Memilih
sepertinya mudah, saat objek pilihan sudah di depan mata. Tapi, faktanya
memilih itu tak selamanya mudah, terkadang tiba saatnya pilihan itu sulit
ditentukan. Entah saat hendak membeli sesuatu, memilih sekolah, berbisnis,
bepergian, menikah, ataupun yang lainnya. Ragu, bingung dan bimbang seolah rasa
yang sulit dienyahkan. Bukan hanya sehari dua hari, kebimbangan ini bahkan
kerap menyelimuti hati berhari-hari.
Mohonlah petunjuk Allah
Apabila
kita mengalami kondisi semacam ini, bersegeralah memohon petunjuk Allah q secara khusus, sampaikanlah hajat itu lewat
shalat istikharah. Lalu bacalah doa sebagaimana yang telah diajarkan oleh
Rasulullah a.
Diriwayatkan
dari Jabir bin Abdillah, ia berkata,
“Rasulullah a mengajari kami doa
istikharah dalam setiap urusan yang kami hadapi sebagaimana beliau mengajari
kami sebuah surat al-Qur’an. Lalu beliau bersabda, ‘Apabila di antara kalian menghadapi
suatu masalah, hendaklah ruku’ (shalat) dua rekaat yang bukan shalat
wajib lalu membaca:
اللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْتَخِيْرُكَ بِعِلْمِكَ وَأَسْتَقْدِرُكَ
بِقُدْرَتِكَ وَأَسْأَلُكَ مِنْ فَضْلِكَ الْعَظِيْمِ فَإِنَّكَ تَقْدِرُ وَلَا أَقْدِرُ
وَتَعْلَمُ وَلَا أَعْلَمُ وَأَنْتَ عَلَّامُ الْغُيُوْبِ اللَّهُمَّ إِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ
أَنَّ هَذَا الْأَمْرَ خَيْرٌ لِيْ فِي دِيْنِيْ وَمَعَاشِيْ وَعَاقِبَةِ أَمْرِيْ
أَوْ عَاجِلِ أَمْرِيْ وَآجِلِهِ فَاقْدُرْهُ لِيْ وَيَسِّرْهُ لِيْ ثُمَّ بَارِكْ
لِيْ فِيْهِ وَإِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّ هَذَا الْأَمْرَ شَرٌّ لِيْ فِيْ دِيْنِيْ
وَمَعَاشِيْ وَعَاقِبَةِ أَمْرِيْ أَوْ فِيْ عَاجِلِ أَمْرِيْ وَآجِلِهِ فَاصْرِفْهُ
عَنِّيْ وَاصْرِفْنِيْ عَنْهُ وَاقْدُرْ لِيْ الْخَيْرَ حَيْثُ كَانَ ثُمَّ أَرْضِنِيْ
"Ya Allah, Sesungguhnya aku meminta
pilihan yang tepat kepada-Mu dengan ilmu-Mu dan aku memohon kepada-Mu kemampuan
(untuk menyelesaikan urusanku) dengan kemahakuasaan-Mu. Aku memohon kepada-Mu
dari karunia-Mu Yang Maha Agung, sesungguhnya Engkau Mahakuasa sementara aku
tidak kuasa, Engkau Maha mengetahui sedang aku tidak mengetahui, dan Engkau
Maha Mengetahui hal yang ghaib. Ya Allah, apabila Engkau mengetahui bahwa
urusan ini (sebutkan apa yang menjadi keperluannya) lebih baik untuk
agamaku, kehidupanku dan akibatnya terhadap urusanku, atau (lebih baik
akibatnya di) dunia dan akhirat, maka takdirkanlah ia untukku, mudahkanlah ia
untukku dan berkahilah aku di dalamnya. Dan apabila Engkau mengetahui bahwa
urusan ini (sebutkan apa yang menjadi keperluannya) lebih buruk untuk
agamaku, kehidupanku dan akibatnya terhadap urusanku, atau (lebih baik
akibatnya di) dunia dan akhirat, maka jauhkanlah ia dariku, jauhkanlah diriku
darinya, takdirkanlah kebaikan untukku di mana pun kebaikan itu berada, dan
jadikanlah aku ridha menerimanya.”
