Bersama Bahagia Dalam Naungan Islam

Dosa-Dosa VALENTINE'S DAY



Valentine's Day, momen yang selalu dirayakan pada tanggal 14 Februari yang diklaim sebagai "Hari Kasih Sayang" memang begitu menyedot perhatian banyak orang, khususnya kalangan remaja dan anak muda. Kita bisa saksikan sendiri bagaimana media masa, baik cetak maupun visual, mall-mall, pusat perbelanjaan, pusat hiburan, dan yang lainnya berlomba-lomba menggelar pesta perayaan yang tak jarang berlangsung hingga larut malam bahkan hingga dini hari. Namun yang sangat disayangkan, banyak dari kaum muslimin yang turut serta dalam memeriahkan perayaan itu. Mengapa mereka begitu antusias dengan hadirnya Valentine's Day? Ada apa sebenarnya dengan Valentine's Day?


Sekilas Asal Muasal Valentine's Day

Pada masa Romawi kuno, tanggal 13-18 Februari menjadi rangkaian upacara pensucian, upacara ini dikenal dengan perayaan Lupercalia.

Dua hari pertama, dipersembahkan untuk dewi cinta Juno Februata. Pada hari ini, para pemuda mengundi nama-nam gadis di dalam kotak. Lalu setiap pemuda mengambil secara acak dan gadis yang namanya keluar harus menjadi pasangannya selama setahun untuk senang-senang dan obyek liburan. Pada 15 Februari, mereka meminta perlindungan dewa Lupercalia dari gangguan srigala. Selama upacara ini, kaum muda mencambuk orang dengan kulit binatang dan wanita berebut untuk dicambuk karena anggapan cambukan itu akan membuat mereka menjadi lebih subur.
..................................


ANDA BERMINAT :

Lengkapi kepustakaan anda dengan Buku:


Dosa-Dosa VALENTINE'S DAY yang dianggap biasa

Penulis : Saed as-Saedy, Lc.
Penerbit : NESRIN Media, Jakarta
Cetakan : Ke-1
Halaman : 171 hal

ISBN : 9789797624521
 
Anda berMINAT, anda juga bisa hubungi langsung ke penulisnya via:

HP/WA: 0878 8336 2047

Harga : Rp. 30.000, -
(Free Ongkir khusus JABODETABEK)

....................................

Ketika agama Kristen Katolik masuk Roma, mereka mengadopsi upacara ini dan mewarnainya dengan nuansa kristiani, antara lain mengganti nama-nama gadis dengan nama-nama Paus atau pastor. Di antara pendukungnya adalah Kaisar Constantine dan Paus Gregroy I. (Lihat: The Encyclopedia Britannica, vol. 12, sub judul: Christianity)

Agar lebih mendekatkan lagi pada ajaran Kristen, pada 496 M Paus Gelasius I menjadikan upacara Romawi kuno ini menjadi hari perayaan Gereja dengan nama Saint Valentine's Day untuk menghormati St. Valentine yang kebetulan mati pada 14 Februari. (Lihat: The World Encyclopedia, 1998)

The Catholic Encyclopedia Vol. XV sub judul St. Valentine menuliskan ada 3 nama Valentine yang mati pada 14 Februari, seorang di antaranya dilukiskan sebagai yang mati pada masa Romawi. Namun demikian, tidak pernah ada penjelasan siapa "St. Valentine" termaksud, juga dengan kisahnya yang tidak pernah diketahui ujung pangkalnya karena tiap sumber mengisahkan cerita yang berbeda.

Menurut versi pertama, Kaisar Claudius II memerintahkan menangkap dan memenjarakan St. Valentine karena menyatakan tuhannya adalah Isa al-Masih dan menolak menyembah tuhan-tuhan orang Romawi. Orang-orang mendambakan doa St. Valentine lalu menulis surat dan menaruhnya di terali penjaranya.

