Pengorbanan,
kesabaran dan ketabahan
Menghiasi
setiap ranah kehidupanmu
Semua
itu
Adalah
mutiara, yakut, permata dan marjan
Ibu…
Kurasakan betapa beningnya qalbumu
Sebening embun pagi di atas dedaunan
Selembut mutiara dalam mutiara kemilau
Ibu…
Ku gemetar merasakan aliran peluhmu
Saksi pengorbanan jiwa yang suci
Dalam
penantian panjang si buah hati
Kau
terus berjuang dan berjuang tak kujung henti
Dalam
lembaran-lembaran kegentingan
Antara
hidup dan mati
Ibu….
Sungguh
tekadmu menjulang tinggi
Kepasrahan
kepada Sang Ilahi
Turut
memperkokoh tekadmu
Sakit
bak himalaya luluh sirna
Saat
melihat si buah hati telah tiba
Senyum
manis kasih sayangmu
Menebar
semerbak surga
Ibu….
Kini
si buah hati telah mekar
Tinggal
jauh dari pangkuanmu
Aku
tahu kau senantiasa mengingatku
Dalam
iring-iringan isak tangis
Dan
berbisik, Anakku-anakku ini ibumu
Waktu
dan tempat memisahkanmu dariku
Kadang
aku ingat kepadamu
Dan
kadang aku terlena
Inilah
aku wahai ibu
Si
buah hati yang terlena
Tapi
aku senantiasa bersamamu dalam munajat cinta
Saat
bersimpuh di hadapan Sang Ilahi Yang Maha Tinggi
Wahai
ibu,
Maafkanlah
aku
Aku
hanya bisa merangkai mutiara-mutiara kata
Dalam
doa dan munajat cinta
Wahai
Rabbku, ampunilah dosa-dosanya
Semua
kesalahan yang mengotori jiwa sucinya
Balaslah
semua tinta emas kesabaran dan ketabahannya
Kokohnya
pengorbanan dan beningnya keikhlasan
Yang
telah ia tuliskan dalam setiap lembaran kehidupan
Yang
akan menjadi saksi di hari pembalasan
Jatipadang,
3 januari 2010