Indonesia, negeriku tercinta, tanah
airku yang subur dan makmur yang melimpah dengan kekayaan alamnya, yang
membentang dari sabang sampai merauke, baik yang di darat maupun yang di laut.
Ia adalah Negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia, Negara kepulauan
yang memiliki letak geografis yang sangat strategis. Tapi, kini ia sedang
berduka, ia dalam lemah dan lemas, karena akhir-akhir ini negeriku terus
ditimpa berbagai macam musibah dan bencana alam yang terus silih berganti.
Sejak bencana tsunami yang telah
menenggelamkan sebagian bumi aceh tahun 2004,
setelah itulah muncul beragam bencana alam baru yang melanda negeri ini,
seperti gempa bumi yang meluluhlantahkan Jogjakarta dan Tasikmalaya, jebolnya
tanggul bendungan situ gintung, luapan lumpur lapindo yang terus mengalir
sampai sekarang dan telah menenggelamkan beberapa desa di sidoarjo, tsunami
kedua yang telah menghancurkan indahnya kota padang, dan beberapa bencana alam
lainnya yang sekalanya lebih kecil dan luput dari pemberitaan media massa.
Baru-baru ini dan masih hangat dalam
telinga kita, telah terjadi banjir bandang yang mengubah asrinya pemandangan
kota wasior di papua menjadi lautan, muncul pula tsunami yang telah
menenggelamkan dan meratakan kota mentawai di sulawesi selatan, dan yang
terakhir meletusnya gunung merapi di Jogjakarta yang tidak diduga-duga
sebelumnya, serta terlihatnya aktivitas
gunung bromo yang terus aktif dan masuk dalam kategori status awas.
Bencana-bencana di atas telah memakan
ribuan korban jiwa, melenyapkan triliunan harta benda, dan memporak porandakan
ribuan tempat tinggal dan hancurnya kampung halaman yang tercinta. Lihatlah,
berapa banyak jiwa yang selamat namun kemudian menderita dan cacat akibat
bencana itu? Hatinya terus diliputi rasa trauma berat yang tak kunjung sirna?
Anak-anak terpisah dari keluarganya yang kemudian menjadi anak yatim dan
hidupnya terkatung-katung, putus sekolah dan masa depan pun menjadi samar ?
Memang, secara ilmu alam semua bencana
di atas dapat disimpulkan sebab-sebabnya oleh para ilmuwan, namun mereka hanya
bersandar pada sebab-sebab natural yang bersifat logis dan empiris secara hukum
alam yang ditransfer lewat penelitian dan observasi di lapangan.
Mereka tidak memahami bahwa di luar
itu ada sebab religis yang justru menjadi sumber yang paling dominan, kita
tidak menafikan adanya sebab-sebab natural yang logis yang telah digali oleh
para ilmuwan, akan tetapi Negara kita yang dikenal sebagai Negara dengan
penduduk muslim terbesar di dunia harus meyakini bersama bahwa sebab-sebab
religis itu adalah sumber pertama dan utama yang terus membuat negeri ini
berduka. Dan sebab-sebab religis itu berupa kebobrokan akhlak dan meluapnya
berbagai kemaksiatan dan perbuatan dosa di seluruh penjuru negeri ini.
Mungkin ada orang yang mengatakan
bahwa hal itu tidak logis dan tidak ada hubungannya sama sekali dengan
munculnya beragam bencana-bencana di atas. Sungguh, ini adalah pengelabuhan dan
pengalihan yang tidak ilmiah. Ketahuilah, sesungguhnya relevansi antara sebab-sebab
religis dengan muncul beragam bencana alam memiliki ikatan yang lebih erat
dibandingkan dengan ikatan antara sebab-sebab natural yang bersifat logis
maupun empiris dengan munculnya beragam bencana alam di negeri ini.
Masalah di atas telah dipertegas oleh
Alloh dalam nash al Qur’an secara jelas dan gamblang.