Versi kedua, menceritakan bahwa Kaisar Caludius II menganggap tentara muda bujangan lebih tabah dan kuat dalam medan peperangan daripada orang yang menikah. Kaisar lalu melarang para pemuda untuk menikah, namun St. Valentine melanggarnya dan diam-diam menikahkan banyak pemuda sehingga ia pun ditangkap dan dihukum gantung pada 14 Februari 269 M. (Lihat: The World Book Encyclopedia, vol. 20, 1993)

Demikianlah cikal bakal perayaan Valentine's Day yang sebenarnya adalah ritual paganisme bangsa romawi kuno para penyembah dewa. Ritual ini kemudian diadopsi oleh orang-orang Kristen dan dijadikan sebagai salah satu perayaan gereja.

Namun yang sangat disayangkan, banyak dari kaum muslimin di seluruh belahan dunia turut serta dalam perayaan orang-orang kafir ini, baik partisipasi itu mereka lakukan secara langsung maupun tidak. Bahkan tidak sedikit dari mereka yang ikut memeriahkan perayaan itu dengan melakukan perbuatan hura-hura dan maksiat. Semoga Allah memberikan petunjuk kepada mereka dan mengembalikannya ke jalan yang benar.


Hukum Merayakan Valentine's Day

Ikut berpartisipasi secara langsung maupun tidak langsung dalam perayaan Valentine's Day hukumnya haram. Perbuatan ini termasuk kemungkaran yang besar. Hal ini didasarkan pada beberapa alasan berikut ini:

1. Haram bertasyabuh kepada orang kafir

Mengikuti dan meniru orang-orang kafir dalam perkara aqidah, ibadah, syi'ar dan kebiasaan yang menjadi ciri khas mereka hukumnya haram. Dan perayaan valentine's day sendiri merupakan syi'ar dan kebiasaan orang-orang Nashrani yang menjadi ciri khas mereka, bahkan bersumber dari ritual paganisme Romawi kuno. Maka ikut merayakannya termasuk perbuatan tasyabuh yang diharamkan.

Allah berfirman:
ﭣﭤ
"Barangsiapa di antara kamu yang menjadikan mereka teman setia, maka sesungguhnya dia termasuk golongan mereka." (QS. Al-Ma'idah: 51)

Diriwayatkan dari Abdullah bin Umar bahwa Rasulullah bersabda:
مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ
"Barangsiapa meniru suatu kaum, maka ia termasuk dari kaum tersebut." (HR. Abu Dawud, no. 4033)

2. Tolong menolong dalam perbuatan dosa dan maksiat adalah haram

Berpartisipasi dalam perayaan mereka berarti mengakui kekufuran dan dosa yang mereka lakukan, serta membantu ritual haram itu semakin tersebar, dikenal dan kuat. Padahal Allah berfirman:

ﯶﯷ
"Dan jangan tologn-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan." (QS. Al-Ma'idah: 2)

3. Wajib melaksanakan wala' dan bara'

Wjib bagi setiap muslim mencintai orang-orang mukmin dan membenci serta menyelisihi orang-orang kafir dalam ibadah dan perilaku mereka. Wala' dan bara' merupakan salah satu pilar aqidah umat islam.

Allah berfirman:
"Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu menjadikan musuh-Ku dan musuhmu sebagai teman-teman setia sehingga kamu sampaikan kepada mereka (berita-berita Muhammad), karena rasa kasih sayang; padahal mereka telah ingkar kepada kebenaran yang disampaikan kepadamu." (QS. Al-Mumtahanah: 1)

4. Islam hanya memiliki 3 hari raya

Dalam islam tidak ada perayaan melainkan hanya tiga. Pertama, perayaan mingguan yaitu pelaksanaan shalat jum'at. Kedua, perayaan tahunan yaitu idul fithri dan idul adha. Sehingga, valentine's day bukan termasuk dalam hari raya islam dan tidak boleh dirayakan oleh kaum muslimin.

