Bersama Bahagia Dalam Naungan Islam

Pribadi Nabi Di Mata Khadijah


Khadijah binti Khuwailid Al-Asadiyah Al-Quraisyiah adalah isteri pertama nabi yang merasakan secara langsung dari dekat akan kemuliaan pribadi beliau. Kepribadian beliau inilah yang menjadikan Khadijah jatuh hati kepadanya, padahal setiap pemuka kaum ketika itu berkeinginan sekali menikahi Khadijah, karena ia dikenal sebagai wanita yang paling cantik, cerdik, berbudi luhur dan kaya raya. Akan tetapi Khadijah lebih memilih nabi meskipun umur keduanya terpaut sekitar 15 tahun.

Akhlak Nabi

Dari Sa'd bin Hisyam bin Amir, dia berkata, "Saya mendatangi Aisyah, lantas saya bertanya kepadanya, 'Wahai Ummul Mukminin, ceritakan kepadaku bagaimana akhlak Rasulullah ?' Aisyah berkata:

كَانَ خُلُقُهُ الْقُرْآنَ، أَمَا تَقْرَأُ الْقُرْآنَ، قَوْلَ اللهِ  : ﮛ  ﮜ     ﮝ  ﮞ  

"Akhlak beliau adalah al-Qur'an, tidakkah kau membaca al-Qur'an, yaitu firman Allah, yang artinya, 'Dan sesungguhnya engkau benar-benar berbudi pekerti yang luhur.'" (HR. Ahmad, no. 24601)

Pribadi Nabi dalam Pandangan Khadijah

Berikut ini adalah sosok nabi dalam pandangan Khadijah:

1. Seorang Yang Jujur dan Amanah

Sebelum nubuwah, kaum Quraisy mengakui nabi sebagai seorang pemuda yang jujur dan amanah. Inilah yang menjadikan beliau digelari dengan al-Amin, orang yang dipercaya.

Kabar akan kemuliaan sifat dan kepribadian beliau sampai kepada Khadijah. Dikarenakan Khadijah kerap menyuruh orang-orang yang baik untuk menjalankan barang dagangannya, maka ia meminta kepada beliau untuk melakukan hal yang sama ke negeri Syam. Beliau pun menerima tawaran tersebut dan ditemani oleh seorang pembantu Khadijah yang bernama Maisarah.

Setelah Khadijah tahu akan keuntungan yang melimpah dari barang dagangan yang dijalankan oleh beliau, juga kabar yang disampaikan oleh Maisarah mengenai sifat-sifat beliau yang mulia, kecerdikan dan kejujurannya, maka Khadijah semakin tertarik dan jatuh hati kepada beliau.

Kemudian Khadijah mengutus Nafisah binti Munabih untuk menyampaikan keinginannya menikah bersama beliau. Ia mengatakan kepada beliau, "Wahai sepupuku, sungguh aku merasa tertarik kepadamu karena hubungan kekerabatanmu, kemuliaanmu di antara kaummu, kebaikan akhlakmu, dan kejujuran perkataanmu."

Setelah nabi menerima tawaran itu, beliau mengajak kedua pamannya, Hamzah bin Abdul Muththalib dan Abu Thalib untuk melamar Khadijah g kepada bapaknya, Khuwailid bin Asad. Akhirnya nabi menikahi Khadijah dengan mahar 20 ekor unta muda. Khadijah menjadi wanita pertama yang dinikahi oleh beliau dan beliau tidak menikah lagi melainkan setelah Khadijah wafat.

2. Seorang Yang Berakhlak Mulia

Kemuliaan akhlak nabi ditegaskan sendiri oleh Khadijah. Hal ini sebagaimana yang diceritakan oleh Aisyah bahwa selepas nabi menerima wahyu pertama di gua Hira. Beliau pulang dalam keadaan tubuhnya bergetar dan ketakutan. Beliau pun meminta Khadijah untuk menyelimuti tubuhnya. Kemudian mengkisahkan kejadian yang dialaminya saat berada di gua Hira. Beliau berkata, "Sungguh, aku khawatir terhadap keadaan diriku sendiri!" Maka Khadijah mengatakan kepada beliau:

كَلَّا وَاللَّهِ مَا يُخْزِيْكَ اللَّهُ أَبَدًا إِنَّكَ لَتَصِلُ الرَّحِمَ وَتَحْمِلُ الْكَلَّ وَتَكْسِبُ الْمَعْدُوْمَ
 وَتَقْرِيْ الضَّيْفَ وَتُعِيْنُ عَلَى نَوَائِبِ الْحَقِّ