Sebagaiman Firman Allah ;
ظهر الفساد في البر
والبحر بما كسبت أيدي الناس ليذيقهم بعض الذي عملوا لعلهم يرجعون
[ Telah nampak kerusakan di darat dan
di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia ] [ QS. Ar Rum ; 41 ]
Allah juga berfirman ;
ولو أن أهل القرى آمنوا واتقوا
لفتحنا عليهم بركات من السماء والأرض ولكن كذبوا فأخذناهم بما كانوا يكسبون
[ Dan sekiranya penduduk negeri
beriman dan bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari
langit dan bumi, tetapi ternyata mereka mendustakan ( ayat-ayat Kami ), maka
Kami siksa mereka sesuai apa yang telah mereka kerjakan ] [ QS. Al A’raf ; 96
]
Renungkanlah dengan seksama! Berapa
banyak kemaksiatan telah menjamur di negeri ini, baik yang dilakukan dengan
terang-terngan maupun yang sembunyi-sembunyi. Di antara mereka ada yang dengan
tidak malu-malu mempertontonkan kemaksiatan yang dilakukannya di hadapan
kalayak ramai, bahkan merasa puas dan bangga.
Ada juga kemaksiatan yang mendapat
payung hukum dan legitimasi maupun perlindungan dari pemerintah, dan itu tidak
sedikit jumlahnya, baik itu pemerintah pusat maupun daerah, bahkan sampai pada
setingkat desa pun. Jadi, kemaksiatan itu begitu merata dan sebagian sangat
terorganisir dengan baik, ia telah menyebar ke semua kalangan, baik mereka yang
duduk dalam birokrasi maupun kalangan yang dianggap sebagai rakyat biasa.
Kemaksiatan juga telah menembus setiap
lorong-lorong kehidupan, mulai dari bidang hukum, politik, ekonomi, sosial,
budaya, pendidikan, dan pergaulan dalam bermasyarakat. Ketidakadilan,
kedzoliman, penindasan, permusuhan terus muncul di mana-mana. Korupsi dianggap
sebagai hal yang biasa dan sampingan yang menjanjikan, yang dilakukan secara
rapi, terencana dan kolektif.
Beragam ritual-ritual kesyirikan juga
telah menjadi pemandangan yang mengasyikan dan sumber income yang menggiurkan.
Pekerjaan dan kesibukan berbisnis serta meeting bersama para relasi seolah-olah
menjadi alasan yang sah untuk meninggalkan sholat,puasa, dan
kewajiban-kewajiban yang lainnya.
Para wanita dan anak-anaknya yang
perempuan telah tersihir dan mengadopsi budaya-budaya barat yang bobrok dan
bertentangan dengan nilai-nilai islam. Baik dalam segi berbusana yang dengan
beraninya mempertontonkan aurat di mata umum, atau dalam hal pergaulan dengan
orang lain, sikap hidup yang hedonis dan konsumtif, perilaku dan akhlak yang
tidak islami, dan pemikiran-pemikiran yang menyimpang dari rel-rel islam.
Demikianlah, kemaksiatan begitu banyak
dan menjamur di negeri kita, yang tidak mungkin di gambarkan semua dalam
tulisan ini. Meninggalkan dan Meminimalisir kemaksiatan yang ada secara
bertahap adalah jalan terbaik untuk mengurangi jumlah musibah dan bencana yang
menimpa negeri ini.
Yang akhirnya akan sirnalah
kemaksiatan itu dan jadilah negeri ini makmur dan penuh berkah sebagaimana yang
telah dijanjikan oleh Alloh. Benar, hanya keimanan dan ketakwaanlah yang akan
membuat damai, tentram dan sejahtera suatu negeri. Oleh karena itu, segeralah
tempuh jalan ini, jangan ditunda-tunda, niscaya negeri ini menjadi negeri yang
makmur penuh keberkahan akan menjadi nyata.
Wallohu a’lam bishowab