Anas bin Malik pernah berkata, "Ketika Nabi mendatangi Madinah, penduduknya memiliki dua hari raya yang di dalamnya mereka bermain-main pada masa jahiliyah, maka beliau bersabda:
قَدِمْتُ عَلَيْكُمْ وَلَكُمْ يَوْمَانِ تَلْعَبُونَ فِيهِمَا، فَإِنَّ اللهَ قَدْ أَبْدَلَكُمْ يَوْمَيْنِ خَيْرًا مِنْهُمَا، يَوْمَ الْفِطْرِ، وَيَوْمَ النَّحْرِ
"Aku datang kepada kalian sementara kalian telah memiliki dua hari raya yang menjadi ajang permainan kalian pada masa jahiliyah. Sesungguhnya Allah telah mengganti keduanya dengan yang lebih baik, yaitu hari raya Idul Fithri dan Idul Adha." (HR. Ahmad, no. 12827 dan Abu Dawud, no. 1134)


Keburukan Dari Merayakan Valentine's Day

Banyak sekali keburukan yang ditimbulkan dari ikut serta merayakan Valentine's Day, di antaranya:

1. Terjebak dalam perbuatan haram

Sebagaimana dijelaskan sebelumnya bahwa orang islam dilarang dari tasyabuh (meniru-niru orang kafir). Sementara perayaan valentine's day sendiri termasuk ritual yang menjadi ciri khas mereka. Maka, ikut merayakan hari valentine berarti telah terjerumus dalam perbuatan haram, yaitu bertasyabuh kepada orang-orang kafir.

2. Ikut merayakannya bukan termasuk ciri orang beriman

Allah menyebutkan di antara ciri orang beriman:

"Dan orang-orang yang tidak menyaksikan perbuatan zur, dan apabila mereka bertemu dengan (orang-orang) yang mengerjakan perbuatan yang tidak berfaedah, mereka berlalu dengan menjaga kehormatan dirinya." (QS. Al-Furqan: 72)

Imam Ibnu Taimiyah menyebutkan bahwa di antara makna "Tidak menyaksikan perbutan zur," sebagaiman pendapat Adh-Dhahak ialah tidak menyaksikan perayaan orang-orang musyrik. (Iqtidha' Ash-Shirath Al-Mustaqim, 11/6)

Sehingga, menyaksikan dengan menghadiri atau ikut merayakan hari valentine bukanlah termasuk ciri orang-orang yang beriman.

3. Meniru perbuatan setan

Perayaan hari valentine tidak lepas dari acara pesta dan foya-foya. Semua perbuatan itu tidak bermanfaat sama sekali bahkan termasuk pemborosan yang merupakan perbuatan setan. Allah berfirman:

ﯽﯾ
"Dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya orang-orang yang pemboros itu adalah saudara setan." (QS. Al-Isra': 26-27)

4. Dapat menjerumuskan diri kepada perbuatan zina

Perayaan hari valentine kerap dijadikan sebagai ajang seks bebas (zina). Dimana muncul dan tersebar keyakinan bahwa melakukan ritual seks bebas ketika itu adalah boleh. Mereka berdalih dengan semangat cinta dan kasih sayang. Minimal melakukan kencan, pesta, dan jalan-jalan dengan pasangan yang tidak halal. Padahal melakukan hal-hal yang dapat mendekatkan diri kepada perbuatan zina hukumnya haram, terlebih sampai melakukan zina yang sesungguhnya. Allah berfirman:
ﮌﮍ
"Dan janganlah kamu mendekati zina, (zina) itu sungguh suatu perbuatan keji dan suatu jalan yang buruk." (QS. Al-Isra': 32)

5. Melalaikan diri dari mengingat Allah

Perayaan valentine tidak lepas dari yang namanya pesta, musik, nyanyian, kencan, jalan-jalan, saling bertukar hadiah, ucapan selamat, berkirim kartu, bahkan sampai pada perbuatan zina. Semua perkara ini akan menjadikan seseorang lalai dari mengingat Allah dan jauh dari agamanya.

6. Merayakannya sama saja ikut mempopulerkan ritual-ritual mereka sehingga terhapuslah nilai-nilai islam.

7. Ikut merayakan mengandung makna melegalkan atau mengakui kekufuran dan perbuatan dosa yang mereka lakukan.


8. Berpartisipasi dalam perayaan mereka, baik secara langsung atau tidak, akan membuka pintu-pintu kemaksiatan maupun dosa semakin terbuka dan tersebar di masyarakat.

9. Dengan mengikuti ritual orang-orang kafir berarti memperbanyak jumlah mereka, mendukung dan mengikuti agama mereka.

10. Mengikuti budaya dan gaya hidup orang-orang kafir akan membuat mereka senang serta dapat melahirkan kecintaan dan keterikatan hati.

