Bersama Bahagia Dalam Naungan Islam

Adab-Adab Bersedekah

Pada edisi-edisi sebelumnya sudah dibahas seputar macam-macam sedekah, beberapa keutamaannya dan juga pembatal-pembatalnya. Pembahasan ini rasanya belum lengkap apabila tidak disinggung di dalamnya tentang adab-adab bersedekah. Adab-adab ini sangatlah penting untuk diketahui oleh setiap muslim yang hendak bersedekah dengan hartanya.


Mengabaikan adab-adab ini atau sebagiannya bisa menjadikan pahala sedekah tidaklah sempurna atau bahkan tidak bernilai sama sekali. Apabila hal ini berkonsekuensi sedemikian besarnya, maka sudah selayaknya bagi setiap muslim untuk mengamalkan adab-abad ini ketika hendak bersedekah. 

Adab Bersedekah

Berikut ini adalah beberapa adab bersedekah yang hendaknya setiap muslim berhias diri dengannya ketika hendak bersedekah.

1.      Ikhlas kepada Allah I

Sedekah merupakan ibadah yang agung, karena ibadah ini memiliki kedudukan dan manfaat yang besar, seperti bisa membersihkan harta dan merupakan jalan untuk menghilangkan kefakiran. Sehingga, setiap muslim yang hendak bersedekah wajib untuk meluruskan niatnya terlebih dahulu, yaitu bersedekah semata-mata mengharapkan pahala dan keridhaan Allah, sarana untuk mendekatkan diri kepada-Nya dan tidak mengharapkan pujian orang lain maupun tujuan-tujuan dunia lainnya.

 Allah I berfirman:

ﭻ  ﭼ  ﭽ       ﭾ  ﭿ  ﮀ  ﮁ  ﮂ  ﮃ  ﮄ

"Sesungguhnya Kami menurunkan kitab (al-Qur'an) kepadamu (Muhammad) dengan (membawa) kebenaran. Maka beribadahlah kepada Allah dengan tulus ikhlas beragama kepada-Nya." (QS. Az-Zumar: 2)

Ayat ini menjadi dasar bahwa beribadah kepada Allah I harus dilandasi niatan yang ikhlas di dalamnya.

2.       Bersedekah dengan harta halal dan baik

Selain harus menata hati dan meluruskan niat sebelum bersedekah. Seorang muslim juga wajib memperhatikan materi yang hendak dikeluarkan untuk sedekah. Harta-harta yang haram, baik secara dzat dari harta itu sendiri maupun yang diperoleh dari jalan yang haram tidak boleh dan tidak layak untuk disedekahkan. Seperti uang hasil korupsi, harta hasil merampok, gaji dari usaha rentenir, dan yang sejenisnya. Harta haram seperti ini haram hukumnya untuk disedekahkan. Apabila ia tetap bersedekah dengan harta haram itu, maka ia tidak akan mendapatkan apa-apa di sisi Allah I.

Allah I adalah Maha Baik dan tidak menerima dari para hamba-Nya melainkan hal-hal yang baik pula. Oleh karena itu, bersedekahlah dengan harta yang halal dan baik agar mendapatkan kesempurnaan pahala di sisi Allah I.

Diriwayatkan dari Abu Hurairah t bahwa Rasulullah r bersabda:

أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّ اللَّهَ طَيِّبٌ لاَ يَقْبَلُ إِلاَّ طَيِّبًا

"Wahai manusia, sesungguhnya Allah Maha Baik dan tidak menerima sesuatu melainkan hal-hal yang baik." (HR. Muslim, no. 2393)

3.      Bersedekah dengan sesuatu yang paling disukai

Apabila mampu, bersedekahlah dengan sesuatu yang paling disukai, baik berupa harta, makanan, pakaian, ataupun yang lainnya. Barangsiapa bersedekah dengan harta yang paling disukai, niscaya ia akan memperoleh pahala yang lebih besar dari Allah I.

Allah I berfirman:

ﭑ  ﭒ  ﭓ   ﭔ  ﭕ  ﭖ  ﭗ  ﭙ  ﭚ  ﭛ    ﭜ   ﭝ  ﭞ  ﭟ  ﭠ 

"Kamu tidak akan memperoleh kebajikan, sebelum kamu menginfakkan sebagian harta yang kamu cintai. Dan apa pun yang kamu infakkan, tentang hal itu sungguh Allah Maha Mengetahui." (HR. Ali-Imran: 92)

Diriwayatkan dari Auf bin Malik t, ia berkata, "Rasulullah r menemui kami di masjid sembari membawa tongkat. Kemudian ada seorang laki-laki dari kami yang menggantungkan setandan kurma yang sudah jelek (sebagai sedekah). Lantas beliau menusukkan tongkat itu kedalam tandan tersebut. Beliau bersabda:

لَوْ شَاءَ رَبُّ هَذِهِ الصَّدَقَةِ تَصَدَّقَ بِأَطْيَبَ مِنْهَا, إِنَّ رَبَّ هَذِهِ الصَّدَقَةِ يَأْكُلُ الْحَشَفَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