Beliau bersabda, “Ia sebuatkan urusan yang
diminta pilihannya." (HR. Bukhari no. 1162)
Menyelami makna
Perhatikanlah redaksi doa istikharah di atas kata demi kata, niscaya kita akan menemukan makna yang begitu dalam terselip di balik keindahan untaian kata-katanya. Ibnul Qayyim sendiri secara lugas mengatakan, “Sesungguhnya doa istikharah adalah bentuk tawakkul (menyerahkan urusan) kepada Allah, tafwiidh (mempercayakan urusan) kepada-Nya, istiqsaam (meminta petunjuk dan pendapat) dengan kekuasaan-Nya, ilmu-Nya, dan pilihan-Nya yang terbaik untuk hamba-Nya. Ia adalah konsekuensi dari sikap ridha’ bahwa Dia adalah Tuhannya, dimana manisnya iman tidak akan bisa dirasakan melainkan dengan melakukan hal itu, sekalipun ridha’ dengan takdir baru bisa dirasakan setelahnya. Inilah tanda-tanda kebahagian.”[1]
Serab-serbi istikharah
1.
Tidak ada istikharah (meminta
petunjuk Allah agar dipilihkan yang terbaik dari beberapa pilihan yang
membuatnya bimbang) dalam mengerjakan perkara yang wajib atau meninggalkan hal
yang haram.[2]
2.
Shalat istikharah cukup dua
rekaat, boleh di kerjakan di siang hari atau malam hari, tapi mengerjakan di
malam hari lebih utama, khususnya di sepertiga malam terakhir, karena waktu
tersebut merupakan waktu yang mustajab untuk berdoa.
3.
Tidak ada hadits yang menyebutkan
secara khusus surat tertentu harus di baca saat shalat istikharah, sehingga
boleh membaca surat apa saja yang dianggapnya mudah dan dihafal, baik panjang
maupun pendek. [3]
4.
Doa istikharah boleh dibaca dalam
shalat, yaitu setelah tasyahud akhir sebelum salam. Namun zahir hadits di atas
menunjukkan bahwa yang utama ialah dibaca setelah salam dengan mengangkat kedua
tangannya, karena mengangkat tangan saat berdoa merupakan salah satu sebab doa
dikabulkan. [4]
5.
Yang utama doa ini harus dihafal,
namun barangsiapa tidak hafal, ia boleh membacanya dari buku atau selembar
kertas yang berisi doa tersebut, ia harus bersungguh-sungguh menghadirkan
hatinya, khusyu’, jujur dalam berdoa, dan merenungi makna-maknanya. Apabila ia
tidak hafal dan tidak ada buku atau selembar kertas yang berisi doa tersebut,
sementara ia sudah sangat membutuhkan petunjuk Allah q dalam menentukan pilihannya, maka cukup baginya shalat dua
rekaat dan berdoa semampunya meminta petunjuk-Nya. [5]
6.
Setelah istikharah, kerjakan
pilihan yang dianggapnya paling mantap dalam hati, tidak perlu menunggu
datangnya mimpi, wangsit atau yang semisalnya.
7.
Boleh beristikharah berkali-kali
untuk satu masalah.
8.
Boleh mengabungkan beberapa
masalah dengan satu istikharah, namun yang utama satu istikharah untuk satu
masalah.
Wallahu a'lam
Referensi
1.
Fiqhul Ad’iyah wal
Adzkar, Abdurrazzaq bin Abdul Muhsin al-Badr.
2.
Shahih Al-Bukhari,
Imam Bukhari, dll.
Oleh: Saed as-Saedy
Tidak ada komentar:
Posting Komentar