Bersama Bahagia Dalam Naungan Islam

Mutiara Salaf Seputar Ilmu dan Keutamaannya

Diriwayatkan dari Qatadah bahwa Ibnu Abbas berkata, "Mengkaji ilmu pada sebagian malam lebih aku cintai dari pada menghidupkannya (dengan ibadah shalat –penj)." (Jami' Bayan Al-Ilmi Wa Fadhailihi, Yusuf bin Abdil Bar, 1/59)

Ishaq bin Manshur bertanya kepada Imam Ahmad bin Hanbal mengenai perkataan Ibnu Abbas di atas, "Ilmu apakah yang dimaksud?" Imam Ahmad bin Hanbal berkata, "Yaitu ilmu yang bermanfaat bagi manusia di dalam perkara agamanya." Ishaq bertanya lagi, "Apakah perkara tentang wudhu, shalat, puasa, haji, talaq, dan yang semisalnya?" Imam Ahmad berkata, "Iya." (Jami' Bayan Al-Ilmi Wa Fadhailihi, Yusuf bin Abdil Bar, 1/60)

Diriwayatkan dari Atha' bin Yasar bahwa Abu Hurairah berkata, "Duduk selama satu jam, lantas aku bisa memahami (perkara-perkara) di dalam agamaku lebih aku cintai dari pada menghidupkan malam hingga pagi hari (dengan ibadah shalat –penj)." (Jami' Bayan Al-Ilmi Wa Fadhailihi, Yusuf bin Abdil Bar, 1/60)
Diriwayatkan dari Waki' bahwa ia mendengar Sufyan Ats-Tsauri berkata, "Tidak ada amalan yang lebih mulia dari pada menuntut ilmu, apabila niatnya benar." (Jami' Bayan Al-Ilmi Wa Fadhailihi, Yusuf bin Abdil Bar, 1/63)

Al-Hasan berkata, "Barangsiapa tidak mau menuntut ilmu karena malu berarti ia telah memakaikan baju kepada kebodohannya, tanggalkanlah baju-baju kebodohan itu dari diri kalian dengan melawan rasa malu di dalam belaja0r ilmu. Sesungguhnya orang yang pemalu adalah orang yang sedikit ilmunya." (Jami' Bayan Al-Ilmi Wa Fadhailihi, Yusuf bin Abdil Bar, 1/182)

Diriwayatkan dari Abdullah bin Yahya bin Abi Katsir, dari bapaknya, bahwa ia berkata, "Warisan ilmu lebih baik dari pada warisan emas maupun perak, jiwa yang shalih lebih baik dari pada mutiara, dan ilmu tidaklah dapat diraih hanya dengan bersantai-santi." (Jami' Bayan Al-Ilmi Wa Fadhailihi, Yusuf bin Abdil Bar, 1/183)

Diriwayatkan dari Abu Umar bahwa Al-Ashma'i pernah berkata, "Obat bagi kebodohan ialah banyak bertanya, adapun kebodohan akan semakin sempurna ketika banyak terdiam di atas kebodohan." (Jami' Bayan Al-Ilmi Wa Fadhailihi, Yusuf bin Abdil Bar, 1/180)

Diriwayatkan dari Sulaiman bin Samir bahwa Katsir bin Murrah Al-Hadhrami berkata, "Sesungguhnya ilmu itu memiliki hak atas dirimu sebagaimana harta juga memiliki hak atas dirimu, (yaitu) janganlah engkau berbicara ilmu jika bukan ahlinya karena itu adalah kebodohanmu, janganlah engkau menahan ilmu (tidak mengajarkannya -penj) jika memang ahlinya karena engkau akan berdosa, janganlah engkau berbicara tentang hikmah (ilmu) di hadapan orang-orang bodoh karena mereka akan mendustakanmu, dan janganlah engkau berbicara tentang kebatilan di hadapan para ahli hikmah (orang-orang berilmu) karena mereka akan membencimu." (Jami' Bayan Al-Ilmi Wa Fadhailihi, Yusuf bin Abdil Bar, 1/218)

Maimun bin Mihran berkata, "Janganlah engkau mendebat orang yang berilmu maupun orang yang bodoh, apabila engkau mendebat orang yang berilmu, niscaya ilmunya akan tertutup darimu. Dan apabila engkau mendebat orang yang bodoh, niscaya hanya akan membuat kesal hatimu." (Jami' Bayan Al-Ilmi Wa Fadhailihi, Yusuf bin Abdil Bar, 1/254)

Oleh: Saed As-Saedy, Lc.

Share:

Tidak ada komentar:

PALING BANYAK DIBACA

ARSIP

Followers