11. Mengikuti perayaan mereka akan menjadikan kaum muslimin lemah dan tidak memiliki wibawa di mata orang-orang kafir.



Sikap Seorang Muslim Terhadap Valentine's Day


Berikut ini adalah beberapa sikap seorang muslim yang sejati terhadap Valentine's Day yang sudah semakin menjamur di tengah-tengah masyarakat:

1. Tidak ikut merayakan hari tersebut

Imam Adz-Dzahabi berkata, "Apabila orang-orang kristen memiliki hari raya dan orang-orang yahudi memiliki hari raya yang mereka istimewakan, maka seorang muslim tidak boleh ikut merayakannya sebagaimana seorang muslim tidak boleh mengikuti syariat dan kiblat mereka." (Tasyabuh Al-Khasis Bi Ahli Al-Khamis, 4/193) 

2. Tidak bekerja sama dengan orang-orang kafir untuk merayakannya

Tidak ikut memberi atau menerima hadiah dari orang-orang kafir karena momen valentine, mencetak kartu ucapan selamat, mengiklankan produk-produk mereka yang dibuat khusus untuk hari tersebut, ataupun simbol-simbol lainnya yang berkaitan dengan perayaan valentine.

3. Tidak bekerja sama dengan orang-orang islam yang andil di dalamnya

Wajib bagi setiap muslim untuk mengingkari perbuatan sebagian kaum muslimin yang ikut bekerja sama dalam memeriahkan momen valentine, karena berkerja sama dengan mereka secara tidak langsung juga ikut merayakan hari raya tersebut, mengakui kekufuran mereka dan menguatkan acara mereka.

4. Tidak mengucapkan selamat

Mengucapkan selamat pada hari tersebut sama saja mengakui perbuatan kufur mereka. Padahal wajib bagi setiap muslim untuk berlepas diri dari kekufuran yang dilakukan oleh orang-orang kafir.

5. Tidak menampakkan rasa kegembiraan

Demikian juga, seorang muslim tidak boleh menampakkan kegembiraan ketika datang hari tersebut, meskipun terkadang momen tersebut bisa mendatangkan keuntungan materi yang lebih besar. Apalah arti sebuah materi apabila hal itu bersumber dari kemungkaran dan perbuatan dosa yang sama sekali tidak diridhai oleh Allah dan tidak membawa berkah baik di dunia maupun di akhirat.

6. Tidak mengistimewakan hari tersebut

Di dalam islam hari yang istimewa ialah apa yang diistimewakan oleh Allah dan Rasul-Nya. Selain itu, maka ia tidak memiliki kelebihan sama sekali. Maka wajib bagi setiap muslim menganggap hari tersebut seperti hari-hari biasa lainnya, tidak ada keistimewaan dan tidak melakukan aktivitas yang dikhususkan karena momen tersebut.

7. Menjelaskan hakikat Valentine's Day 

Perbuatan ini termasuk bagian dari saling nasihat-menasihati dalam kebaikan dan takwa, amar ma'ruf nahi munkar, dan upaya untuk memperbaiki umat islam serta menjaga aqidah, agama dan akhlak mereka. Dengan demikian, Allah akan menjaga kaum muslimin dan negeri-negeri yang menjadi tempat tinggalnya.

Allah berfirman:

ﯿ
"Dan Tuhanmu tidak akan membinasakan negeri-negeri secara zalim, selama penduduknya orang-orang yang berbuat kebaikan." (QS. Hud: 117)

Wallahu a'lam

Selengkapnya anda bisa lihat di buku: 
"DOSA-DOSA VALENTINE'S DAY Yang Dianggap Biasa"

--------------------------
Referensi

1. Ada Apa Dengan Valentine's Day?, Tim Yayasan Al-Sofwa.
2. Iqtidha' Ash-Shirath Al-Mustaqim, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah.
3. 'Idul Hubb, Ibrahim bin Muhammad Al-Huqail.
4. 6 Kerusakan Hari Valentine, Muhammad Abduh Tuasikal, dll.



Oleh: Saed As-Saedy

Share:

Tidak ada komentar:

PALING BANYAK DIBACA

ARSIP

Followers