Bersama Bahagia Dalam Naungan Islam

Teruntuk Yang Berkendara

Pembaca yang budiman, seiring kemajuan zaman dan teknologi, alat-alat transportasi semakin moderen dan tersebar ke setiap pelosok negeri. Bisa dikatakan bahwa hampir sebagian besar aktivitas sehari-hari kita tidak terlepas dari kendaraan, baik kendaraan pribadi maupun umum.

Tujuan Berkendara

Di saat kita keluar rumah untuk bekerja atau melakukan aktivitas lainnya, kerap kita memanfaatkan kendaraan sebagai penyambung langkah, baik untuk mengefisiensi waktu maupun mengurangi rasa lelah. Ketika kita berkendara, hanya ada dua kemungkinan, yaitu untuk safar atau sekadar aktivitas biasa. Lantas, dzikir dan doa apa yang harus kita baca ketika berkendara, khususnya saat melakukan aktivitas biasa?

Pendapat Ulama

Mengenai do'a naik kendaraan, ada selisih pendapat di antara ulama kontemporer. Titik masalahnya ialah apakah do'a naik kendaraan khusus di baca saat berkendara dengan tujuan safar atau do'a tersebut bersifat umum yang bisa dibaca saat berkendara dengan tujuan safar maupun aktivitas biasa.

1. Syaikh Abdul Aziz bin Baz berpendapat bahwa do'a itu khusus bagi pengendara yang bertujuan untuk safar. "Do'a naik kendaraan hanya dianjurkan bagi orang yang menaiki kendaraan, seperti hewan tunggangan, mobil, pesawat, kapal ataupun yang lainnya dengan tujuan safar. Adapun berkendara untuk aktivitas biasa, maka saya tidak mengetahui adanya dalil syar'i yang menunjukkan disyariatkannya membaca do'a safar." (Majmu' Fatawa Ibni Baaz, 9/306)

2. Syaikh Ibnu Utsaimin berpendapat bahwa do'a itu bersifat umum bagi para pengendara, baik untuk safar atau sekedar aktivitas biasa. "Secara tekstual, al-Qur'an menunjukkan bahwa setiap kali orang menaiki hewan tunggangan, mobil, kapal, kereta api, maka ia membaca: 
 
                        ﭿ                 

 "Maha suci Allah yang telah menundukkan semua ini bagi kami, padahal kami sebelumnya tidak mampu menguasainya. Dan sesungguhnya kami akan kembali kepada Tuhan kami." (QS. Az-Zukhruf: 13-14)

Adapun lift atau ekskalator saya berpendapat tidak termasuk dalam masalah ini, ia hanyalah sebuah tangga berjalan yang memudahkan kita." (Silsilah Liqa'at al-Bab al-Maftuh, 5/53)

Pendapat Yang Rajih (Kuat)

Dari dua pandangan di atas, pendapat Syaikh Ibnu Utsaimin - yang menyatakan bahwa do'a naik kendaraan bersifat umum, baik berkendara dengan tujuan safar ataupun hanya berupa aktivitas harian - lebih rajih (kuat). Pendapat ini juga dikuatkan oleh hadits Ali bin Rabi'ah, ia berkata:

شَهِدْتُ عَلِيًّا وَأُتِىَ بِدَابَّةٍ لِيَرْكَبَهَا فَلَمَّا وَضَعَ رِجْلَهُ فِى الرِّكَابِ قَالَ: بِسْمِ اللَّهِ. فَلَمَّا اسْتَوَى عَلَى ظَهْرِهَا قَالَ: الْحَمْدُ لِلَّهِ. ثُمَّ قَالَ:                       ﭿ                  . ثُمَّ قَالَ: الْحَمْدُ لِلَّهِ, ثَلاَثَ مَرَّاتٍ. ثُمَّ قَالَ: اللَّهُ أَكْبَرُ, ثَلاَثَ مَرَّاتٍ ثُمَّ قَالَ: سُبْحَانَكَ إِنِّى ظَلَمْتُ نَفْسِى فَاغْفِرْ لِى فَإِنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلاَّ أَنْتَ.
"Saya melihat Ali bin Abi Thalib dan hewan tunggangan yang siap untuk dinaikinya. Saat ia meletakan kaki di sanggurdi (pijakan kaki) membaca, 'Bismillah'. Ketika sudah berada di atas punggung hewan membaca, 'Alhamdulillah.' Kemudian membaca, 'Subhanalladzi sakhkhara lana hadza wama kunna lahu muqriniina wainna ila rabbina lamunqalibun.' Kemudian membaca, 'Alhamdulillah' 3 kali dan 'Allahu akbar' 3 kali. Setelah itu ia membaca, 'Subhanaka Inni dhalamtu nafsi faghfirli fainnahu laa yaghfirudzunuba illa anta (Maha suci Engkau, sesungguhnya aku telah menzalimi diriku sendiri, maka ampunilah aku, sesungguhnya tidak ada yang mengampuni dosa-dosa melainkan Engkau).'" (HR. Abu Dawud, no. 2604)

Kesimpulan

Dianjurkan bagi setiap orang yang hendak berkendara untuk mengamalkan dzikir dan do'a berikut ini:
1. Saat hendak menaiki kendaraan hendaknya membaca bismillah.
2. Setelah berada di atas kendaraan, membaca alhamdulillah dan membaca do'a naik kendaraan seperti dalam hadits Ali di atas. Kemudian membaca alhamdulillah (3 kali), Allahu akbar (3 kali), dan membaca Subhanaka Inni dhalamtu nafsi faghfirli fainnahu laa yaghfirudzunuba illa anta.
3. Memperbanyak dzikir di atas kendaraan.
4. Jika naik kendaraan dengan tujuan safar, setelah berada di atas kendaraan hendaknya bertakbir 3 kali, kemudian membaca do'a naik kendaraan dan membaca do'a:

اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ فِى سَفَرِنَا هَذَا الْبِرَّ وَالتَّقْوَى وَمِنَ الْعَمَلِ مَا تَرْضَى اللَّهُمَّ هَوِّنْ عَلَيْنَا سَفَرَنَا هَذَا وَاطْوِ عَنَّا بُعْدَهُ اللَّهُمَّ أَنْتَ الصَّاحِبُ فِى السَّفَرِ وَالْخَلِيفَةُ فِى الأَهْلِ اللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ بِكَ مِنْ وَعْثَاءِ السَّفَرِ وَكَآبَةِ الْمَنْظَرِ وَسُوءِ الْمُنْقَلَبِ فِى الْمَالِ وَالأَهْلِ
"Ya Allah, sesungguhnya kami memohon kebaikan dan takwa dalam bepergian ini, kami mohon perbuatan yang meridhakan-Mu. Ya Allah, permudahlah perjalanan kami ini, dan dekatkan jaraknya bagi kami. Ya Allah, Engkaulah teman dalam bepergian dan yang mengurusi keluargaku. Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari kelelahan dalam bepergian, pemandangan yang menyedihkan dan perubahan yang jelek dalam harta dan keluarga." (HR. Muslim, no. 3339)

Referensi

- Silsilah Liqa'at al-Bab al-Maftuh, Ibnu Utasimin
- Majmu' Fatawa Ibni Baaz, Ibnu Baaz
- Kumpulan Do'a dalam Al-Qur'an dan Al-Hadits, Said bin Ali bin Wahf Al-Qahthani, dll.



Oleh: Saed As-Saedy

Share:

Tidak ada komentar:

PALING BANYAK DIBACA

ARSIP

Followers