"Jika pemilik sedekah ini mau, hendaknya ia bersedekah dengan yang lebih baik darinya. Sesungguhnya pemilik sedekah ini akan memakan kurma yang sudah jelek itu kelak di hari kiamat." (HR. Abu Dawud, no. 1610)

4.      Tidak meremehkan sedekah meskipun dengan sesuatu yang sedikit

Janganlah meremehkan sedekah sekecil apa pun nilainya. Sedekah itu tidak hanya dilihat dari nilai materi yang disedekahkan. Terlebih peran keikhlasan dalam ibadah ini sangatlah penting. Bahkan seorang muslim yang bersedekah dengan beberapa butir kurma atau beberapa koin rupiah yang diiringi rasa ikhlas kepada Allah jauh lebih baik dan mulia daripada bersedekah dengan uang jutaan rupiah namun hanya mengharapkan pujian dari orang lain.

Janganlah bersedekah menunggu kaya, dan janganlah bersedekah menanti terpenuhi semua kebutuhannya. Bersedekahlah sesuai kemampuan, dan perbanyaklah sedekah, niscaya kekayaan akan mendekat. Ketahuilah, sedekah yang sedikit itu bisa menyelamatkan orang yang bersedekah dari api neraka.

Diriwayatkan dari 'Adi bin Hatim t bahwa Rasulullah r bersabda:

اتَّقُوا النَّارَ وَلَوْ بِشِقِّ تَمْرَةٍ فَمَنْ لَمْ يَجِدْ فَبِكَلِمَةٍ طَيِّبَةٍ

"Jauhilah neraka! meskipun hanya (bersedekah) dengan separuh biji kurma. Barangsiapa masih tidak mampu, (bersedekahlah) dengan perkataan yang baik." (HR. Bukhari, no. 5677)

5.      Tidak mengungkit-ungkit dan menyakiti perasaan orang yang menerima

Mengungkit-ungkit pemberian di hadapan orang yang menerimanya, seperti menjelekkan si penerima dengan sedekahnya atau menyebutkan kebaikan dirinya kepadanya, sangatlah tidak etis. Di samping perbuatan ini akan menyakiti perasaan dan hati si penerima sedekah. Ia juga akan menghilangkan pahala sedekah.

Orang yang bersedekah juga tidak layak mengungkit-ungkit pemberiannya di hadapan orang lain. Karena hal ini menunjukkan hati yang tidak ikhlas dalam bersedekah, riya' maupun ujub. Oleh karena itu, Allah I melarang perbuatan buruk ini di dalam firman-Nya:

ﯡ  ﯢ  ﯣ  ﯤ  ﯥ   ﯦ  ﯧ  ﯨ

"Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu merusak sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan penerima)." (QS. Al-Baqarah: 264)

6.      Tidak mengambil kembali sedekahnya

Mengambil kembali sedekah dari orang yang menerimanya adalah perbuatan buruk, baik secara akal maupun syariat. Hal ini juga sebagai gambaran hati yang tidak iklas terhadap sedekah yang dikeluarkan. Bahkan Rasulullah r mengumpamakan orang yang berbuat semacam ini dengan perumpamaan yang buruk sekali.

Diriwayatkan dari Ibnu Abbas t bahwa Rasulullah r bersabda:

مَثَلُ الَّذِى يَرْجِعُ فِى صَدَقَتِهِ كَمَثَلِ الْكَلْبِ يَقِىءُ ثُمَّ يَعُودُ فِى قَيْئِهِ فَيَأْكُلُهُ

"Perumpamaan orang yang mengambil kembali sedekahnya ialah seperti anjing yang muntah kemudian ia memakan kembali muntahannya tersebut." (HR. Muslim, no. 4255)

Adab-adab bersedekah tidaklah sebatas pada enam point di atas, masih banyak adab-adab lainnya yang harus diperhatikan oleh seorang muslim yang hendak bersedekah, seperti tidak berlebihan di dalam bersedekah, tidak menghitung-hitung hartanya ketika hendak bersedekah, menyembunyikan sedekah kecuali ada mashlahat tertentu yang mengharuskan menampakkan sedekah, dan yang lainnya. Semoga Allah I senantiasa menjaga keikhlasan dan istiqamah kita dalam beribadah kepada-Nya. Amiin

Wallahu a’lam

Oleh : Saed As-Saedy, Lc.

Referensi:

-          Az-Zakatu Fil Islam, Sa'id Al-Kahthani.

-          Sedekah Sebagai Bukti Keimanan dan Penghapus Dosa, Yazid bin Abdul Qadir Jawas, dll.
Share:

1 komentar:

selimut mengatakan...

pengennya sih sedekah dengan ikhlas kepada siapa saja yg membutuhkan, cuma skrng banyak pengemis jadi2an..
Mereka memanfaatkan belas kasihan orang lain utk hidup malas.

PALING BANYAK DIBACA

ARSIP

Followers