"Tidak, Demi Allah. Allah tidak akan menghinakanmu selamanya, karena engkau suka menyambung tali persaudaraan, membantu beban orang lain, memberi bantuan kepada orang yang tidak mampu, menjamu tamu dan menolong orang yang menegakkan kebenaran." (HR. Bukhari, no. 3)

Perkataan Khadijah di atas adalah bukti bahwa sebelum beliau diangkat menjadi nabi, beliau dikenal sebagai pribadi yang baik dan berakhlak mulia . Bahkan Khadijah bersumpah atas nama Allah dalam memberikan kesaksian akan kebaikan dan kemuliaan akhlak beliau. Hal itu dikarenakan Khadijah merasakan dan menyaksikan sendiri kebaikan-kebaikan yang beliau lakukan.

3. Seorang Pemberani Yang Cerdas

Kebenaran yang beliau bawa sangatlah bertentangan dengan adat kebiasaan kaum Quraisy ketika itu. Kesyirikan, kekufuran dan perbuatan buruk, seperti menyembah berhala, minum khamr, berzina adalah keburukan-keburukan yang menghiasi kaum Quraisy dalam kehidupan mereka. Kemudian nabi datang kepada mereka membawa kebenaran untuk mentauhidkan Allah, mengajak kepada perbuatan baik dan meninggalkan kebiasaan-kebiasaan buruk mereka.

Di awalnya, beliau lakukan seorang diri dengan penuh kesabaran. Namun tidak sebatas itu, beliau melakukan dakwahnya dengan strategi yang baik, yaitu dakwah elektif secara sembunyi-sembunyi sebelum beliau berdakwah secara terang-terangan. Inilah keberanian dan kecerdasan beliau yang disaksikan oleh Khadijah. Ia pun menjadi wanita pertama yang masuk islam yang kemudian diikuti oleh yang lainnya.

4. Seorang Suami Yang Pecinta dan Peyayang

Beliau sangatlah cinta kepada isteri-isterinya, namun kecintaan beliau kepada Khadijah lebih besar daripada isteri-isteri beliau yang lainnya. Hal ini dapat kita ketahui dari kesaksian Aisyah, dia berkata, "Apabila nabi menyebut nama Khadijah, maka ia memujinya dengan pujian yang paling baik. Pada suatu hari aku pun merasa cemburu dan aku katakan, 'Betapa seringnya kau sebut dia (Khadijah) hamra asy-syidqi (yang merah merona pipinya), bukankah Allah telah memberimu ganti yang lebih baik darinya!' Rasulullah bersabda:

مَا أَبْدَلَنِيَ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ خَيْرًا مِنْهَا، قَدْ آمَنَتْ بِيْ إِذْ كَفَرَ بِيَ النَّاسُ، وَصَدَّقَتْنِيْ
 إِذْ كَذَّبَنِيَ النَّاسُ، وَوَاسَتْنِيْ بِمَالِهَا إِذْ حَرَمَنِيَ النَّاسُ، وَرَزَقَنِيَ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ وَلَدَهَا
 إِذْ حَرَمَنِيْ أَوْلَادَ النِّسَاءِ

"Allah tidaklah memberiku ganti yang lebih baik darinya, karena dia telah beriman kepadaku saat orang-orang mengingkariku, membenarkanku saat orang-orang mendustakanku, membantuku dengan hartanya saat orang-orang tidak mau membantuku, dan Allah memberiku rezeki berupa anak-anak darinya saat Allah tidak beriku keturunan dari isteri-isteriku yang lain." (HR. Ahmad, no. 24864)

Nilai dan Pelajaran

1. Jujur dan amanah adalah kunci sukses bagi seorang peniaga/pembisnis.
2. Di antara sebaik-baik manusia adalah yang paling baik akhlaknya.
3. Berdakwah di jalan Allah tidak hanya bermodalkan keberanian, tapi juga membutuhkan strategi yang baik dan kecerdasan.
4. Di antara sebaik-baik manusia adalah yang paling baik kepada isterinya, dan nabi adalah manusia yang paling baik terhadap isterinya.

Oleh: Saed As-Saedy, Lc.

Referensi

1. Hadzal Habib Muhammad Ya Muhibb, Abu Bakar Jabir Al-Jazairi.
2. As-Sirah An-Nabawiyah, 'Ardhu Waqa'i Watahlilu Ahdats, Ali Muhammad Ash-Shalabi.
3. Sirah Ibni Hisyam, Ibnu Hisyam, dll.
Share:

Tidak ada komentar:

PALING BANYAK DIBACA

ARSIP

Followers