, atau dapat menghilangkan keimanan, atau berkonsekuensi mendapatkan laknat ataupun murka." (Tafsir As-Sa'di, hal 176)

Dengan demikian, ancaman-ancaman keras yang disebutkan dalam hadits di atas menunjukkan bahwa diyatsah termasuk dosa besar. Dan orang yang melakukan perbuatan buruk tersebut termasuk pelaku dosa besar yang berhak mendapatkan hukuman itu.

4.      Hilangnya wibawa dan kejantanan sebagai seorang lelaki

Tidak memiliki rasa cemburu kepada isteri dan bersikap apatis ketika melihat keluarganya berada dalam perbuatan keji dan maksiat merupakan cermin seorang lelaki yang lemah, tidak berwibawa dan hilang kejantanannya. Orang yang seperti ini adalah golongan yang jauh dari petunjuk nabi dan para sahabat.

Lihatlah para sahabat nabi, mereka adalah orang-orang yang sangat perhatian dalam menjaga kesucian keluarganya dari perbuatan keji dan maksiat. Diriwayatkan dari Al-Mughirah, ia berkata, "Sa'd bin Ubadah berkata, 'Seandainya aku melihat seorang lelaki asing bersama isteriku, sungguh aku akan memukulnya dengan sisi pedang yang tajam (maksudnya membunuhnya – penj).' Kemudian perkataan itu sampai kepada nabi r dan beliau bersabda:

أَتَعْجَبُونَ مِنْ غَيْرَةِ سَعْدٍ لَأَنَا أَغْيَرُ مِنْهُ وَاللَّهُ أَغْيَرُ مِنِّي

"Tidakkah kalian takjub dengan kecemburuan Sa'd, sungguh aku lebih cemburu darinya, dan Allah lebih cemburu dariku." (HR. Bukhari, no. 6846)

5.      Rumah tangga menjadi berantakan

Ketika seorang suami mulai bersikap masa bodoh terhadap kemaksiatan dan keburukan yang dilakukan isteri, anak maupun anggota keluarganya yang lain, maka dari sinilah awal keburukan dan kejahatan yang akan meruntuhkan bangunan sebuah rumah tangga. Karena tidak ada yang mereka lakukan melainkan hanya mengikuti hawa nafsu dan syahwatnya. Sementara nafsu itu selalu membujuknya untuk melakukan keburukan dan kejahatan. Allah I berfirman:

ﭖ  ﭗ  ﭘ  ﭙ  ﭚ      ﭛ  ﭜ    ﭝﭞ 

"Sesungguhnya nafsu itu selalu mendorong kepada kejahatan, kecuali (nafsu) yang diberi rahmat oleh Tuhanku." (QS. Yusuf: 53)

6.     Lingkungan dan kehidupan sosial semakin rusak dan bobrok

Keburukan dayuts tidak hanya berpusar pada pelaku dan keluarganya. Akan tetapi akan menyebar kepada lingkungan dan kehidupan sosial yang ada di sekitarnya. Karena aktivitas mereka tidak mungkin terlepas dari lingkungan dan kehidupan sosial. Inilah racun-racun masyarakat yang akan merusak tatanan kehidupan sosial yang baik. Keburukan ini juga akan melahirkan generasi yang lemah dan jelek. Akhirnya kehidupan sosial pun semakin rusak dan bobrok.

Wallahu a’lam

Oleh : Saed As-Saedy, Lc.

Referensi:

- Fatawa Al-Lajnah Ad-Da'imah, Ahmad Ad-Duwaisy
- Tafsir As-Sa'di, Syaikh As-Sa'di
- Man Huwa Dayuts, Abdurrahman As-Suhaim, dll


Share:

Tidak ada komentar:

PALING BANYAK DIBACA

ARSIP

Followers